PICCOLO, KENARI MUNGIL DAN GELAP, SI
LOMAN CUP 2, #2
Piccolo, Kenari Mungil Gelap, Si “Pakan Ulo” yang Susah Kalah
Salah satu penampil yang mencuri perhatian, juga meraih presasi fantastis di Loman Cup 2 (10/8), adalah kenari mungil warna gelap bernama Piccolo. Jago milik Wahyu ‘Arroisi’ SF ini, mempersembahkan 3 tropi juara 1, 1. dan peringkat 3 untuk tuannya.
“Ituh, nomor 28, pakan ulo, he he,” ujar Wahyu sambil terkekeh menunjuk pada sangkar biru muda bertuliskan Lampung di bagian bawahnya.
Pakan ulo (pakan ular, red.), sebenarnya merujuk istilah untuk mengolok-olok burung yang dianggap sebagai “sayur”, yang tak berharga. Piccolo, memang burung kecil, bulunya gelap. Kombinasi kenari yang secara fisik tidak disukai.
“Ada yang nyebut sebagai ijo gendel, ada yang mengatakan ijo gendul. Burung semacam ini, kasarnya, dikasihkan saja mungkin tidak mau,” imbuh Wahyu.
WAHYU, IBRA, BERSAMA KRU ARROISI SF. PICCOLO JUARA 1, 1, DAN 1
Ketidak sukaan pada kenari warna gelap itu, banyak disebut juga menjalar ke penjurian. Ketika secara penampilan dan kualitas dianggap imbang, sebelas dua belas, juri akan cenderung memenangkan burung yang berwarna cerah, ketimbang burung gelap.
Sampai-sampai sejumlah EO merasa perlu memberikan apresiasi pada burung-burung gelap itu dengan membuat kelas khusus. Biar si pemilik masih ada rasa percaya diri, ada keberanian dan keyakinan masih berpeluang juara, dibukalah kelas Standar Gelap.
Situasi pada Piccolo memang berbeda. Meski si pemiliknya sendiri secara bercanda menyebut sebagai pakan ulo, burung ini sesungguhnya sangat istimewa. Hampir semua lomba yang diikutinya, dengan lawannya sebagian besar burung berwarna cerah, selalu bisa juara.
Apapun problem "bunyi" pada burung Anda, dari mulai MACET sampai hanya mau tampil angot-angotan, berikan MONCER-1, tunggu beberapa hari, langsung JOSS.
“Piccolo punya sejumlah keunggulan, seperti durasi yang rapat, gaya goyang, hingga materi lagu. Lebih bagus dan ngotot kalau lawannya banyak atau full. Goyangnya benar-benar bisa ekstrim,” terang Wahyu lagi.
Sebelum ke Loman Cup 2, para kru Arrouisi SF manasin ke Randu Kuning, masuk juara 1 dan 2. Turun ke event Kolosal di Jepara, juga masih bisa juara 1 dan 2. Di Enno Regy Cup, juga juara 1. Di Bupati Cup Sleman, juara 1, 3, 3, 4, dapat hadiah kambing.
Ibra, yang dipercaya merawat Piccolo, mengaku ada tantangan tersendiri mengurus burung gelap. “Mau bagaimana, sudah jadi rahasia dan aturan yang dianggap lazim, burung gelap itu kalau tampilnya biasa saja, hasil penilaian dari juri hanya dianggap imbang-imbang saja, ya susah pengin ngalahkan burung cerah.”
PAK GURU PRI. KENARI TOXIC RAJAI KENARI BESAR
Ibra mengaku beruntung megang Piccolo yang punya sejumlah keunggulan sebagaimana diungkapkan Wahyu. “Ya harus bisa garang dan ngotot tampilnya, durasi full tidak boleh sering jeda lama, lagu bongkar, gayanya mencuri perhatian. Dengan begitu, bisa ‘mengikat’ juri untuk tidak bisa meninggalkan. Ibarat orang tinju, harus hindari menang angka, harus menang secara KO atau setidaknya TKO, baru aman untuk mendapatkan juara.”
Wahyu mengaku belum tahu rencana berikutnya. “Saya sebenarnya jarang ikut ke lapangan. Jadi ya nanti tanya dulu bagaimana maunya anak-anak pengin ke mana. Mereka tentu akan mempertimbangkan beberapa hal sebelum memutuskan mau ke mana.”
Sementara itu, kenari mania kawakan lain yang datang menjelang sore, juga mengumpulkan dua kali juara. Pak Guru Pri, mengandalkan kenari bon ijo besar bernama Toxic. Meski ada gelapnya, Toxic masih agak cerah.
Salah satu event terdekat di Yogyakarta yang prestis dengan kelas-kelas kenarinya, adalah Piala Mataram 5 bersama Ronggolawe Nusantara, Minggu 24 Agustus 2025. Venue-nya mentereng, Wyndham Garden, kawasan Hotel Bintang 5 di jalan Magelang. [maltimbus]
NUKILAN VIDIO AKSI PICCOLO, KLIK DI SINI
BERITA LAINNYA
KATA KUNCI: loman cup 2 kenari piccolo piccolo kenari mungil warna gelap piccolo kenari pakan ulo arroisi sfl wahyu arroisi sf. ibra canary js jogjakarta selection pak guru pri kenai besar toxic