DISKUALIFIKASI

KONTES PRESTASI RGN KLATEN

“Terlalu Lelah”, Dua Gaco Yang Turun di Kelas Love Bird Fighter Terkena Diskualifikasi

“Perhatikan empat satu… Mohon maaf… Non fighter”

Keberanian Agus Jabrik selaku Korlap Latpres RGN Klaten untuk mendiskualifikasi love bird yang berada di Gantangan 41 dianggap sebagai keputusan yang tepat. Meski sempat wek wek di awal penilaian, kok bisa didiskualifikasi?

Salah satu laga yang menarik perhatian di Kontes Prestasi RGN Klaten yang dilaksanakan pada Senin, 21 Desember 2020 di Palar, Trucuk, Klaten adalah kelas Love Bird Fighter. Selain kelas unggulan, kelas Love Bird Fighter memang masih memiliki banyak penggemar terbukti dengan ramai dan bongkarnya hadiah di gelaran kali ini.

 

 

PANITIA DAN JURI RGN KLATEN

 

Penampilan istimewa ditunjukkan oleh love bird yang berada di Gantangan 41 dengan langsung tancap gas sejak awal penilaian. Tarikan awal love bird palamas ini memang cukup panjang hingga 30-an detik, lalu dilanjut dengan kekekan lagi dengan durasi 20-25 detik, jedanya pun lumayan rapat, tak sampai 10 detik. Tak mengherankan kalau aksi love bird palamas ini jadi tontonan dan jadi bahan kasak kusuk.

 

 

Londo, sang penggantang pun hanya senyum-senyum geli melihat aksi edan love bird yang dikawalnya. Meski juri di blok itu masih menghitung poin, Agus Jabrik selaku korlap mulai mendekati Gantangan 41. Tanpa peringatan terlebih dulu, Jabrik pun langsung mendiskualifikasi Gantangan 41. Londo hanya bisa tersenyum dan menerima keputusan itu dengan legowo.

 

LONDO (KANAN). TERIMA KEPUTUSAN DISKUALIFIKASI

 

Jabrik mengungkapkan alasan mendiskualifikasi love bird tersebut karena dianggap terlalu lelah, terlalu gacor, tidak respon dengan lawan sebelah, nada suara pun sudah berubah, mata kadang merem, paruh sesekali mangap, dan kepala goyang-goyang. “Iku love bird e wes ra fighter, wes ra respon, lagune lelah, nadane wes maleh, langsung dis ae,” tandasnya.

Gaco kedua yang terkena diskualifikasi adalah love bird paskun yang berada di Gantangan 33. Nada lelah dan langsung nembak tanpa wek wek yang ditunjukkan oleh amunisi milik Opank - SOS Klaten ini sempat membuat Jabrik ragu karena biasanya burungnya fighter saat main di latberan. Namun di latpres kali ini, nada lelahnya keluar sehingga diputuskan untuk didiskualifikasi.

 

KRU SOS KLATEN. LOVE BIRDNYA PUN IKUT TERDISKUALIFIKASI

 

“Iku biasane nak latber yo fighter, wong biasane main nang kene. Biasane sih nang pinggir, iki mau nang tengah, metu lelah e, menikmati banget sampe merem melek, mungkin manuke kekeselen,” jelas Jabrik. Didiskualifikasinya dua gaco tersebut menjadi keuntungan tersendiri bagi Bordes milik Andi Cosmo yang akhirnya diganjar koncer A karena mengumpulkan poin tertinggi di sesi ini.

 

Apapun problem "bunyi" pada burung Anda, dari mulai MACET sampai hanya mau tampil angot-angotan, berikan MONCER-1, tunggu beberapa hari, langsung JOSS.

 

ANDI COSMO. BORDES JUARA KELAS LOVE BIRD FIGHTER RGN

 

Di kelas Love Bird Fighter Klaten, gelar juara diraih oleh Lordo milik Anggara DT. Di kelas lain, gelar juara didapat oleh Larasakti (Agus J), NK (Opank SOS), Sunkis (Agung), Diva (Sholeh), dan Karikatur (Kevin Ina). Sebagai salah satu kelas unggulan, kelas love bird memang menjadi magnet tersendiri di RGN Klaten.

 

NAIK PODIUM DI KELAS MURAI BATU RGN, XENIA STABIL DI JALUR JUARA

Selain kelas love bird, laga yang juga menarik perhatian kicaumania di gelaran kali ini adalah kelas murai batu. Kehadiran burung-burung langganan juara seperti Jebret, Sodo Lanang, Wisanggeni, MJ, dan Xenia membuat laga semakin menarik mengingat beberapa diantaranya sudah main di even minggu.

Berada di gantangan bersebelahan, duel sengit tersaji antara murai batu Jebret dan Sodo Lanang di kelas Murai Batu Radja. Jebret, murai batu milik Tyo SF terlihat menonjol dengan tembakan panjang dan suara dahsyat yang dilesatkan. Sodo Lanang, gaco milik Danang Djempol pun tampil nrecel dengan durasi kerja nutup dan show yang indah. Unggul bendera koncer, Jebret akhirnya dinobatkan sebagai pemenang.

 

TYO BF. MB JEBRET JUARA KELAS MURAI BATU RGN

 

Xenia, amunisi milik Aditya 21 kembali menunjukkan ketangguhannya sebagai salah satu calon ancaman baru di kelas ekor panjang setelah berhasil menduduki podium pertama di kelas Murai Batu RGN. Ketika gaco-gaco lain mulai kelelahan, gaco yang datang terlambat ini justru tampil menggila dengan tembakan panjang dan variasi lagu yang dilesatkan.

 

Yang di desa, di kota. Yang ikut lomba atau sekadar didengar suaranya di rumah. Dari generasi ke generasi sudah memakai TOPSONG.

 

“Ini tadi datang terlambat, jadi main sesi kedua, juara satu. Kemarin, Xenia habis main di Perang Bintang Oriq Jaya GKD, dapat juara dua. Sebelumnya di PWS itu juga juara satu. Materinya banyak, power, durasi juga nutup, lumayan stabillah kalau di seputaran Klaten sini,” ungkap putra Pur Jengggot ini.

 

ADITYA 21. MB XENIA STABIL DI JALUR JUARA

 

Kemunculan Xenia dengan seabreg materi rancak yang dimiliki membuat peta persaingan di kelas murai batu makin seru. Meski harus berhadapan dengan gaco-gaco langganan juara, bukan tak mungkin Xenia akan menjadi kuda hitam yang selalu memberikan kejutan di setiap penampilannya.

Di akhir gelaran, Ichsan mengucapkan banyak terima kasih atas kehadiran kicaumania di Latpres RGN Klaten kali ini. "Terima kasih atas kehadirannya, jangan lupa tiap Senin sore ditunggu Lek War di sini," pungkasnya.

 

 

KICAUMANIA DAPIL V

 

JUARA KELAS CUCAK HIJAU RADJA

 

JUARA KELAS CUCAK HIJAU RGN

 

 

Hari gini belum pakai TWISTER? Segera merapat di kios-kios / agen terdekat, bila belum ada mintalah untuk menyediakan, biar Anda dan para kicau mania lainnya lebih mudah mendapatkannya. Coba dan buktikan kualitasnya, dan berikan respon melalui hotline 08112663908.

 

KATA KUNCI: rgn klaten

MINGGU INI

AGENDA TERDEKAT

Developed by JogjaCamp