YOTAMA CUP JAKARTA

Dapat Ajuan Terbanyak dari 4 Juri Tapi Tidak Koncer, Ken Mau BF Kini Tak Bingung Lagi

Ken Murai Mania - Mau BF bersorak di sesi awal Yotama Cup, Minggu 3 Juli 2022. Jago yang ia turunkan dapat ajuan 4 juri atau kategori ajuan teratas bersama dua burung yang lain, masuk nominasi. Ia tinggal berharap kebagian koncer A, atau paling tidak B.

Tak lama, wajahnya berkerut. Ken tampak bingung. Burungnya yang berada di gantangan 27 sama sekali tidak mendapatkan koncer. Sementara ada satu burung yang mendapatkan ajuan 3, malah mendapatkan koncer.

Alhasil, burung Ken harus puas menempati peringkat ke-4. Oleh rekan-rekannya, Ken diminta untuk menanyakan hal tersebut ke team juri, biar tidak penasaran. Bila yang ditemukan atau diajukan oleh tiga juri bisa dapat koncer, kenapa yang ketemu dan diajukan oleh 4 juri malah tidak dapat koncer. Itulah hal yang hendak ditanyakan oleh Ken.

Setelah keluar dari ruang juri, Ken mengaku mendapatkan penjelasan, bila juri memang punya hak untuk memberikan koncer pada yang ajuan 3. Dengan kata lain, semua burung yang masuk nominasi, apakah itu ajuan 4 atau 3, punya hak yang sama untuk dapat koncer atau tidak mendapatkan koncer.

 

KEN DI PIALA PARAHYANGAN 2 MB GANESHA JUARA 1

 

Di Yotama, tiap juri bisa mengajukan 4-6 burung (nomor gantangan). Catat, yang diajukan hanya nilai mentok, bukan merupakan ajuan koncer. Ada pun ajuan koncer, menjadi rahasia masing-masing juri, dan baru diketahui setelah mereka menancapkannya di akhir penilaian.

Bila koncer yang diajukan kebetulan tidak masuk nominasi, juri tersebut tidak boleh menancapkan koncer. Kasus ini sudah terjadi pada saat “uji coba” tanggal 19 Juni.

Menurut H. Fajar, salah satu juri yang bertugas baik pada 19 Juni maupun 3 Juli, ada juri yang hanya menancapkan koncer A, B-nya ditinggal, atau sebaliknya hanya menancapkan B, A-nya ditinggal. Bahkan juga ada yang sama sekali tidak menancapkan koncer.

“Semua ajuan tidak ada yang masuk nominasi, karena hanya diajukan dua orang atau malah sendirian. Di sini kan syarat masuk nominasi minimal 3 ajuan juri. Kenapa bisa jadi beda semua ajuannya, mungkin pas burung-burung yang bagus dan ketemu juri lainnya, giliran dia masuk ke blok tersebut tampilnya pas kendor, akhirnya nemu burung lain yang diangap masuk.”

 

TWISTER GOLD, salah satu pakan burung yang disebut paling cocok untuk murai batu, hwamey, anis merah, kacer oleh para kicaumania yang sudah mencoba dan kemudian terus memakainya, termasuk untuk jenis burung pemakan serangga lainnya. Tersedia juga TWISTER SEAWEED, ANTI STRES, MASTER, serta TWISTER TROTOLAN untuk meloloh pemakan serangga dan TWISTER BUBUR untuk meloloh pemakan bijian.

 

Ken sendiri punya asumsi, empat juri menemukan burungnya untuk diajukan, karena nemu dari sisi durasi, tetapi hanya ajuan mentok dan tidak dikoncer, karena faktor volume yang oleh juri kemungkinan dianggap kurang.

“Secara saya pribadi, kemungkinan burung saya tidak dapat koncer karena dari sisi volume dianggap kurang. Burung saya itu tipe burung durasi, biasanya volume cenderung kurang. Nah secara durasi keempat juri nemu semua, tapi dari kategori volume dianggap kurang.”

Ketika salah satu kategori penilaian seperti durasi, materi lagu, dan volume, ada yang kurang, mungkin juri tidak berani kasih koncer, sekadar ajuan mentok saja. “Syarat bisa koncer, boleh jadi setidaknya tiga kategori itu harus masuk, selama ada peserta yang masuk kategori itu. Bila tidak ada ditemukan yang lengkap 3 kategori tersebut, ya baru bisa masuk, prinsipnya cari yang terbaik pada saat itu kan. Itu dari logika saya pribadi,” imbuh Ken.

