SAMBUTAN GBPH H. PRABUKUSUMO S.Psi DI PIALA RAJA 2018
GUSTI PRABU DI PIALA RAJA #2
Kicaumania Adalah Pelestari Sejati, Pemerintah Perlu Mendukung Dengan Aturan yang Positif
GBPH. H. Prabukusumo, S.Psi hadir dan memberikan sambutan mewakili Keraton Yogykarta dalam gelaran akbar Piala Raja ke-19 di Taman Candi Prambanan, Minggu 23 September 2018. Gusti Prabu mengaku selalu mendorong digelarnya even semacam ini karena memiliki multiplier efek yang luar biasa.
Belakangan ini, isu kelestarian lingkungan sedang jadi bahan obrolan yang hangat, terkait dengan terbitnya Permen 20/2018 yang kemudian diganti dengan Permen 92/2018. Seperti halnya sikap PBI, Gusti Prabu juga mendukung langkah pemerintah merevisi aturan itu, karena pada Permen 20 dianggap kurang tepat, atau aturannya negatif.
“Kita para kicaumania ini sesungguhnya adalah pelestari yang sebenarnya. Tanpa para kicaumania, sebagian burung-burung yang sekarang kita nikmati kemerduan suaranya itu mungkin sudah tidak ada lagi, tinggal sejarah.”
Menurut Gusti Prabu yang juga dikenal sebagai penggemar perkutut, pecinta burung sejati seharusnya juga tergugah untuk menjadi pembudidaya atau pelestari. “Kalau mengaku kicaumania sejati, saya kira pasti ada rasa peduli agar burung yang kita sukai itu bisa tetap lestari, supaya sampai kapan pun tetap bisa memanfaatkannya untuk hobi, sampai anak cucu kita. Dengan demikian, burung-burung yang dipelihara sumbernya bukan lagi dari menangkap di alam liar.”
Upaya dari masyarakat itu juga perlu mendapat dukungan dari Pemerintah melalui berbagai upaya, termasuk aturan yang positif. “Perlu dibuat aturan yang positif, yang sifatnya memberikan dukungan kepada masyarakat dalam mengupayakan pembudidayaan burung-burung, apalagi bila burung itu ditengarai sudah mulai langka. Pemerintah mungkin perlu memberikan semacam arahan, pelatihan, agar burung-burung yang berada di tengah-tengah masyarakat itu bisa berkembang biak dengan baik.”
Masyarakat yang sudah sukses secara produksi, juga harus mendapatkan dukungan, kemudahan, bahkan juga perlindungan. Misalnya kemudahan dalam menjual hasil hasil ternaknya. “Jadi jangan sampai ada aturan yang terlalu ribet dan mempersulit peternak kecil. Aturan-aturan yang sulit dipenuhi, sehingga yang akhirnya bisa mengikuti aturan itu hanya peternak besar yang notabene adalah juga pemodal besar. Ini karena kebetulan juga hadir dari KLHK pak Dirjen KSDAE, jadi mohon ini bisa jadi bahan masukan.”
Budidaya burung, hanya sebagian kecil unsur dari multiplier efek tadi. Sebab hobi burung juga telah menciptakan banyak mata usaha lainnya, seperti pengrajin sangkar, aksesoris, pakan, dan banyak lagi yang lain. “Karena itu para pembudidaya atau peternak terutama yang skala kecil itu juga perlu dilindungi agar bisa berkembang menjadi besar.”
Dalam hal even kolosal Piala Raja, karena ini membawa nama Raja dan tentu Yogyakarta secara umum, Gusti Prabu meminta semua pihak untuk menjaganya dengan baik, jangan sampai mencorengnya. Salah satunya, kepada para juri yang memang punya "kuasa penuh" untuk menentukan siapa yang berhak menjadi juara.
"Kepada para juri saya minta menilai yang sebaik-baiknya, yang sebenar-benarnya, jangan karena kenal dekat, atau kepentingan lainnya. Maka pertanyaan saya singkat saja, mau SURGA atau NERAKA?"
Pertanyaan yang sekaligus juga menutup kata sambutan Gusti Prabu itu pun mendapat aplaus yang membahana dari semua yang hadir.
