ROAD TO SOLO FAIR FACTOR

ROAD TO SOLO FAIR FACTOR

Terlahir Kembali, Dimulai dari Tiket Terjangkau, Kualitas Tetap Dikedepankan

Solo Fair Factor (SFF) baru digelar dua kali, tapi gaungnya luar biasa. Seluruh Indonesia langsung tercuri perhatiannya. Bisa dibilang, di sinilah penjurian yang benar-benar terbuka diterapkan. Lepas dari pro dan kontranya, ini memang membutuhkan keberanian yang luar biasa.

Pada SFF pertama (24/4/2022), 4 orang juri yang menilai secara blok dorong, tanpa koordinasi, tanpa korlap, langsung menuliskan ajuan A dan B di papan kecil, tanpa saling melihat. Benar-benar dipilih dan diputuskan secara mandiri. Setelah keempat juri selesai menulis, kemudian papan diperlihatkan kepada semua yang ada di lapangan.

 

RIMBA DAN DE MARDI DI SFF 1

 

Berikutnya, juri langsung menusuk bendera koncer sesuai dengan ajuan yang sudah ditulis. “Secara konsep, ini sebenarnya bagus. Tetapi memang ada sisi lemah, ketika kemampuan dan pemahaman masing-masing juri belum mendekati sama. Pilihan bisa saling terpisah. Kan waktu itu kami belum punya juri tetap, masih mengawali, jadi juri panggilan dari beberapa daerah. Itulah kritik yang kemudian banyak masuk ke kami,” ujar Rimba, salah satu pendiri SFF.

Pada SFF kedua (14/8/2022) ada pengembangan dari sisi penilaian. Ajuan juri ditambah jadi tiga, langsung menuliskan A, B, dan C pada papan kecil. Setelah papan ditunjukkan kepada semua peserta dan penonton, kemudian dipindahkan ke papan besar / rekap. Hanya dua ajuan tertinggi yang yang masuk nominasi dan berhak mendapatkan koncer.

 

Burung yang sebelumnya bunyi tiba-tiba MACET dan memBISU? Berikan MONCER-1 selama beberapa hari, lihat perbedaannya dalam 5-7 hari, dijamin langsung JOSS kembali.

 

Bila salah satu atau semua ajuan juri tidak masuk nominasi, juri tetap menusuk koncer. Misalnya, A masuk B tidak masuk, ajuan A tetap sesuai yang ia tulis, koncer B ditancapkan ke nomor lain yang masuk nominasi. Ajuan A tidak masuk, ajuan B masuk nominasi, maka koncer A ditusuk ke ajuan B, koncer B memilih nomor lain yang masuk nominasi. Bila A dan B tidak masuk nominasi, juri masih tetap menusuk, memilih dua burung yang masuk nominasi. Ajuan sendiri ditinggal karena gagal masuk nominasi.

“Pada SFF kedua ada proses rekap, itu untuk filter atau menghindari ada bendera koncer sendirian. Sebab ajuan sendiri otomatis kita coret, peluang masuk kejuaraan (peringkat 4-5) kecil sekali meskipun tetap ada, masih ada ada kemungkinan (kecil) masuk tos-tosan bila diambil 1-5. Pada sistem ini memang ada yang lumayan ribet dipahami, pada bagian juri yang ajuannya tidak masuk nominasi, masih tetap nusuk. Waktu berpikirnya kan juga harus cepat. Inilah yang hendak kita perbaiki pada Road to SFF yang akan digelar 23 Juli besok,” imbuh Rimba.

 

 

Perbaikan yang dimaksud Rimba, juri yang ajuannya tidak masuk nominasi, maka bendera koncernya akan ditinggal, ia tidak akan menusuk ajuan yang tidak masuk nominasi atau dua grade teratas. “Misalnya A tidak masuk nominasi, B masuk, ya dia hanya nusuk B saja. A masuk B tidak masuk, hanya nusuk A. Keduanya tidak masuk, berarti dia tidak nusuk satu pun, dua benderanya ditinggal. Model ini yang banyak diberlakukan, termasuk SMM. Konsekuensinya, memang ada peluang burung yang dapat koncer sendirian, entah A atau B.”

