PENILAIAN LOVE BIRD DI PIALA CANDI BOROBUDUR
Berbasis Stop Watch, Memanfaatkan Tab
Menilai love bird dengan sistem bendera atau stik, dianggap lebih adil. Tapi, hitungan durasi tiap juri tidak sama, menghitung poinnya juga lama. Ronggolawe Nusantara memperbaikinya agar lebih akurat dan cepat.
Ronggolawe Nusantara sebagai salah satu EO mencoba merangkum masukan dari banyak pihak, agar menghasilkan sistem yang bisa lebih solutif, tanpa mengklaim bahwa itu terbaik atau sudah sempurna.
Perbaikan itu dimulai dari teknis menghitung durasi. Bila di banyak EO mengandalkan perasaan juri, sehingga tiap juri bisa punya hitungan yang berbeda, di Ronggolawe Nusantara akan memanfaatkan mesin penghitung atau yang biasa kita kenal sebagai stop watch.
Sistemnya sudah dibuat sedemikian rupa dengan memanfaatkan Tab yang berplatform android. Tiap juri memegang satu Tab yang sudah terhubung dengan server. Dari Tab itulah juri akan meng-KLIK tombol sebagai pengganti bendera atau stik.
Standar durasi sudah dibuat, dan pilihan TOMBOL bukan atas dasar perasaan, tapi mengandalkan stopwatch yang dipegang tiap juri, dengan standar hitung yang sama.
Hasil penilian atau KLIK tombol dari tiap juri itu akan langsung diranking secara otomatis oleh sistem. Setelah waktu penilaian selesai, tidak butuh waktu lama untuk menghitung total poin tiap burung. Dari hasil uji coba, hanya butuh beberapa menit saja hasil sudah bisa keluar secara lebih akurat.
Juri yang bekerja tidak masuk ke lapangan cukup berdiri di sisi luar blok area penilaian sehingga tidak mengganggu kinerja burung. Konversi penilaian pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan sistem bendara ataju stik, hanya di sini memanfaatkan teknologi informasi, baik dalam menghitung durasi, cara memberi nilai/poin, hingga cara menghitung total poin, yang hanya dalam beberapa menit saja sudah bisa keluar rankingnya secara keseluruhan.
Sebagai sarana kontrol oleh pemain, dalam sistem ini visualisasi kepada pemain dapat dilakukan dengan 2 (dua) cara, yaitu dengan menggunakan bendera poin, atau dengan menggunakan monitor yang dihadapkan langsung kepada pemain.
Pihak Ronggolawe Nusantara sendiri tidak mengklaim bahwa ini sistem terbaik apalagi sempurna. Meskipun berusaha memperbaiki sistem yang sudah ada sebelumnya, Ronggolawe tetap berpegang pada prinsip “tak ada gading yang tak retak”. Artinya, semua yang dibuat oleh manusia itu masing menyimpan kelemahan.
BERITA LAINNYA
KATA KUNCI: penilaian love bird di piala candi borobudur berbasis stop watch memakai tab