Ken pun memastikan, dirinya bukan komplain, hanya sekadar bertanya saja, sesuai saran rekan-rekannya, supaya bisa tahu persis duduk soalnya. “Itu bukan protes atau komplain. Saya juga paham kekurangan burung saya. Hanya ingin memastikan saja kenapa bisa, dasarnya seperti apa.”

 

PARA JURI YANG BERTUGAS DI YOTAMA CUP, 3 JULI 2022

 

Saat dikonfirmasi seusai lomba, H. Fajar menjelaskan beberapa kemungkinan. “Pertama, kalau secara aturan yang sangat teknis, juri punya hak untuk memberikan koncer pada semua nominasi, apakah itu diajukan oleh 4 juri atau 3 juri. Asal sudah masuk nominasi, pada dasarnya haknya sama. Artinya, bukan berarti yang diajukan oleh 4 juri lantas punya hak lebih dari yang diajukan 3.”

Ada pun secara individu burung, lanjut Fajar, ketika dikontrol di blok rolling, juri menemukan burung itu cukup bagus, layak untuk diajukan (mentok), tetapi tidak berani sampai mengajukan koncer. “Kenapa, karena mungkin masih menemukan setidaknya dua burung lain yang dianggap lebih bagus. Mungkin saat itu juri menemukan durasi, tapi secara volume dan materi lagu dianggap kurang. Atau menemukan materi lagunya bagus, tapi secara durasi dan volume kurang.”

Begitulah yang terjadi pada burung milik Ken di Yotama Cup. Burung-burung lain pun bisa mengalami hal yang sama pada sesi dan/atau event berikutnya. Tidak ada yang salah, selama pakemnya memang mengijinkan atau memberikan peluang untuk itui.

Ken dan banyak kicaumania lainnya, mengaku akan kembali meramaikan gelaran di Yotama Enterprise, yang rencananya akan kembali digelar pada Minggu 17 Juli 2022. Agenda yang lebih panjang, bahkan juga sudah disusun.

 

 

Ken Murai Mania, dikenal sebagai breeder yang sukses sejak masih tinggal di Padang. Sudah beberapa tahun terakhir, Ken pindah ke dekat ibu kota Jakarta, berikut semua kandang breeding dan pegawainya. Mau BF, nama farm-nya, bahkan terus dikembangkan, menambah indukan, bahkan juga akusisi kandang di luar Jabodetabek.

Mr. Yoga, owner Yotama Enterprise, mengaku akan terus memantau dan mengumpulkan setiap pertanyaan, kritik, dan masukan. “Kami ini ibarat bayi yang baru lahir. Event yang menerapkan sistem ini baru dua kali. Kami tidak alergi bahkan sangat berterimakasih bila ada peserta yang bertanya hal-hal yang belum dipahami atau dianggap membingungkan.”

Bila memang diperlukan, team Yotama akan terus memperbaiki atau menyempurkan sistem dan teknis pelaksanaannya. “Sambil jalan, kami akan terus memperbaiki bila menemukan ada titik lemah. Kami juga terus aktif silaturahmi ke event-event lain, sembari melakukan semacam studi banding,” imbuh Mr. Yoga.

Penelusuran burungnews.com, kasus serupa juga pernah terjadi di event lain yang menerapkan konsep ajuan terbuka, meski secara teknis tidak sama persis. Seperti di SMM, The Sultan Malang, hingga SKN, ketiganya di Jawa Timur dan sudah menjalankan model penilaian terbuka lebih dahulu, bahkan bisa  disebut sebagai pionirnya.

 

MR YOGA DAN ITOK SOLO, 14 AGUSTUS SILATURAHMI KE SFF 2

 

Hal ini antara lain diceritakan oleh salah satu kru Dwi Sampit yang turun di The Sultan Malang beberapa waktu yang lalu. “Kami melihat di kelas murai batu dan kacer ada yang dapat ajuan 4, masuk nominasi, tetapi tidak mendapatkan koncer. Mungkin karena sudah sering dan paham pakemnya memang begitu, peserta tersebut bisa menerima sehingga tidak bertanya,” jelasnya.

Teddy, kru Dwi Sampit lainnya, bahkan merasakan langsung ketika turun di SKN, masuk nominasi dengan ajuan 4 juri, tetapi tidak dapat koncer. Setelah bertanya kepada pengurus dan peserta lainnya yang sudah sering turun di seitu, Teddy pun bisa paham.

