ROBERT PANTAU, DIAPIT AGUNG QPIT DAN TOBIL NANANG KUSUMA

ROBERT PANTAU PEDULI COVID-19, #2

Dari 1.187 Peserta, Terkumpul Donasi Rp 100.050.000

Panitia Robert Pantau Peduli Covid-19 berhasil mengumpulkan donasi yang cukup besar, yaitu 100.050.000 rupiah (seratus juta lima puluh ribu rupiah). Jumlah ini adalah akumulasi dari total 1.187 tiket dari harga mulai 30 ribu, 50 ribu, 100 ribu, dan 150 ribu rupiah.

Demikian dilaporkan oleh Agung Qpit selaku penyelenggara lomba dari BnR Magelang. “Sesuai dengan amanah dari Robert Pantau selaku pemilik event ini, jumlah total hasil penjualan tiket itu sepenuhnya akan didonasikan sebagai sumbangan bagi mereka yang terdampak covid. Dalam beberapa hari ke depan, akan kita buat laporannya ke mana dan dalam bentuk apa sumbangan itu kita salurkan,” jelas Agung.

 

 

 

Atas nama panitia penyelenggara, Agung mengucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan hingga event ini secara umum bisa dikatakan sukses.

“Tentu saja, sebagai manusia biasa kami sudah berusaha melakukan yang terbaik. Namun harus diakui masih ada kekurangan di sana sini, untuk itu ijinkan pula kami mohon maaf.”

 

SEMUA SESI NYARIS FULL PESERTA

 

Lomba yang rencananya digelar mulai jam 09.00, baru bisa dimulai jam 10.00 karena beberapa kendala teknis. Pun secara keseluruhan lomba baru bisa selesai sekitar pukul 18.30. “Ada sejumlah dinamika di lapangan yang menjadikan lomba sudah mundur sejak awal, lalu di dalam perjalannya juga masih terdapat beberapa hambatan sehingga secara keseluruhan dari 24 sesi yang kita mainkan, baru  rampung jam 18.30 WIB.”

Mundurnya waktu permulaan lomba hinga saat berakhirnya lomba, dianggap masih cukup wajar. Setidaknya, tidak sampai berlarut-larut hingga malam sekali.

 

Hari ini belum pakai TWISTER? Segera merapat di kios-kios / agen terdekat, bila belum ada mintalah untuk menyediakan, biar Anda dan para kicau mania lainnya lebih mudah mendapatkannya. Coba dan buktikan kualitasnya, dan berikan respon melalui hotline 08112663908.

 

Secara penilaian pun, sesungguhnya cukup bagus. Dari awal sampai akhir, tidak ada komplain yang serius. “Namun memang masih ada beberapa keluhan dari teman-teman yang merasa burungnya kurang terpantau maksimal. Ini pun kita akui dan kami juga minta maaf atas kekurangnyamanan ini. Bagaimana pun, juri itu juga manusia yang tak bisa lepas dari kekurangan.”

Robert Pantau juga mengaku puas dengan gelaran yang meriah dan cukup menggebrak serta menggairahkan lagi dunia hobi burung yang sempat tiarap cukup lama karena pandemi. “Saya senang dan puas karena di kota Magelang ini para kicaumania kembali membuka harapan agar kondisinya bisa pulih seperti semula, ramai lagi, kehidupan ekonomi para kicaumania juga kembali pulih.”\

 

 

Sebenarnya, Robert juga berharap bila lomba semacam ini bisa menggairahkan sektor lainnya, seperti pariwisata di kota Magelang dan sekitarnya. Karena kan banyak juga yang datang dari luar kota, sebenarnya punya potensi agar masa tinggalnya lebih lama dengan menginap dan mengunjungi destinasi wisata di Magelang dan sekitarnya.

“Ke depan kalau bisa kita siapkan dan rencanakan dengan lebih baik, bisa kita sinergikan misalnya dengan dinas Pariwisata, agar potensi ekonominya bisa lebih tergali dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat di kota Magelang dan sekitarnhya,” imbuh Robert.

 

 

Keinginan untuk bisa berperan dalam menggairahkan dunia hobi burung berkicau, antara lain ditunjukkan dengan melakukan take over terhadap dua burung. Satu bahan burung murai batu yang memiliki ekor cukup panjang dari hasil ternak Mr. King, dan memberli jagoan yang sudah cukup matang dari Deki Sutriyo. Keduanya juga bermahar cukup fantastis.

“Semoga take over ini punya efek karambol yang kuat, sehingga dunia hobi burung berkicau terlecut dan bergairah lagi. Pada kesempatan berikutnya, saya juga ingin terus berbelanja jago-jago dari beragam jenis burung. Salah satu tujuannya, selain memperkuat amunisi, juga untuk berbagai kebahagiaan dengan para kicaumania.”

 

Yang di desa, di kota. Yang ikut lomba atau sekadar didengar suaranya di rumah. Dari generasi ke generasi sudah memakai TOPSONG.

 

Setelah suksesnya gelaran pertama ini, Robert juga intin melanjutkan menggelar lomba dalam rangka mengumpulkan donasi semacam Peduli Covid-19 ini. “Tahun depan, kita gelar lagi lomba yang hasilnya sepenuhnya buat disumbangkan. Lokasi atau kota rencananya pindah-pindah. Tahun depan mungkin kita balik ke Jogja dulu.” [maltimbus]

 

Apapun problem "bunyi" pada burung Anda, dari mulai MACET sampai hanya mau tampil angot-angotan, berikan MONCER-1, tunggu beberapa hari, langsung JOSS.

 

KATA KUNCI: robert pantau robert pantau peduli covid-19 bnr magelang agung qpit tobil nanang kusuma

MINGGU INI

AGENDA TERDEKAT

Developed by JogjaCamp