SISTEM STIK DI RONGGOLAWE NUSANTARA. SATU JURI, MENILAI HANYA 6 BURUNG

CATATAN DARI PIALA DAWET AYU #3

Bisakah Mengatur Agar Juri A Bisa Selalu Menilai Love Bird Milik B?

Menjadi juri burung memang pekerjaan yang rentan dan rawan. Sudah kerja benar saja ada kemungkinan dituduh selingkuh dengan peserta tertentu. Termasuk saat menilai love bird, yang pakemnya relatif paling simpel.

Dikatakan paling simpel, karena secara umum, di EO mana pun, dengan sistem apa pun, pakem penilaian lebih merujuk pada kerajinan dan durasi saja. Aspek lain seperti volume, apalagi variasi lagu, cenderung diabaikan.

 

 

ANDRI KOMPLONG & DUTA PARIWISATA. PERKENALKAN POTENSI BANJARNEGARA

 

Pada even Piala Dawet Ayu Banjarnegara, Minggu 3 Desember, dengan juri Ronggolawe Nusantara, khusus love bird menggunakan sistem stik. Gantangan dibagi dalam beberapa blok, satu blok dijaga oleh satu juri, menilai hanya 6 burung saja.

Stik memanfaatkan sedotan dengan warna berbeda, yang menunjukkan nilai tertentu. Misalnya pada love bird dewasa/umum, warna kuning bernilai 5, bila love bird ngekek 2-5 detik. Di atasnya warna hijau dengan nilai 15, bila love bird ngekek antara 6 – 10 detik. Stik biru apabila burung ngekek 11 – 20 detik, nilainya 50, dan stik tertinggi merah dengan nilai  100 bila burung ngekek antara 21-30 detik.

 

MENGAMBIL UNDIAN BLOK. TIDAK BOLEH SESUKANYA

 

Keluhan yang umum terjadi pada sistem stik (tiap penyelenggara lomba punya pedoman nilai yang tidak selalu sama), biasanya menganggap juri terlalu pelit saat menghitung kekekan burung miliknya. Misalnya, si pemilik burung merasa jagoannya ngekek lebih dari 15 detik, juri hanya memberi stik hijau padahal menurut si pemilik layak dapat stik biru.

Di sisi lain, ia melihat juri di blok lain lebih “mengobral” dalam menaruh stik. Atau lebih payah lagi, bila ia menganggap juri yang sama bisa memberikan stik yang lebih baik pada burung lain saingannya yang di satu blok, padahal durasinya mungkin relatif sama atau malah dianggap lebih pendek.

 

========================

KEBELET LOMBA, TAPI BELUM BERANI KE EVEN BESAR, INI SOLUSINYA

Banyak kicaumania pengin turun lomba, tapi bukan di even besar yang musuhnya dianggap terlalu berat. Yang tinggal di Jawa Tengah - DIY, ada Mercu Buana Cup II, Minggu 10 Desember 2017 di Kampus Universitas Mercu Buana, Jalan Wates Yogyakarta.

Semua kelas tiket terjangkau, hadiah dijamin memikat mulai 30 ribu hadiah 1 juta. Kepuasan peserta akan dikedepankan oleh Kabul, Hen Hen, Brian, Barno dan kawan-kawan dari Ronggolawe Yogyakarta. Klik brosur selengkapnya DI SINI

========================

 

Nah, keluhan yang sudah lazim ini rupanya sudah diantisipasi oleh Andri Komplong selaku penggagas Piala Dawet Ayu. “Ya kalau soal keluhan semacam ini, kan kita sudah sering dengar, jadi hafal karena relatif berulang. Saya sudah sering datang ke lomba baik sebagai peserta, sebagai penonton, hingga sebagai panitia, sering mendengarkan keluhan semacam itu. Dari situ, kita coba mengindentifikasi, lalu mencari solusi atau menerapkan sistem untuk melakukan perbaikan.”

Perbaikan paling  mendasar, dikatakan Andri adalah dengan membina para juri supaya bisa menjaga integritas dan kehormatan diri. “Selain pembinaan dalam aspek teknis, tak kalah penting juga dalam aspek moral dan mental. Para juri harus sadar bila pekerjaannya memang sangat rentan dan rawan. Rawan godaan, juga rawan tuduhan. Makanya sejak awal harus benar-benar hati-hati.”

 

KOIN UNDIAN BLOK. RAMBU-RAMBU AGAR JURI TIDAK BISA PILIH BLOK

 

Hal berikutnya adalah coba menerapkan sistem agar sedapat mungkin tidak bisa lagi para juri dan peserta yang punya niat kurang baik, punya ruang gerak. “Dalam kasus love bird, bisa saja ada peserta tertentu dan juri main mata, lalu si juri sebelum penugasan lantas minta atau selalu menempatkan diri di blok di mana burung milik si teman yang titip tadi digantung. Juri mungkin bisa meng-up stik satu tingkat lebih tinggi dari seharusnya.”

Dengan melihat peluang semacam itu, diterapkanlah undian blok bagi juri yang akan menilai love bird di even Piala Dawet Ayu. “Juri yang akan tugas dipanggil, lalu diminta mengambil koin yang ada nomor blok.  Dia harus menilai di blok sesuai yang ia dapat dari undian, tidak boleh lukir dengan yang lain.”

 

SESI LOVE BIRD DI PIALA DAWET AYU. SAMPAI MALAM TETAP RAMAI

 

Menurut Andri dengan sistem seperti itu, peluang juri dan peserta main mata seharusnya sudah tidak ada, atau paling tidak peluangnya menjadi sempit sekali.