Tentu bila ada juri yang ajuan koncer A atau B sampai tidak masuk grade teratas atau nominasi, apalagi kalau sampai dua ajuan A dan B-nya hilang semua, ya perlu dilakukan evaluasi dan pembinaan.

 

 

Meskipun konsep penilaiannya ada perubahan, Rimba memastikan akan tetap berupaya mencari dan menseleksi team juri yang solid. “Secara kemampuan teknis memadai, kemudian pemahaman satu juri dengan yang lain juga terus diupayakan bisa mendekati sama, tak boleh ketinggalan juga soal kejujuran atau integritas. Arahnya, kami memang ingin membuat team juri tetap, biar makin ke depan bisa semakin meningkat kemampuan sekaligus juga pemahaman bisa semakin mendekati sama. Jadi salah satu tujuan menggelar Road To, memang untuk membidik SDM pengadil yang benar-benar handal.”

Mengapa sejak terakhir digelar, 14 Agustus 2022 yang lalu, baru akan kembali digelar lagi, itu pun baru Road to? “Mempertimbangkan jadwal yang begitu padat. Kita memulai dari yang skala kecil dulu, Road to, sekaligus untuk menyiapkan SDM terutama bidang penjurian yang benar-benar mumpuni. Setelah merasa mantap, baru kita bersiap menggelar event Solo Fair Factor yang sesungguhnya. Kapan waktunya, Insya Allah tidak akan terlalu lama, nanti kita umumkan kemudian.”

 

Hati-hati, makin gencar beredar produk PALSU! Pastikan anda mendapatkan produk SUPER-N asli. Jangan ragu memastikan kepada kios/toko, minta ditunjukkan kardus yang ASLI adalah seperti di bawah ini. Perhatikan juga warna, bentuk, dan ciri BOTOL SUPER-N yang asli.

 

Road to Solo Fair Factor akan digelar rutin setengah bulan sekali, atau dua pekan sekali. Lokasi akan berputar/random di seputar Solo Raya. “Properti lomba termasuk terkait penjurian, akan dibuat simpel sehingga mudah dipahami baik oleh team juri dan terutama para peserta. Supaya peserta benar-benar paham dengan sistem penjuriannya. Misalnya, mengapa ajuan 4 bisa kalah dengan ajuan 3. Ini kan pertanyaan yang masih sering berulang di berbagai lomba. Insya Allah sistem kami bisa membuat mereka jadi paham.”

Road to Solo Fair Factor, awalnya hanya akan membuka kelas atau jenis burung murai batu, cucak hijau, kacer dan cendet. Ketika stoppress mulai dirilis, banyak pemilik burung jenis lain ingin ikut disertakan. “Maka kemudian kita tambah ada anis merah, kenari, dan konin.”

Di luar gelaran lomba, SFF juga akan mngeluarkan produk terkait hobi burung, seperti sangkar untuk semua jenis burung, kerodong, baju atau jearsy, dan lainnya. Untuk event Road To yang pertama, sesuai skala lombanya, kemasan juga dibuat sederhana, masih terjangkau untuk semua kalangan, utamanya akar rumput. “Kami ingin membuat lomba berkualitas, tapi tetap bisa dinikmati oleh akar rumput.”

 

BARU... TOPSONG PREMIUM, mengandung enzim alami serangga, burung lebih gacor, daya tahan lebih tinggi. Tersedia TOPSONG PREMIUM ANIS MERAHMURAI BATUHWAMEY (PREMIUM GOLD), LARK / BRANJANGANMINI PELETBEO.

Segera dapatkan di kios langganan Anda, buktikan perbedaannya.

 

BROSUR ROAD TO SOLO FAIR FACTOR:

 

KATA KUNCI: road to solo fair factor

MINGGU INI

AGENDA TERDEKAT

Developed by JogjaCamp