PANITIA DAN TEAM JURI AVEST - PIALA WALIKOTA YOGYAKARTA (31/8)

PIALA WALIKOTA YOGYAKARTA + DATA JUARA

Alasan Menggandeng Avest Purbalingga, dan Penyebab Peserta Luar Kota Banyak yang Batal

Yogyakarta bermukin begitu banyak kicaumania, juga bejibun sumber daya yang sigap dan berpengalaman mengurus event dari kecil hingga kolosal. Mengapa Piala Walikota Yogyakarta (31/8), menggandeng Avest, sebuah EO yang mengelola gantangan di pelosok kota kecil Purbalingga?

Kicaumania Yogyakarta, mulai mengenal Avest, belum begitu lama, yaitu ketika menggelar Road Show Avest Feat JPN di Garasi Arena (27/4). Event ini memang menawarkan sesuatu yang berbeda.

Semua kelas 24-G, tapi menggunakan juri 6, berbeda dengan EO lain yang cukup dengan 4 juri. Satu juri akan memantau 4 burung di tiap blok, bukan 6 burung bila juri 4 orang. Bila peserta lebih banyak seperti di Piala Walikota yang kelas regulernya 60-G, menggunakan 8 juri, Eo lainnya hanya 6 orang.

Di atas kertas, penjurian akan lebih teliti. Di sisi lain, hanya burung yang secara penampilan berdurasi nyaris penuh, yang bisa diajukan atau dapat nilai mentok oleh mayoritas juri dan berpeluang masuk nominasi.

 

AVEST MENERAPKAN AJUAN TERBUKA

 

Avest juga memperkenalkan muhalil, yakni undian satu peserta akan mendapatkan cash back atau pengembalian uang tiket. Sesuatu yang di seputaran Yogyakarta ketika itu masih baru.

Penawaran menarik lainnya, pada brosur event Avest selalu mencantumkan “berapa pun peserta, hadiah juara 1 keluar”.  Avest menggunakan nilai tetap atau konstanta, yang dalam brosur dituliskan sebagai “Total Hadiah”, yang penerapannya dikalikan dengan persentase sesuai peringkat kejuaraan.

Kehadiran team juri yang “antah berantah”, belum dikenal oleh sebagian besar kicaumania di Jogja, menjadikan nilai lebih lain, sebab diharapkan para juri akan bekerja lepas, tidak terbebani karena mungkin hapal, mengetahui, dan mengenali pemilik burung. Dengan kata lain, bisa lebih objektif dan fair play.

Peserta yang menggunakan sangkar Avest, akan mendapatkan diskon 5% dari harga tiket. Bila masuk kejuaraan 1-2-3, akan dapat tambahan bonus 20% lagi dari harga tiket. Ketentuan ini berlaku selamanya, artinya bila rajin datang ke event Avest di mana pun dan kapan pun, apalagi bila sering juara, uang beli sangkar Avest berpeluang “kembali” utuh.

 

Hati-hati, makin gencar beredar produk PALSU! Pastikan anda mendapatkan produk SUPER-N asli. Jangan ragu memastikan kepada kios/toko, minta ditunjukkan kardus yang ASLI adalah seperti di bawah ini. Perhatikan juga warna, bentuk, dan ciri BOTOL SUPER-N yang asli.

 

Secara penyelenggaraan, harus diakui event Road Shos Avst Feat JPN cukup sukses dan meninggalkan citra yang baik. Kesan-kesan dari para peserta secara umum positip.

Nama Avest memang sempat ramai dan cenderung “disudutkan”, ketika menggelar event kolaborasi dengan RI di Brebes (11/5/25). Ketika itu, jurinya campuran atau gabungan dengan RI. Dengan kontroversi yang begitu menyita perhatian di jagad mesia sosial, sebagian kicaumania memprediksi bila Avest akan “habis” sesudahnya.

Ternyata, masih tetap exist. Event-event di home base-nya, Bobotsari Purbalingga, masih tetap ramai dan penuh-penuh. Pada gelaran-gelaran yang agak besar, kicaumania luar kota juga banyak hadir, seperti dari Pemalang, Banjarnegara, Purwokerto, Kebumen.

Kesan-kesan di atas, rupanya membuat pemegang hak event Piala Walikota, Mr. Heru dan Mr. Dheko, tertarik dan mantap menggandeng Avest dalam event prestis Piala Walikota Yogyakarta, Minggu 31 Agustus 2025 di Embung Giwangan.

 

SESI-SESI AKHIR MURAI BATU MAKIN MERIAH

 

Gelaran sudah berlangsung pekan lalu. Secara peserta tidak begitu meriah, banyak kelas yang bolong-bolong. Salah satu sebabnya, di Jogja sendiri pada hari yang sama, banyak sekali gantangan / EO yang naik menggelar event.

“Sayang sekali, event yang sebenarnya prestis, venue baru dan cukup asyik, tapi pesertanya kurang mereiah. Saya tidak tahu persisnya, tapi mungkin pihak yang dapat hak menggelar event ini kurang menggalang koordinasi dan loby dukungan pada EO atau Gantangan di Jogja yang kita tahu jumlahnya memang banyak,” ujar Indra PKJ, salah satu peserta yang menurunkan kenari.

Alasan lain diungkapkan Avip, komandan Avest Bird Arena. “Hari Sabtu atau H-1, banyak peserta luar kota memberitahu batal datang karena kawatir terkait isu keamanan. Kicaumania sendiri sebagian tidak masalah, tapi digondeli keluarga sehingga memilih libur lomba dulu.”

Ada pun secara penyelenggaraan dan penjurian, banyak peserta yang memberikan pujian dan apresiasi. “Hadiahnya bagus banget meski pada kelas yang peserta bisa dihitung dengan jari. Penjurian dari sesi awal sampai berakhir juga cukup objektif dan stabil. EO sepertinya mestinya harus sering-sering dihadirkan ke Jogja, tentu harus dibarengi dengan sosialisasi yang cukup,” ujar Diara Pegadaian yang bergabung dengan komunitas Ijo Holic.

Sementara itu, Indra PKJ kendati mengakui secara penjurian bagus dan objektif kendati burungnya hanya masuk peringkat 3, memberikan beberapa masukan. “Selain koordinasi, sosialisasi, dan loby dukungan, secara kemasan menurut saya cukup membingungkan. Harus membaca detil aturan kemasan dan hadiah dengan sangat teliti supaya bisa paham, cukup ribet dan berbelit. Terkesan jor-joran hadiahnya untuk yang juara 1, peringkat berikutnya menurun jauh pada kondisi peserta kurang ramai.”

Gelaran berikutnya yang penting diketahui, Road To Anniiversary Dirgantara di Solo High Class Stadium bersama team juri SMR  dan SHC (14/9), Piala Raja ke-25 di Taman Candi Prambanan (21/9), hingga Queen Feat Andri Bolang di Rocket Arena (28/9).

 

KATA KUNCI: piala walikota yogyakarta embung giwangan avest purbalingga avip avest

MINGGU INI

AGENDA TERDEKAT

Developed by JogjaCamp