Dirjen KSDAE Ir. Wiratno dalam sambutannya lebih mengajak kepada para kicaumania untuk melindungi burung-burung yang ada di alam. Sebab keberadaan burung-burung di alam bebas itu sangat diperlukan untuk menjaga keseimbangan lingkungan.
“Burung-burung yang ada di alam itu harus kita jaga. Itu sebabnya ada beragam aturan untuk melindungi keberadaannya, seperti halnya tanaman juga dilindungi. Ada pun untuk burung-burung yang dipelihara dan dibudidayakan, juga harus dilakukan upaya untuk menjaga keasliannya, jadi jangan asal main disilang-silangkan dengan yang lain. Kalau sampai jenis yang asli hilang, kerugian besar bagi umat manusia.”
Belum kebagian kaos eksklusif PIALA RAJA 2018? Segera pesan sekarang ke 0852.5863.4229
Sementara itu, Kestersis Rose Sotikno SH, MM yang memberikan sambutan mewakili Kepala Dinas Pariwisata DIY Ir. Aris Riyanto juga membenarkan bila even seperti Piala Raja terbukti memberikan multiplier efek yang luar biasa, sehingga sangat efektif menjadi salah satu media promosi pariwisata.
“Misalnya peserta dilaporkan ada 6 ribu lebih burung. Padahal satu peserta atau burung bisa dikawal oleh 5-10 orang. Saya kira baru kali ini ada even yang sangat heboh sampai komplek Candi Prambanan yang begitu luas saja sampai tak muat untuk nampung pakir kendaraan peserta.”
Dari sisi pengusaha hotel atau penginapan, juga sangat positip. Karena sebagian besar peserta dari luar kota bahkan luar pulau. “Ada yang sudah sampai di Jogja sejak hari Jumat. Nanti juga tidak langsung pulang, banyak yang masih menginap lagi. Jadi secara umum memang sangat mendukung dunia Pariwisata.”
Kestersis pun berharap panitia juga bisa memikirkan alternatif lokasi lomba agar tidak terpaku di Prambanan saja. “Perlu dikaji dan dipertimbangkan pula lokasi lain yang belum seramai Prambanan agar bisa mendapat berkah juga dari even seperti ini, jadi dikenal, sehingga kelak juga bisa ramai. Kalau Prambanan ini tanpa lomba pun tiap hari sudah ramai, jadi perlu juga destinasi lainnya dibantu supaya bisa lebih ramai.”
Yang belum jadi breeder, belum terlambat. Siapkan dari sekarang! SUPER BREEDING, siap membantu menuju sukses.
Ada pun H. Bagiya Rakhmadi dalam sambutannya selaku ketua umum PBI Pusat, antara lain menyebutkan tentang usia PBI yang pada 20 September memasuki usia ke 45 tahun. "Namun saya paham, kematangan sebuah organisasi itu tak semata ditentukan oleh usia, tapi juga hal lain seperti bagaimana tindak-tanduk, tutur kata, juga dalam menyikapi berbagai hal. Apa pun, sejak awal didirikan PBI memang siap dan akan selalu berjalan seiring dan tegak lurus dengan program kelestarian dan konservasi. Terimakasih kepada semua pihak yang selalu mendukungan PBI, termasuk untuk even akbar ini."
Bagiya juga meminta semua pihak terutama panitia dan juri untuk bekerja sebaik-baiknya agar even Piala Raja bisa dijaga dengan baik, jangan sampai tercoreng nama besarnya, karena juga menyangkut nama Keraton dan Jogja secara umum. "Kalau ada yang main-main, saya akan minta kepada pihak keraton supaya even burung berkicau Piala Raja sampai di sini saja, sampai ke-19 saja. Jadi, saya juga ingin kembali mengulangi pertanyaan Gusti Prabu tadi, untuk saudara juri, pengin SURGA atau NERAKA?" [ditulis dan post oleh maltimbus]
BERITA LAINNYA
KATA KUNCI: gusti prabukusumo dirjen ksdae ir. wiratno bagiya rakhmadi piala raja data juara piala raja