H. DIAN TASIKMALAYA. JUARA 1 KELAS PRAMESWARI TANPA TERIMA TROPI MAHKOTA

PIALA RAJA KE-25, #4

Ada yang Juara Tapi Tidak Terima Hadiah (Mahkota), Mengapa Bisa Terjadi?

Juara tapi tidak mendapatkan hadiah sebagaimana mestinya? Begitulah narasi yang beredar luas di media sosial. Postingan terkait yang sebagian langsung menyudutkan / menyalahkan panitia / PBI pun segera manjadi bahan obrolan, dikomentari para warganet.

Burungnews pun mencoba menelusuri, kronolagi sejak awal mengapa bisa terjadi masalah seperti ini. Kronologi disusun setelah mewawancarai semua pihak, pemilik burung yang merasa menjadi korban, mereka yang di posisi tengah seperti kru dan oknum yang memberikan / menjual tiket, hingga panitia yang bagaimana pun akhirnya dikait-kaitkan.

Kami berusaha menyusuh se-objektif mungkin, tidak memihak atau sebaliknya menyudutkan salah satu di antara mereka. Pembaca dengan bijaksana bisa ikut menilainya sendiri.

Seusai event Piala Raja, terdapat sejumlah postingan yang cukup menyedot perhatian. Postingan itu berupa keluhan sejumlah peserta yang meraih juara 1 di lapangan, namun tidak mendapat hadiah sesuai seperti tercantum di brosur.

 

BELUM KEBAGIAN CENDERAMATA KAOS EKSLUSIF PIALA RAJA? MASIH TERSEDIA SEDIKIT STOK, SEGERA HUB. 0852.5863.4229.

 

Postingan dimaksud, antara lain dari akun Mantili, Iyan Barca, dan beberapa lain. Isinya mempertanyakan juara di kelas Murai Batu Prameswari A 2.250. Salah satu peserta yang berada di nomor gantangan 38, murai batu Bima milik H. Dian dari Tasikmalaya, meraih juara 1 dengan 4 koncer merah A.

Namun yang bersangkutan kemudian kesulitan mengurus hadiah, dan pada akhirnya tropi Mahkota Raja yang bila segalanya sesuatunya berjalan baik menjadi haknya, tidak didapatkan.

 

Bagaimana kejadiannya? Berikut kronologisnya:

1. Salah satu kru H. Dian, sebut namanya A, ketika sedang menyaksikan kelas Kacer di lapang C (sesi 1), ditawari tiket cancel Murai Batu Prameswari A oleh temannya, sebut namanya B. Kelas ini main lebih awal, sesi 4 lapang B.

2. Setelah menghubungi H. Dian setuju, kemudian mereka bertiga bertemu. H. Dian kemudian membayar kepada B dengan harga diskon, yaitu 1 juta rupiah (harga brosur 2.250K).

 

Hati-hati, makin gencar beredar produk PALSU! Pastikan anda mendapatkan produk SUPER-N asli. Jangan ragu memastikan kepada kios/toko, minta ditunjukkan kardus yang ASLI adalah seperti di bawah ini. Perhatikan juga warna, bentuk, dan ciri BOTOL SUPER-N yang asli.

 

3. A menyadari bila tiket yang didapat dari B, sudah disobek tinggal separuh, hanya memegang bagian yang harus ditunjukkan kepada petugas supaya bisa masuk arena, kemudian diserahkan kepada panitia / dimasukkan gelas di bawah gantangan.

4. A sempat bertanya soal tiket yang separuhnya kepada B, dijawab tenang saja, ada pada temannya. A memilih percaya kepada B karena dia adalah teman yang kenal cukup lama, dan jeda waktu menuju jadwal gantang juga sudah mepet.

5. Kelas Prameswari A berisi 23 burung, 1 burung ditolak masuk karena tidak membawa / menunjukkan tiket (tiketnya terbawa oleh rekannya yang sudah masuk lebih dulu, tidak ada waktu lagi untuk memanggil hingga pintu ditutup dan lomba dimulai). Penilaian berjalan, ternyata 18 burung terkena diskualifikasi karena menggunakan sangkar yang tidak sesuai spek Piala Raja, sehingga yang dinilai oleh juri tinggal 5 burung.

6. Burung milik H. Dian yang berada di gantangan 38, mendapatkan 4 koncer A, mutlak juara 1.

7. Ketika berusaha mengurus hadiah, barulah menyadari ada masalah. H. Dian bersama krunya A, tidak memiliki lembar tiket untuk mengurus hadiah, klaim dengan menunjukkan foto 4 koncer A, ditolak oleh panitia bagian hadiah.

 

ILUSTRASI. PERTARUNGAN MURAI BATU DI PIALA RAJA 2025

 

8. Melihat ada sedikit kegaduhan pihak panitia level di atasnya mendekat untuk mencari tahu masalahnya. Setelah tahu itu di kelas Prameswari A, panitia pun mempertemukan para pihak untuk berembug, H. Dian dan A dari sisi peserta, dengan koordinatornya kelas Prameswari A, saudara C mewakili sisi yang memborong tiket.

