HANYA AJUAN TERTINGGI / GRADE 1 YANG BERHAK NOMINASI
MELIHAT DARI DEKAT EVENT SILOBUR SETELAH UP DATE
Apanya yang Baru?
Beberapa tahun menepi, Yogi Prayogi, founder Silobur, akhirnya muncul lagi. Ia membawa misi penting, melakukan up date pada sistem penilaian Silobur yang ia inisiasi dan kembangkan, dan diakui atau tidak, menjadi pembuka atau pelopor penilaian terbuka, sistem blok, yang kini lagi jadi trend.
Bagi yang pernah mengikuti gelaran Silobur, konsep ajuan terbuka dan sistem blok, sesungguhnya bukan hal yang baru. Meski sistem atau tata caranya berbeda, tetapi pola keterbukaan yang benar-benar terbuka, sesuai slogan Silobur “real transparan terbuka”, sesungguhnya sudah dijalankan sejak waktu yang cukup lama.
Sejak dahulu, para juri Silobur harus menunjukkan nilai 38 atau nilai mentok, dengan cara menancapkan bendera langsung ke nomor gantangan. Korlap 2 orang [Latpres] dan 3 Korlap [Lomba], yang bertanggung jawab terhadap proses penjurian, disamping itu 3 Korlap juga mencari burung yang layak.
Berdasarkan hasil rekap Korlap, ajuan tertinggi dari Korlap inilah yang disinkronkan dengan ajuan tertinggi 6 juri. Ajuan tertinggi Korlap dan ajuan tertinggi juri, yang akan jadi kandidat koncer A, B, dan C saat itu. Ajuan full juri yang tidak masuk full ajuan korlap, tetap diperhitungkan sebagai calon juara non koncer.
SITUASI EVENT SILOBUR SEBELUM UP DATE: PROSES SINKRONISASI / PENCOCOKAN TEMUAN KORLAP DAN TEMUAN JURI. HARUS DITEMUKAN OLEH KEDUANYA, BARU LOLOS AJUAN
Bendera mentok (setara nilai 38) yang sudah ditancapkan itu, kemudian dihitung. Ajuan terbanyak, akan dicocokkan atau disinkronkan dengan ajuan terbanyak Korlap, yang sinkron diberikan bendera nominasi. Barulah para juri memutuskan burung mana di antara yang masuk nominasi, yang akan ditancap bendera koncer.
Lalu up date atau pembaharuan apa yang dilakukan, dan mulai diterapkan pada sejumlah event seperti yang sudah dijalankan di Prabumulih (Sumatera Selatan, 6/4), PBC Ciledug Tangerang (27/4), Pati (4 Mei), hingga Yogyakarta (Krajan, 11 Mei).
Bila melihat pada manual book, sebenarnya cukup banyak yang direvisi. Banyak di antaranya sangat teknis, lebih untuk diketahui oleh team juri, seperti bagaimana menghilangkan memberi nilai bertingkat mulai 36, 37,5 hingga 38 diganti form juri yang kebih simpel.
Maka tulisan ini membatasi hanya pada hal-hal yang bisa dilihat oleh para peserta.
Hati-hati, makin gencar beredar produk PALSU! Pastikan anda mendapatkan produk SUPER-N asli. Jangan ragu memastikan kepada kios/toko, minta ditunjukkan kardus yang ASLI adalah seperti di bawah ini. Perhatikan juga warna, bentuk, dan ciri BOTOL SUPER-N yang asli.
Yang pertama bisa teramati, adalah pembatasan peserta yang tidak lagi kolosal 60-G, tapi 24 dan 36-G. Pada 24-G, dibagi menjadi 4 blok dinilai 4 juri, pada 36-G, dibagi menjadi 6 blok dinilai oleh 6 juri. Satu blok akan menjadi area penilaian juri.
“Korlap” tetap 2 orang 24 G memantau 2 blok, pada 36-G memantau 3 blok yang berbeda. Fungsi korlap sudah berubah, tidak lagi boleh mengecek hasil temuan juri. Korlap hanya menjadi semacam pengatur jalannya lomba atau bersifat managerial, seperti kapan dimulai, kapan juri bersiap bergeser atau rolling ke blok berikut, dan mengumumkan ketika penilaian berakhir. Temuan juri murni dipilih dan diputuskan oleh masing-masing juri.
Meskipun Korlap tak lagi bisa cawe-cawe pada pilihan dan keputusan juri, Korlap tetap harus ikut memantau dan mencari temuan. Di akhir penilaian, Korlap juga harus mencatat jumlah stik temuan pada tiap burung peserta, serta memilih burung yang sekiranya layak koncer. “Gunanya, bila ada komplain, catatan dari Korlap bisa jadi pembanding. Di luar itu, catatan Korlap tetap penting sebagai bahan dokumentasi panitia penyelenggara,” jelas Yogi.
Salah satu pembaruan yang krusial, adalah waktu menancapkan ajuan. Bila sebelumnya di akhir, setelah penilaian selesai, sekarang di awal, sebelum bergeser atau rolling, temuan ajuan harus ditancapkan lebih dahulu. Untuk alasan kepraktisan, bila ajuan dulu dengan menggunakan bendera, saat ini menggunakan stik.
