DIDI & YOSI NOVITA. DI DEPAN TOKO

DIDI PAKAN BURUNG & AKSESORIS

Modal 6,5 Juta dari Pesangon + Jual Branjangan, Kini Jagi Agen Grosir Untuk Kulakan

Rabu, 22 Januari 2020 - PROFIL

Usaha Pakan Burung & Aksesoris bukanlah menjadi cita-citanya. Situasi dan kondisi yang terjepit dan kepepet karena terkena PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) pada tahun 2010, memaksanya menjadi pedagang pakan burung.

Tahun 2010, Didi terkena PHK dari tempat kerjanya. Ia mendapat uang pesangon 6,5 juta yang akhirnya menjadi modal awal usahanya. Jadi pedagang kebutuhan burung terinspirasi sewaktu dirinya sering nongkrong di Toko Pakan burung di wilayah Blok O, dekat tempat tinggal kontrakannya.

Sejak menganggur Didi memang sering nongkrong dan ngobrol dengan pegawai warung pakan. Kalau sudah di sini, ia betah seharian dari pagi sampai sore.

Melihat pembeli ramai dari pagi sampai sore, membuat dirinya juga ingin membuka usaha pakan burung. “Saya berpikir, kalau satu orang pembeli memberikan keutungan 500 perak saja, dikalikan puluhan apalagi ratusan orang sudah berapa keutungannya. Banyak sekali,” jelas Didi sambil mengenang masa lalu.

Didi akhirnya menemui langsung kepada pemilik toko, bercerita tentang keadaan dirinya yang beru terkena PHK, dan ingin berdagang pakan burung. Beruntung sang pemilik warung berbaik hati, dan mau memberikan semangat.

”Saya tanya kalau mau dagang pakan burung kira-kira modalnya berapa. Dijawab kalau mau dagang mudal berapa pun pasti kurang. Sekarang yang penting ada mudal berapa, langsung jalankan saja seadanya,” ungkap Didi.

AWAL MULA BUKA TOKO PAKAN BURUNG & AKSESORIS

Tanpa pikir panjang Didi langsung mencari tempat usaha, dapatlah kontrakan di jalan Kebun Agung KM 3 Getas, Tlogo Aji, Sleman. Dari 6,5 juta modal awal, dipotong 2 juta untuk bayar sewa kontrakan. Sisanya 4.5 juta untuk belanja dagangan.

Ia memberi nama tokonya Pakan Burung & Aksesoris, dibuka pada tahun 2010. Karena mudal sedikit, untuk beli daganannya juga sangat terbatas. Didi kulakan seperti beras merah, pakan ikan, pakan ayam dan sebagainya secara curah, ngecer per 5 kilogram, tidak berani borong lagnsung lansung sebagor.

“Saya sehari belanja sampai dua kali pagi sore, kalau barangnya habis langsung kita kulakan, wong ngadep barangnya hanya 5 kilogram.”

Begitu juga menjual sangkar, hanya kulakan tiga sangar burung. Penghasilan memang tidak terlalu banyak. Untuk menambah pendapatan, Didi yang berpenampilan ramah dan mudah bergaul sembari membuka tambal ban di depan warungnya.

Selama 2 tahun dijalani, namun belum menunjukkan tanda-tanda kemajuan. Hingga pada suatu malam Didi meminta ijin pada sang istri Yosi Novita untuk kembali ingin bekerja seperti dulu.

Beruntung sang istri terlihat lebih sabar, walau menghadapi kesulitan usahanya masih bisa menahan keingan sang suami bekerja.”Istri saya bilang sabar dulu mas, kita tekuni dagang dulu mungkin bisa menjadi jalan hidup kita nantinya.”

Benar saja, di saat kondisi sulit dan  modal dagangan tipis, ternyata burung branjangan yang sduah cukup lama dilihara, dibeli orang dua ekor dengan harga 6 juta. Hasil uang dari jual burung semuanya dibelikan dagangan.

”Burung branjangan itu saya beli di Solo seharga 350 ribu sewaktu masih kerja.”

Didi dulu bekerja di bagian marketing, memang sering ke luar kota. Bila ke kota Solo Didi selalu mampir pasa burung Solo. Bila melihat burung pleci dan branjangan prospek dirinya pasti beli.

Kebanyakan burung yang dibeli memang branjangan dan pleci. Pleci pada saat itu memang sedang booming.

Tak selang lama istrinya yang sudah hamil tua pun melahirkan anak ke dua yang kini diberi nama Putra Ata Favis Hasan Al Fatah, kini usia TK.

”Anak saya yang ke dua lahir sungsang, tapi normal tidak opreasi. Alhamdulillah sejak anaku lahir usahanya tambah lancar, membawa berkah.” Kini Didi sudah buka cabang Khusus Sangkar yang berada di jalan Cebongan, dekat Polsek.

JADI AGEN UNTUK KULAKAN  

Bila dulu dagangan hanya beberpa jenis, jumlah juga sangat terbatas, kini tokonya sudah penuh dengan barang. Selain ramai pembeli langsung dari para pemain burung, juga menjadi kulakan banyak bakul.”Banyak bakul ambil sangkar. obat-obatan, dan keperluan burung lainnya dari sini,  untuk dijual kembali.”

Dari semula kalau belanja hanya 5 kg, kini sekali belanja  beras merah sudah 2 ton. Tak butuh waktu lama, dagangan pun langsung habis. Begitu juga sangkar, sekali belanja sangkar bulat dari besi 20 dus, satu dusnya berisi satu losin.

TOKO PAKAN BURUNG & AKSESORIS

Obat-obatan juga komplit, semua produk Super Kicau juga ada di sini. Bahkan kini menjadi salah satu agen obat burung produk Super Kicau di kota Jogja yang cukuk besar.

”Sudah lama produk Super Kicau kita jualan. Kebetulan itu salah satu produk yang lama dan sudah banyak memiliki pelanggan yang fanatik. Produk-produk itu antara lain Super N, Moncer 1, hingga sejumlah produk baru seperti Lemans, Quatriks, Snot Go, Egg More yang kini sedang banyak dicari orang.”

Didi juga menjadi salah satu anggota yang disepuhkan di komunitas MBJF (Murai Batu Jogja Family). Angotanya ratusan, mulai peternak murai batu, peloloh, hingga memaster. Didi sendiri kini juga punyya ternak 5 pasang murai batu, sebagian besar sudah produksi.

”Awalnya saya punya satu pasang, satu tahun tidak ada hasil, akhirnya pejantannya saya jual untuk beli betina. Setelah dijodohkan, tak lama jadi.”

Menurut Didi, banyak kawan-kawan yang menggunakan produk Super Kicau. ”Obar Super N, vitamin Moncer 1, banyak sekali dicari orang. Yang paling baru Lemans orang juga sudah banyak yang mulai menggunakan dan pada puas. Ada yang sudah beli lagi, atau merekomendasikan teman-temannya untuk membeli.”

Nah, bagi yang ingin kenal lebih dekat dengan Didi, kini nomer whatsappnya, 0819-0404-21. [busro]

KATA KUNCI: didi yosi pakan burung & aksesoris