KELAS CENDET UTAMA G24 FULL PESERTA, PARA JURI BEKERJA EKSTRA KERAS

ZHAWO CUP 1 MAGETAN

Cendet-Cendet Mewah Turun Sajikan Duel Sengit, Jurinya Kewalahan?

Tuntas sudah Lomba burung besar perdana besutan kicaumania Zhawo SF yang digelar di lokasi dengan view mewah gunung Lawu, gantangan Kota Asri kawasan Milangasri, kota Magetan, Minggu (11/9/2022).

Selain kemeriahan, yang tak kalah menariknya hingga patut menjadi bahan perhatian adalah persaingan sengit antar burung -burung peserta di kelas-kelas yang dibuka, dari kelas Ocehan hingga kelas Ocehan.

CENDETERS PONOROGO BANYAK MERAIH JUARA DI TENGAH KETATNYA PERSAINGAN KUALITAS

 

 

Jelas, kelas Murai Batu menyajikan persaingan yang cukup keras, karena mayoritas burung kualitas di sekitar kawasan ini turun, seperti dari Madiun, Ngawi, Ponorogo dan sudah barang tentu dari Magetan.

Di kelas ekor panjang ini, R2, Murai milik Dextro 87 sukses menyabet juara 1 di kelas utama bertiket 250K G24, yang dikuntit ketat oleh MB SR milik Patak Krewak dan Mukjizat milik Tiyo dari Caruban, yang masing-masing menduduki posisi kedua dan ketiga.

Sedangkan di kelas Murai Batu kedua bertiket 150K, aksi Bocil milik Eris S dari Essa BF Maospati berhasil memukau perhatian para juri sekaligus mengkandaskan mimpi para rivalnya, seperti MB Mageti milik Lowos dari TK Mlipir dan Kaylra dari Dextro 87, dimana keduanya harus puas menempati podium dua dan tiga.

Selain kelas ekor panjang, kelas yang digadang-gadang bakal meriah sekaligus ditunggu-tunggu kicaumania adalah kelas burung predator Cendet. Shodor Candi, Ketua Pelaksana di lomba ini berhasil mengundang cukup besar kaum Cendeters.

Tak hanya dari sisi jumlah, dari sisi kualitas peserta yang turun kali ini juga sangat istimewa, nyaris semua Cendet bagus karesidenan Madiun hadir di even ini.

Kondisi ini tentu membuat persaingan menjadi ketat dan panas, dimana menurut Shodor karena hampir semua burung bekerja. "Jarang sekali seperti ini, semua burung kerja dengan materi andalan masing-masing," bukanya, saat bareng burungnews mengamati penjurian kelas Cendet utama bertiket 100K.

Apakah situasi ini membuat para pengadil kewalahan? "Sepertinya tidak karena saya yakin teman-teman juri mampu menguasai keadaan meski perbedaan kualitas antar burung sangat tipis," tandasnya.

Menyikapi hal itu, beberapa pengawas sekaligus pengurus dari Jalaratu pun sesekali berteriak pada para Juri agar hati-hati dan teliti.

"Semua burung kerja, kualitasnya juga bagus-bagus mas. Itulah yang membuat saya harus sering berteriak agar teman-teman teliti, mbleset sedikit bisa bahaya ini," tutur Gatot Subiyantoro, ketua Jalaratu Magetan salah satu pengawas yang rajin meneriaki juri.

Senada dengan Shodor, Gatot pun menampik kalau juri-juri yang bertugas bingung atau kewalahan. "Kualitas mereka teruji, merek ajuri-juri senior Jalaratu, makanya tidak terlihat sama sekali mereka bingung. Mereka hanya lebih teliti saja," tampiknya.

SAPOE ANGIN MILIK CUPLIS DARI ZHAHRAN SF RAIH JUARA KELAS CENDET UTAMA

 

Selesai penjurian, dilaksanakan rekap dengan sistem pengajuan terbuka dan papan rekap besar yang juga bisa disaksikan oleh seluruh peserta. Di kelas utama bertiket 100K, Cendet Sapoe Angin milik Cuplis dari Zharan SF akhirnya berhasil mengunci kemenangan dengan posisi kedua dihuni Mafia milik Blokosuto AE dan posisi ketiga ditempati Jarum milik Jack Ngawi dari Ruwet SF.

Di kelas Cendet lain bertiket 85K, dua burung asal Cendeters Ponorogo, yakni Mafia dan Mandala milik Adikoro Panglima SF yang kali ini turun di bawah panji Duta Piala Kampoeng Reog dengan pengawal Boleng, menyodok di posisi kedua sementara Sapoe Angin melorot di urutan ketiga. (senjajoss)

 

KATA KUNCI: zhawo cup 1 magetanlomba burung magetan

MINGGU INI

AGENDA TERDEKAT

Developed by JogjaCamp