BAY SAPUTRA DAN YOGI. BAY RESMI KETUA SILOBUR YOGYAKARTA
Bila pada event lainnya, nominasi ditentukan dari dua (2) grade tertinggi, di Silobur masih tetap seperti yang lama, tidak berubah, yaitu hanya satu (1) grade tertinggi. “Kalau harus menyebut grading, yang sebenarnya tidak kami kenal, ya hanya satu grade tertinggi saja. Jadi pada 24-G, 4 juri, kalau ada yang dapat 4 ajuan ya hanya itu yang masuk nominasi. Kalau yang tertinggi ditemukan 3, ya hanya itu yang masuk nominasi, bukan 4 dan 3, atau variasi 2 grade tertinggi lainnya seperti 4 dan 3, 3 dan 2, atau 4 dan 2 yang dikenal sebagai grade lompat di tempat lainnya,” imbuh Yogi Prayogi.
Ajuan yang ditancapkan di awal, sebelum geser atau rolling blok, membuat jumlah ajuan tiap juri pada prinsipnya tidak bisa dibatasi. “Di event lain, kan ada semacam pembatasan, kebanyakan pada 24-G, satu juri hanya boleh membuat ajuan 5 burung misalnya. Di Silobur, secara sistem memang tidak bisa karena ajuan dilakukan di awal. Kalau dalam satu blok seorang juri rata-rata menemukan 2 burung misalnya, di akhir penilaian juri tersebut sudah memilih 8 burung, bisa kurang, bisa lebih bahkan.”
Pembatasan, baru akan terjadi pada proses pemilihan dan penentuan koncer. Setiap juri hanya bisa memiliah 2 burung dari seluruh ajuan yang dia pilih, sepanjang masuk nominasi, untuk diberikan koncer A dan B.
Berani coba yang paten? - Power volume lebih maksimal - Mengeringkan / menjernihkan suara - mempercepat pemulihan tenaga - memperbaiki masalah bulu - melancarkan metabolisme.
Di mana bisa didapatkan? KEDIRI hub. Dwi SBJ 0856.4682.5576. KEDIRI Huda Katamso 0857.9037.8954. NGANJUK Abi SF 0857.5560.5348. JOGJA Singgih 0882.2691.1628. SEMARANG Om Dwi KMS 0819.0155.8718. KENDAL Wiwid KMS 0857.1278.3533. HOTLINE - ADMIN (PUSAT) Surya LJ 0895.6302.88069.
Pada putaran terakhir di Jogja, ada lagi hal yang menarik. Yogi menyiapkan tabung yang bagian atasnya bisa dibuka dan ditutup. Tabung itu dirancang untuk memasukkan stik ajuan. “Kalau secara konsep, maksudnya supaya juri setelah memasukkan stik ajuan, ditutup lagi. Tujuan, biara ajuan pilihannya tidak dicontek oleh juri berikutnya.”
Sistem ini ternyata mendapatkan apresiasi dari sejumlah kicaumania. Salah satunya Fajar “Gepeng”, yang mengaku tidak membawa burung, datang hanya untuk menonton seperti apa Silobur baru yang mengundang rasa ingin tahu atau penasaran banyak orang.
“Menurut saya sangat bagus, juri lebih fokus mencari temuannya sendiri. Memang membuang waktu sedikit lebih lama,” ujar Gepeng.
TABUNG UNTUK STIK AJUAN, ADA PENUTUP SUPAYA TIDAK DICONTEK OLEH JURI BERIKUTNYA
Namun sistem ini tidak dijalankan secara penuh, hanya sekira seperti tiga dari keselurahan sesi. “Iya, setelah saya amati juri cukup konfiden dan memantau hingga memilih burung yang bisa masuk temuan, saya kira untuk di Jogja ini tidak perlu ditutupi ajuan masing-masing juri. Saya tidak melihat ada gelagat juri bingung, ngeblang, sehingga merasa perlu memperhatikan ajuan dari juri sebelumnya.”
Dari situ, diputuskan secara teknis, stik ajuan dikembalikan dimasukkan ke lobang konvensional yang bisa dilihat ajuannya baik oleh para peserta maupun oleh juri berikutnya. “Kalau pun ada juri yang mencontek ajuan sebelumnya, padahal burung tersebut dianggap tidak layak, juga akan ketahuan oleh para peserta, kan sangat terbuka,” tegas Yogi.
Secara umum, Yogi mengaku puas dengan gelaran Silobur di Yogyakarta ini. “Belum sempurna, tapi secara umum sudah sesuai harapan. Ada catatan evaluasi, iya. Sebagian juri kan juga belum pernah ikut di Silobur, ini tanpa ada gladi, hanya briefing saja dan ternyata bisa berjalan mulus, meski di sesi-sesi awal mungkin masih ada yang terlihat kaku.”
Bay Saputra, pengelola gantangan Krajan yang kemudian juga ditetapkan menjadi Ketua Silobur Yogyakarta, sudah punya agenda berikutnya. “Minggu Pon sesuai agenda rutin kami, Insya Allah pada 15 Juni besok. Kemasan ya kira-kira tidak jauh berbeda, dengan hadiah yang tetap menarik.”
Ada pun Yogi Prayogi, mengaku akan menyiapkan event lagi yang secara kemasan lebih bagus dan menantang pada beberapa bulan berikutnya. “Lokasi mungkin akan bergeser lebih ke kota, teman-teman kasih rekom ke Taman Kuliner. Tunggu saja kabar berikut, setelah fix pasti kita publish.”
ini yang tak kalah penting. Silobur akan kembali mengaktifkan tiketing online dan software penjurian, sebagai dasar manual penilaian Silobur. Saat ini sedang proses perbaikan oleh team IT Silobur saudara Dimas, yang tak lain adalah anak dari om Masturi KM, salah satu team inti Silobur. [maltimbus]
OM YOGI KM DAN MASTURI KM
BERITA LAINNYA
KATA KUNCI: silobur silobur baru silobur updated up date sistem silobur yogi km yogi prayogi silobur real transparan terbuka masturi km