SUASANA GARASI ARENA, BISA JUARA CUKUP BELI TIKET SAJA, TANPA BIAYA TAMBAHAN LAINNYA

JOGLOSEMAR BURSA KICAU 6 AGUSTUS

Ada Kelas Hadiah Full Tropi yang Mulai Dikangeni, Meski Hadiah Materi Belum Bisa Ditinggal

Rabu, 26 Juli 2023 - PROFIL

Lomba burung, seperti lomba hobi lainnya (ikan, tanaman hias) awalnya hanya menyediakan hadiah tropi dan piagam saja, sebagai bukti bila burungnya memang juara. Yang dicari lebih pada kebanggaan, bukan sebagai “ATM”.

Seiring dengan waktu, mulailah bergeser. Adalah Mr. Endig Gundul dengan LKMI yang memulainya. Tropi yang tadinya 1-10, diberikan hanya untuk 1-3, lalu gantinya, hadiah ditambahkan “bonus” materi. Awalnya adalah barang elektronik seperti kulkas, TV, Kipas Anging, Rice Cooker, Blender, Setrika, dan lainnya. Untuk nilai yang lebih besar, kadang diberikan pula sepeda motor.

Hadiah barang itu ribet, yang juara seringkali kesulitan membawa pulang, mobilnya tidak cukup. Seringkali barang-barang itu terpaksa dijual di lapangan. Paling siap membeli balik adalah panitia, tentu dengan harga yang murah (untuk dijadikan hadiah lagi di lomba berikutnya).

Sejumlah EO pun akhirnya mulai mengganti hadiah barang dengan uang, yang dianggap lebih praktis dan fleksibel. Begitulah yang terjadi sampai sekarang. Banyak kicaumania yang merasakan lomba di semua zaman itu, kemudian mengatakan, semenjak hadiah berganti menjadi materi dan kemudian uang, suasana di lomba burung berubah jauh.

“Dulu bukan berarti lomba bersih-bersih amat. Main mata itu juga ada, walaupun hanya untuk cari kebanggaan. Sebenarnya ada alasan materi juga, meski hadiahnya hanya tropi, tetapi kalau juara mau dibeli dengan harga fantastis. Dulu ya mainnya masih halus, masih lihat-lihat burung, masih imbang atau tidak. Sekarang kadang mainnya kasar sekali. Juri benar-benar berani dan tidak pakai malu-malu lagi pasang badan. Ini berlaku untuk semua EO ya, saya tidak menunjuk pada EO tertentu,” ujar seorang kicau mania lawas yang masih sering datang ke lomba, baik sekadar menonton maupun sesekali juga ikut lomba.

Sejumlah kicau mania mengaku mulai jenuh dengan lomba yang hanya rebutan nilai rupiah. “Maaf bukan mau sok-sokan. Sebenarnya kami cari duitnya kan memang bukan di lomba burung. Memang kalau sudah sampai kena hati, terus panas, aduhhhh jadi kehilangan akal sehat. Demi kebanggaan atau entah apa lagi, untuk bisa jadi juara ada yang rela mengeluarkan biaya jauh lebih besar dari hadiahnya, dan itu mesti dibayar di depan. Kadang, dengan perjanjian hadiah uangnya tidak diambil. Itu nyata loh. Saya juga beberapa kali ditawari, misal juara kelas utama nilai sekian, kalau mau hatrik sekian, kalau mau jadi Juara Umum nilainya sekian puluh juta. Untung saja saja masih disadarkan oleh akal sehat,” imbuh sumber tersebut.

Ironis memang. Burung sudah beli yang terbaik, harga tentu sudah sangat mahal. Rupanya modal burung bagus saja belum pede dan merasa cukup untuk bisa juara. Sumber-sumber burungnews menyebutkan, banyak calon peserta yang memulai lebih dulu, kasak-kusuk mencari celah biar burungnya bisa didongkrak jadi juara. Ada pula dari pihak “team juri” atau EO yang “melelang” harga juara pada kalangan terbatas. Memang, namanya persekongkolan tidak mungkin hanya dilakukan satu pihak, pasti sedikitnya 2 pihak kadang lebih.

Kerinduan pada lomba “tempoe doeloe”, yang benar-benar hanya menyediakan hadiah tropi saja, pun diungkapkan oleh sejumlah pihak. Mereka antara lain, Agus Black Jazz Ponorogo dan H. Elviano dari Cirebon.

Agus sudah menunjukkan komitmennya ketika ikut terlibat sebagai pendukung dan peserta kelas ini di Solo Fair Factor 2. “Sebenarnya, sebagai pemain lama, saya ini pecinta dan loyalis PBI. Saya ingin PBI juga mulai membuka diri, saya yakin kalau event-event prestisiusnya dibuka kelas khusus hadiah tropi, peminat pasti membludak. Sudah sudah coba sharing pendapat ke banyak teman, ternyata banyak kok pemain yang mau lomb untuk dapat pembuktian dan kebanggaan, tanpa perlu ada hadiah materi.”

