MANTUK PERAWAT PAIDI. JUARA DI SOROWAJAN DAN SINGOSAREN

RAMADHAN CERIA, #4

Cucak Hijau Paidi, Baru Datang dari Ndeso, Menang Lintas EO

Salah satu juara di Ramadhan ceria adalah cucak hijau bernama Paidi. Nama yang terasa aneh, belum familiar. Setelah ditelusuri, ternyata memang masih baru, dikirim dari tempat yang disebutnya ndeso.

Paidi digantang oleh Ndao, kicaumania lawas yang juga dikenal sebagai pemain kebanyakan. Koleksi jagonya sesungguhnya tak hanya cucak hijau saja. Ia juga merawat murai batu, anis merah, bahkan juga hwamey yang belakangan ini mulai meriah lagi.

“Lihat yang siap, itu yang saya turunkan. Kalau misal dihitung dan bandingkan semua lomba yang saya ikuti, sebenarnya lebih sering kalah ketimbang menang. Baru dalam beberapa event di pekan-pekan ini saja merasakan menang karena ada cucak hijau Paidi,” ujarnya kepada burungnews yang menelusuri hingga tempat tinggalnya di kawasan jalan Glagahsari.

 

 

 

Menurut Ndao, Paidi burung baru. “Asalnya dari Magelang, Magelang-nya juga jauh di dalam, ndeso pokoknya. Kebetulan ada saudara di sana, cerita ada burung katanya bagus terus dikirim ke sini. Ternyata memang lumayan. Untuk mainan di event-event lokal ya masih bisa bersaing lah,” imbuhnya dengan nada merendah.

Sejak awal, Paidi sudah punya isian jalak suren dan prenjak betina. Volumenya dapat. Kalau main sambil ngentrok jambul, duduk satu titik. Kalau di rumah sehari-hari ditaruh di kandang kotak yang besar, ukuran sekitar 70 x 70 centimeter.

Setelah burung datang, tak lama kemudian coba diturunkan di event Pesta Cendet Mania – Anniversary BRD Team - Sorowajan. Ternyata langsung juara 1. Terakhir kemarin di Singosaren ikut Ramadhan Ceria, bisa menang di kelas terakhir, cucak hijau Favorit.  Yang pertama dinilai oleh team juri independen, baru terakhir juri PBI.

 

CH PAIDI. LAGU JALAK SUREN DAN PRENJAK BETINA

 

“Senang sekali karena di kelas Favorit baru mau tampil maksimal hingga akhirnya bisa juara lagi. Dari dulu selama belasan tahun ikut lomba, ya begitu. Hanya datang, beli tiket, lalu gantang, terus pantau dari luar. Saya benar-benar tidak pernah titip-titip, atau misalnya gantangnya ditelat-telatin biar terlihat juri. Ya buat apa, memang siapa saya, ndak ada pengaruhnya juga. Apa adanyanya saja. Kalah selalu legowo, menang  disyukuri. Lebih nyaman, tidak digunjingkan teman-teman.”

Sugeng, kicaumania asal Gunung Kidul yang sama-sama menurunkan cucak hijau, juga mengapresiasi penampilan Paidi. “Memang bagus, layak juara. Saya harus ngakui dan bisa menerima berada di belakangnya.” Tembak Dalam, jago milik Sugeng, berada di urutan ke-2 setelah Paidi.

 

Gunakan selalu PRODUK yang ASLI, terjamin KUALITAS dan KHASIATnya.

 

Pendapat senada disampaikan oleh Rudy Jago, kicau mania asal Solo. New Raja Getar meraih posisi ke-3 di kelas ini. “Saya melihat penilaian cukup bagus, khususnya di kelas cucak hijau, paling tidak untuk urutan 3 besarnya. Memang secara kami sebagai peserta masih ada sejumlah titik lemah, tapi itu masih dalam batas wajar, secara umum sudah banyak kemajuan.”

Beberapa tahun terakhir ini Ndao memang tidak sesering dulu nggantang burung. “Sebenarnya burung ada terus, tidak pernah putus. Hanya lombanya memang lebih yang dekat-dekat saja, terjangkau kalau digendong naik motor. Beda dengan dulu memang sering ikut lomba luar kota, karena waktu itu kan sering ada tumpangan bareng rombongan ABC Team. Selama ini kalau nurunin burung juga tidak pilih-pilih EO.”

 

Resep yang selama bertahun-tahun dirahasiakan, akhirnya dibuka dan bisa dirasakan khasiatnya oleh semua kicaumania. Siimak video-nya dengan KLIK gambar di bawah ini.

 

Ramadhan Ceria adalah event gelaran PBI Sleman, yang dirancang fairplay sejak awal. Hal ini benar-benar ditekankan oleh Ir. H. Agus Gamping selaku Penasehat bersama Drg. Agung, Totok Gudeg, Budiharjo. Bertindak sebagai Ketua adalah Arif Aster BF, Wakil Ketua Aditya, anggota Nur Gendut, Ronny Stiga, Gendon, dan Inu.

Penilaian mengandalkan para juri muda yang dinahkodai oleh Damar Aji Pramudya. “Ada keceriaan sepanjang hari di ruang juri, karena hanya diberi satu tugas utama, menilai secara apa adanya. Jadi tidak ada beban, lepas, kami tidak merasa punya semacam hutang budi pada siapa pun,” terang Damar.

 


 

Meski begitu, di akhir lomba H. Agus Gamping tetap meminta maaf kepada semua kicaumania bilamana masih ada kekurangan, termasuk dalam hal penilaian. “Karena kami manusia biasa, mungkin masih ada salah. Namun Kami berani jamin dan pastikan bilamana ada kesalahan bukanlah karena faktor kesengajaan. Sejak awal kami panitia dan team juri yang bertugas sudah sepakat bila di even ini benar-benar ingin fairplay, semua panitia juga tidak menurunkan burung. Sekali lagi kalau masih ada yang kurang memuaskan, kami mohon maaf. Kami tetap komit untuk terus berproses menjadi lebih baik dan lebih baik lagi.”

 


 

 

 

 

KATA KUNCI: ramadhan ceria ndao cucak hijau paidi ir. h. agus gamping

MINGGU INI

AGENDA TERDEKAT

Developed by JogjaCamp