NGAYOGYAKARTA CUP 1 BERSAMA SILOBUR

Event Lain 24-G Hadiah 1 -5, yang Ini Ngegas 1-7

Rabu, 07 Mei 2025 - PROFIL

Ada yang berbeda dalam gelaran Ngayogyakarta Cup 1, Minggu 11 Mei 2025 di gantangan Krajan, Godean, Sleman, Yogyakarta. Di tempat lain, untuk 24-G hampir semuanya hadiah 1-5, beberapa mulai 1-6, tapi di sini malah ngegas 1-7. Benar-benar paling berani.

Bila merunut ke banyak event sebelumnya yang diselenggarakan oleh Bay Saputera dan kawan-kawan, dalam memberikan hadiah juga cukup cengli, dalam arti tidak asal main sunat hadiah yang sering membuat para juara mengeluh dan nggerundel.

“Kebetulan, kami cukup lama tidak menggelar event, maka ini sekaligus sebagai bagian dari come back lagi, sengaja kita manjakan para peserta dengan hadiah yang sepanjang kita pantau, ini termasuk yang paling awal berani memberikan hadiah 1-7 untuk 24-G, setidaknya di blok tengah atau lebih sempit lagi di area Yogyakarta dan sekitarnya. Ada pun untuk 36-G, hadiah 1-10,” jelas Bay.

Hal lain yang benar-benar baru, gelaran ini sekaligus untuk memperkenalkan kembali penilaian Silobur dengan slogannya Real Transparan Terbuka, yang saat ini sudah diperbaharui atau di-updated. “Sesungguhnya, dalam event-event di Krajan sebelum ini, secara garis besar sudah menerapkan penjurian model Silobur, nah yang besuk ada sejumlah pembaharuan yang arahnya jelas lebih bagus, lebih mendekati real terbuka, lebih mendekati fair play,” ujar Bang Yosi, salah satu juri senior Silobur asal Jogja.

Beberapa hal yang sudah di-up date, antara lain waktu juri menancapkan bendera ajuan. “Bila sebelumnya, bendera ajuan ditancapkan di akhir penilaian, maka sekarang di awal, setiap kali juri akan geser atau rolling ke blok berikut, juri harus lebih dulu memilih dan menancapkan bendera ajuan,” imbuh Yosi.

Itulah yang oleh Bay, disebut sebagai ajuan terbuka “live”. Setiap menjelang rolling, juri langsung menunjukkan ajuannya dengan cara menancapkan bendera ajuan. Semua peserta dan penonton bisa ikut menilai, apakan burung yang ditancapi ajuan oleh masing-masing juri memang burung yang kerja bagus, secara durasi dapat, dan materi bagus alias tidak asal bunyi, sehingga dianggap layak dapat bendera ajuan.

Ditambahkan Yosi, bila sebelumnya pada penerapan kolosal 60-G, ada proses mencocokkan ajuan juri dengan temuan korlap, maka sekarang pada 24-G, sudah tidak ada lagi fungsi korlap seperti itu. “Korlap, bila nama atau istilah itu masih dipakai, lebih ke manajemen penjurian, seperti mengatur kapan juri masuk, kapan mulai menilai, kapan harus geser atau rolling, kapan penilaian berakhir dan juri mulai memilih dan menentukan ajuan koncer setelah ajuan akhir direkap. Keputusan ajuan hingga koncer, sepenuhnya diputuskan secara mandiri oleh juri.”

Even ini akan dihadiri langsung oleh founder Silobur Yogi Prayogi. Setelah Covid-19, Om Yogi sempat vakum dari dunia hobi burung berkicau. Kehadirannya kembali saat ini bertujuan untuk meng-update Sistem Penjurian Silobur.

OM YOGI KM

“Ibarat sistem pada handphone maka selalu update, agar aplikasi berjalan dengan baik dan lancar. Demikian pula dengan sistem penjurian Silobur. Kita mesti terus mengikuti perkembangan, sebab ada tuntutan semacam kebutuhan yang terus berkembang pula.”

Update sistem sudah dimulai 2023, pernah diaplikasikan di Semarang dan Jepara. Mulai akhir 2024, Silobur yang full update, mulai diterapkan dari Prabumulih Sumsel (6/4/25), Jakarta (PBC Ciledug – Tangerang, 27 April), Pati pada 4 Mei, dan Jogjakarta pada 11 Mei.

Ada pun tradisi bagus yang sudah ada di Krajan, yang juga diterapkan di event Silobur lainnya seperti di Pati pekan lalu, akan dilanjutkan. Tradisi itu, antara lain lomba tanpa pagar, tetapi tetap terjaga ketertiban dengan tanpa teriak.

“Kami menyiapkan kursi untuk semua peserta, ditata sedemikian rupa dalam jarak yang cukup dekat dengan burung. Jadi, peserta bisa memantau, mengamati, dan mendengar suara burung di semua posisi dengan cukup baik. Tak ada pagar, paling sekadar penanda pembatas, misalnya dengan seutas tali,” terang Bay.

Kendati gantangan Krajan terletak di tengah kampung, namun sungguh sangat nyaman. Peserta bisa memarkir kendaraan di halaman atau tempat-tempat yang sudah diatur oleh petugas. Semua penduduk juga sangat welcome dan ramah.

“Para kicaumania diijinkan memanfaatkan halaman kalau memang tersedia cukup buat memarkir kendaraan. Pedok istirahat boleh memakai teras rumah yang kosong, bahkan sebagian mengijinkan ruang tamunya dimanfaatkan oleh kicaumania, termasuk menggunakan toilet.”

Warung makan, minum, rokok, dan kebutuhan lain juga disediakan penduduk dengan harga yang ramah dan wajar. “Penduduk sini ada yang berjualan, makanan, minuman, rokok dan lainnya, semua dengan harga yang wajar, tidak ada yang memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan dengan pasang harga mencekik atau nuthuk.”

BAY. RAJIN SILATURAHMI LINTAS EO DAN DAERAH

Itu salah satu hal yang membuat kicaumania akan betah berada gantangan Krajan dari awal sampai akhir lomba. Meski di tengah kampung, gantangan sesungguhnya juga didisain cukup mewah, dengan menambahkan ornamen seperti plafon dan pilar dari dekorasi kain.

Suasana pedesaan yang cukup sejuk karena masih banyak pepohonan besar, membuat suasana hati senang, juga membuat burung lebih terkondisi untuk tampail maksimal. “Bila terpaksa hujan, banyak tempat berteduh baik di teras-teras rumah bahkan ruang tamu, seperti yang saya sampaikan tadi.”

Bagi Anda kicaumania yang hendak ke Krajan, juga tak perlu repot-repot membawa sejumlah perlengkapan, apalagi bila kendaraan kecil atau sepeda motor. “Kami menyediakan kroto, jangkrik, ulat hongkong, hingga bak mandi atau keramba. Sudah dari dulu, kami selalu berupaya memberikan pelayanan yang terbaik buat para kicaumania tanpa pandang bulu.” [maltimbus]

BROSUR DAN JADWAL NGAYOGYAKARTA CUP:

UPDATE PEMESANAN TIKET PER RABU 7 MEI:

INFORMASI TERKINI KETERSEDIAAN TIKET, HUBUNGI Mr. Bay 0878.3888.2999. Waspada penipuan mengaku sebagai admin tiket. Pastikan rekening panitia adalah BCA 8020206536 a.n BAYU SAPUTRA.  

KATA KUNCI: bay saputra gantangan krajan ngayogyakarta cup 1 silobur silobur baru silobur updated yogi prayogi yogi km