Agus juga mengungkapkan ide dan hasil perbincangannya dengan sesame kicaumania kepada Ketua PBI H. Bagiya Rakhmadi. “Beliau sangat mendukung dan berjanji mencoba membukanya pada event-event besar PBI yang akan datang.”

BACA: IDE LOMBA HADIAH TANPA UANG TUNAI, KEMBALIKAN MARWAH LOMBA BERMARTABAT

DHONA GDM DAN ITOK SOLO

Tokoh lain yang mengungkapkan dukungan secara tegas, adalah H. Elviano. “Kalau PBI di event besar seperti Piala Raja, Pakualam, agau Jogja Istimewa buka, terserah mau harga tiket berapa, saya siap jadi orang pertama yang mendaftar,” ujarnya kepada burungnews ketika itu.

Merunut ke belakang, lemparan bola ini, pertama kali ditangkap oleh Itok Solo dan kawan-kawan di gelaran Solo Fair Facot 2. Kini, Itok kembali “mencubit” kicaumania dengan membuka kelas yang hadiahnya kembali full tropi, di event yang memang dikemas lebih terjangkau, Joglosemar Bursa Kicau.

Lomba ini akan digelar pada 6 Agustus 2023. “Kelas hadiah tropi ini tiket hanya 200 ribu saja. Kami bekerjasama dengan burungnews.com yang sejak awal memang terus menggugah kesadaran kita untuk membuka kelas berhadiah tropi saja, tanpa hadiah materi. Nyatanya di Solo Fair Factor dengan tiket 500K juda bisa full 24-G.”

BACA: PERTAMA DI ERA MILENIAL, LOMBA HADIAH FULL TROPI

Atmosfer dan ekosistem menjelang gelaran Joglosemar Bursa Kicau, disebut Itok secara umum sangat bagus. “Kita memakai venue Garasi Arena di Jogja. Ini gantangan paling megah di blok tengah, parkir sangat luas, banyak pepohonan tinggi dan rindang, sudah dilengkapi dengan perangkat buka tutup otomatis. Kepanitiaan dan penjurian juga full dari teman-teman Garasi Arena, sudah terbukti dan teruji kualitasnya secara umum dapat acungan jempol dari para kicau mania.”

Soal kualitas lomba di Garasi Arena, antara lain diakui oleh Mr. Jombang. “Maaf, tanpa bermaksud merendahkan atau meremehkan yang lain, untuk event lokal dan regional, saya hampir selalu datang ke Garasi Arena, kecuali memang berhalangan sekali, atau benar-benar tidak ada burung yang siap. Ya, kalau mau dicari-cari, setiap gantangan tetap ada sisi baik dan sisi kurang, tapi secara umum penyelenggaraan, kualitas lomba di Garasi memang oke.”

Secara prinsip, lomba yang menyiapkan hadiah materi baik dalam wujud fisik (misal sepeda motor, bahkan juga hadiah mobil) atau dalam bentuk uang tunai, tidaklah salah. Hadiah ini menjadi lazim, karena oleh para EO dianggap sesuai kebutuhan jaman. Sebagian besar peserta, apakah itu para pemula hingga para bos besar sampai yang digelari Sultan, dianggap lebih menyukai hadiah materi.

Membuka beberapa kelas sebagai “uji coba” dengan hadiah hanya tropi (dan piagam) juga hal yang sangat baik. Hal yang menjadi tantangan tersendiri bagi penyelenggara. Faktanya, banyak EO yang ketika ditawari konsep ini, masih kawatir atau ketakukan. “Apa lomba begitu bisa laku?”

Lomba dengan hadiah hanya tropi saja, jelas akan memberikan warna baru, juga nuansa, aura, dan sensasi yang berbeda. Okelah, memilih kelas yang berhadiah (besar), syukur dengan tiket yang relatif murah (kalkulator rusak dalam pengertian yang positif), tapi ketika ada satu kelas saja yang menyediakan hadiah tropi tanpa tambahan materi, masa sih tidak tertarik, tidak ingin mencoba, tidak ingin membuktikan bila levelnya sudah sampai pada label seorang kicau mania “sejati”?

Kelas seperti inii memberikan harapan dan peluang menjadikan lomba berjalan lebih sportif, fair play. Juaranya pun jadi begitu membanggakan. Yuk buktikan Anda adalah seorang fighter sejati, ingin mendapatkan pembuktian dengan tropi eksklusif yang benar-benar bisa membuat Anda bangga. Simak brosur dan jadwal Joglosemar Bursa Kicau di bawah ini. [maltimbus]

BROSUR JOGLOSEMAR BURSA KICAU:

JADWAL LOMBA JOGLOSEMARA BURSA KICAU:

KATA KUNCI: joglosemar bursa kicau garasi arena itok solo dhona gdm hisyam garasi