9. Pihak H. Dian baru mendapatkan penjelasan dari C, bila kelas Prameswari A adalah tiket Borongan. Potongan / sobekan separuh tiket untuk masuk lapangan dan kemudian diserahkan ke panitia, statusnya itu dibagikan secara GRATIS kepada teman-temannya. Ada pun tiket untuk peserta yang nantinya untuk mengurus hadiah, semuaya dipegang oleh C. Sekali lagi, C menegaskan bila tiket itu dibagikan gratis dan tidak boleh dijual belikan lagi.

10. Syarat dan ketentuan kepada para penerima tiket gratis itu juga sudah diberitahukan kepada para penerima, dan C memastikan semua paham dengan aturan mainnya. Mereka itu diberi uang transport dan uang rokok. Bila di lapangan masuk kejuaraan, akan ditambah kompensasi, tetapi apa pun tidak bisa mengklaim juara berserta hadiahnya baik tropi, piagam, maupun uang pembinaan. Tiket itu juga tidak bisa diberikan apalagi dijual lagi kepada pihak luar.

11. Mengapa bisa jatuh ke pihak luar, C pun menanyakan kepada A, dari siapa bisa mendapatkan tiket yang hanya separuh lembar dan seharusnya tidak bisa keluar. Sebelum menyadari bila ia sedang berbicara dengan C, A sempat menjawab beli dari C. C tentu saja kaget, karena belum saling kenal dan belum ketemu sebelumnya, lalu meminta bukti bila tiket benar-benar dibeli darinya. A kemudian bilang beli lewat temannya, B. C pun meminta kepada A supaya memanggil dan bertemu dengan B.

 

TOPSONG dengan bangga memperkenalkan TOPSONG PREMIUM kemasan baru dengan botol, dengan tambahan pengaman. Infomasi, hubungi 0813.2941.0510.

 

12. Setelah bolak-balik dipanggil, nomor B disebut tidai aktif. H. Dian dan A akhirnya meninggalkan ruang mediasi, sembari berjanji nanti kalau ketemu B akan datang lagi. 

13. C sempat menjelaskan, bila H. Dian dan A tertipu oleh calo, karena membeli tiket yang sudah tinggal separuh saja, lembar untuk panitia. Sementara lembar untuk peserta yang nantinya dipakai untuk mengurus hadiah, malah tidak pegang.

Pelajaran kepada siapa pun, bila membali tiket cancel dari pihak ke tiga harus dipastikan utuh 2 lembar, bila perlu dikonfirmasi ke bagian tiketing untuk memastikan tiket itu memang sah.

14. Pihak H. Dian dan kru A menyadari posisinya di hadapan panitia memang lemah, sebab tidak memegang tiket sebagai bukti juara atau syarat untuk mengambil hadiah. Sampai lomba selesai, pihak H. Dian dan A tidak datang lagi ke ruang mediasi untuk menemui koordinator C.

 

 

15. Sore hari, A mengaku sempat ketemu B. Uang pembelian tiket dikembalikan. Keduanya berjanji akan ketemu lagi setelah menyelesaikan lomba untuk menyelesaikan masalah. B ternyata ingkar, sudah meninggalkan lapang dahulu, dan nomornya hingga kronologi ini ditulis tidak bisa dihubungi.

16. Menurut A, bila temannya B bisa bertemu bersama dengan C di forum mediasi, masalah ini seharusnya sudah bisa terurai dan selesai.

17. Menurut C, pihak yang seharusnya paling bertanggungjawab adalah oknum yang memberikan / menjual tiket lewat tangan B ke A selaku kru H. Dian. Sebab ia tahu kesepakatannya, tiket gratis dan tidak bisa diberikan apalagi dijual ke pihak luar. Sayangnya, oknum dari pihak yang memborong tiket ini belum bisa diidentifikasi karena B belum bisa dihubungi.

18. Pihak panitia mengklaim, sudah memberikan semua hadiah baik berupa piagam, tropi, uang pembinaan kepada yang berhak sesuai aturan yang berlaku. Sesuai dengan SOP, pihak yang berhak adalah yang bisa menunjukkan struk/tiket peserta. Masalah yang kemudian muncul dan viral, adalah masalah internal di antara anggota komunitas / pihak yang memborong tiket. [maltimbus]

DATA JUARA PIALA RAJA, KLIK DI SINI:

 

PERTAMA! Kolaborasi juri terbaik Jawa Timur SGS Gresik dan Prasasti Jatim, hanya di event HUT ke-60 Lanumad Semarang Feat Point, 28 September:

 

 

TEAM JURI AJIS SEMARANG SIAP MEMBUKTIKAN DI KOTA TEGAL! 

JADWAL LOMBA, KLIK DI SINI

 

PIALA KOTA KEMBANG KEMBALI HADIR YANG KE-6 KALINYA BERSAMA KMI, HADIAH MOBIL DAN PULUHAN MOTOR:

JADWAL LOMBA, KLIK DI SINI 

KATA KUNCI: piala raja ke-25 piala raja 2025 juara tanpa mahkota di piala raja h dian tasikmalaya

MINGGU INI

AGENDA TERDEKAT

Developed by JogjaCamp