“Tapi sistem tetap saja buatan manusia, tentu kita sadari ini bukan sesuatu yang sempurna, bisa dicari celah kelemahan oleh mereka yang benar-benar sejak awal memang punya niat kurang baik.”

 

======================

SUDAH TAHU ADA PAKAN YANG LAGI NGEHIT, DICARI-CARI KICAUMANIA?

Banyak yang sudah mencoba dan merasa cocok. Selain harga relatif terjangkau, khasiatnya juga langsung terasa, nyata bisa dilihat. Klik baner di bawah ini biar tahu informasi lebih lengkap.

Coba dan buktikan,... baru bicara.

========================

 

Dengan sistem stik dan blok juri diundi pun, tetap saja masih ada peserta yang mengeluh atau komplain. “Terkadang sistem sudah kita buat bagus, tapi yang menjalankan manusia juga yang tak lepas dari kelemahan. Ini hal yang harus kita sadari juga.”

Misalnya, cara menghitung durasi burung, antara juri yang  satu dengan yang lain, tentu tidak bisa persis sama, karena semua memakai perasaan. Bahkan saat dicoba menggunakan Tab yang durasi hitungannya sama pun, komplain juga masih tetap ada. Kenapa, karena juri saat mencet tombol star dan end, bisa terlalu cepat atau terlambat beberapa detik juga, dan itu bisa merugikan atau mengunguntungkan peserta tertntu.

 

AGUNG STASIUN & WONDER WOMEN. JUARA 2 DAN 9, DISYUKURI

 

“Jadi memang tetap ada kelemahan. Penghitungan durasi secara manual ya harus diakui tetap tidak bisa sama 100 persen antara juri satu dengan yang lain. Tapi dengan pelatihan terus menerus, jam terbang, setidaknya bisa mendekati sama. Kami di Ronggolase Nusantara kan mencoba membuat standar agar setidaknya hasilnya bisa terukur. Bila ada yang  tanya, juga ada data yang faktual yang bisa ditunjukkan, bukan hanya menjawab misalnya kalah panjang, kalah rajin, ngetem lama, atau kalah volume, kalah lagu, kalah gaya. Dengan warna stik yang didapat, kita bisa membandingkan durasi dengan yang lain. Sampai sekarang, sistem ini masih kami anggap yang terbaik di Ronggolawe, jadi masih dipakai, sampai suatau saat mungkin akan disempurnakan lagi bila menemukan sistem baru yang dianggap lebih baik.”

 

PESERTA PIALA DAWET AYU. TAK MENUNGGU, MASUK LANGSUNG GANTANG

 

Yang jelas, Andri menandaskan bila dari panitia sendiri sama sekali tidka punya kepentingan untuk membantu atau memenangkan peserta tertentu agar burungnya juara. “Kami dari panitia pengin lomba berlangsung fairplay, semua peserta bisa senang dan puas, termasuk yang kalah. Kalau dengan segala macam rambu-rambu kok masih ada yang menganggap ada main mata antara juri dan peserta tertentu misalnya, ya itu hanya Tuhan dan yang bersangkutan saja yang  tahu, dan itu juga menjadi tanggungjawab masing-masing.”

Akhirnya, Andri kembali menyampaikan rasa syukur karena lomba sudah selesai, secara umum berlangsung lancar. “Kami semua sangat bersyukur, Tuhan sudah memberkahi kita semua dengan cuaca yang cerah sampai rampung, lancar tanpa kendala berarti. Terimakasih untuk semua dukungannya. Kami sudah berupaya memberikan yang terbaik, mohon maaf bilamana masih tetap melekat kelehaman dan kekurangan."

 

DATA JUARA PIALA DAWET AYU, KLIK DI SINI

 

===========================

BANJIR KICAUMANIA LUAR KOTA, BUKAN UNTUK MENGALAHKAN PESERTA LOKAL

Loh, maksudnya? Anda yang tinggal di Jawa Tengah, DIY dan sekitarnya, jangan ragu untuk mendatangi Piala Kota Gudeg, Minggu 17 Desember di Lapangan JEC Yogyakarta. Akan ada banyak kicaumania luar kota yang datang, tapi bukan untuk menyingkirkan burung-burung Anda.

Sebaliknya, mereka malah bawa sangu banyak. Kalau senang dengan jagoan Anda, malah ingin meminangnya. Tentu saja dengan sepersetujuan Anda. Tiketnya mulai 30 ribu hadiah 1,5 juta. Tertarik...? Klik saja baner di atas.

========================

SENYUM PESERTA PIALA DAWET AYU, PAGI-PAGI SUDAH PANEN PRODUK EBOD JAYA

 

BIAR KALAH, TAK KEHILANGAN SENYUM

 

========================

BARU KALI INI, CIBLEK, KONIN, DAN BALIBU BERKSEMPATAN MERAIH MOTOR

Selain anis merah, tiga jenis burung yang lama ini seperti terpinggirkan yaitu Ciblek, Konin, dan Love Bird Balibu berksempatan meraih hadiah MOTOR. Tiketnya hanya 125 ribu perak. Total tersedia 7 Motor tanpa diundi. Selengkapnya KLIK baner berikut.

BELUM PUNYA SANGKAR RADJA? Hubungi: 0819.0377.1188, 0856.4322.5105, 0813.2828.2880 (DIY dan sekitarnya), 0877.3800.6456 (eks karesidenan Kedu, Banyumas, dan sekitarnya)

========================

KATA KUNCI: piala dawet ayu undian blok untuk menilai love bird satu blok 6 burung

MINGGU INI

AGENDA TERDEKAT

Developed by JogjaCamp