“Karena baru pertama kali dan langsung mengalami, kan belum tahu bila ada detil kondisi seperti itu. Setelah dijelaskan ya sekarang paham. Pada sistem yang ajuan juri sampai 4 atau lebih, memang lumrah ajuan 4, masuk nominasi, tetapi belum tentu dapat koncer. Burung lain yang masuk nominasi dan dapat koncer, saya lihat juga layak kok. Kami tetap menganggap sistem yang sudah cukup lama diterapkan di SKN, SMM, dan penyelenggara lain yang serupa, cukup baik. Kami tetap akan kembali ke sini pada kesempatan berikutnya,” tandas Teddy.

Di SMM misalnya, ada baliho besar yang menuliskan slogan, semacam prinsip dasar di tempat itu, “juara itu pasti nominasi, tapi nominasi belum tentu juara.” Kicaumania yang memperhatikan hal ini, dan sudah turun beberapa kali di gelaran-gelarran tersebut, pasti sudah mengerti bila nominasi, tidak berarti harus dapat koncer apalagi juara.

 

 

Kesimpulan yang bisa diambil, munculnya situasi ada burung yang masuk ajuan teratas atau diajukan oleh 4 juri (pada sistem penilaian dengan 4 orang juri tanpa korlap), tetapi kemudian tidak dapat bendera koncer, terjadi pada event-event yang juri bisa mengajukan setidaknya 4 ajuan.

Dari setidaknya 4 burung yang diajukan oleh juri (bisa sampai 6 ajuan), hanya 2 burung yang bakal (diajukan) koncer. Artinya, 2 burung atau lebih yang diajukan tidak akan dikoncer, hanya ajuan mentok saja. Burung-burung yang hanya ajuan mentok saja, juri menganggap layak kalau sekadar masuk 5 besar tetapi kurang kalau untuk dikasih koncer, rupanya juga ada di benak 3 juri yang lain.

Hal berbeda bila juri hanya punya 3 ajuan saja, apalagi ajuan bukan sekadar nilai mentok, tapi langsung mengerucut ke ajuan koncer A-B-C, seperti yang bakal diterapkan di Solo Fair Factor #2, Minggu 14 Agustus yang akan datang.

Di akhir lomba, 4 juri yang bertugas harus langsung menuliskan ajuan koncer A-B-C, di papan masing-masing secara bersamaan. Tiap juri sudah disediakan satu papan kecil di blok terakhir dia menilai, menulis pada waktu yang sama tanpa bisa saling melihat, kemudian secara bersamaan papan ajuannya diangkat untuk ditunjukkan ke semua peserta, barulah ditulis / dipindahkan ke papan rekap.

 

BARU... TOPSONG PREMIUM, mengandung enzim alami serangga, burung lebih gacor, daya tahan lebih tinggi. Tersedia TOPSONG PREMIUM ANIS MERAHMURAI BATUHWAMEY (PREMIUM GOLD), LARK / BRANJANGANMINI PELETBEO.

Segera dapatkan di kios langganan Anda, buktikan perbedaannya.

 

Syarat masuk nominasi adalah dua ajuan teratas. Ajuan 1 tidak bisa masuk nominasi, tapi bisa mengisi kejuaran selama kuota tersedia. Bila ada ajuan 4 dan 3, dua kategori ini masuk nominasi. Bila ajuan 4 kebetulan tidak ditemukan, yang ada ajuan 3, 2, dan 1, maka yang masuk nominasi adalah ajuan 3 dan 2.

Koncer harus diberikan sesuai yang diajukan/ditulis, selama burung tersebut masuk nominasi. Bila salah satu ajuan ada yang tidak masuk, bisa geser ke ajuan berikut yang masuk nominasi. Bila semua ajuan hilang, juri tersebut harus memilih burung ajuan lain yang masuk nominasi, tetapi diberikan kesempatan paling awal dalam menancapkan koncer.

“Sistem di SFF #2 ini merupakan perbaikan dari yang gelaran pertama. Waktu itu, juri menuliskan dua ajuan koncer A dan B, tanpa direkap langsung tusuk. Kita terus mengumpulkan banyak kritik dan masukan, juga survai ke sejumlah event yang sudah lebih mapan. Untuk yang kedua besuk, juri punya tiga ajuan koncer A-B-C, tetapi yang ditancap hanya A dan B saja,” terang Itok Solo, salah satu penggagas SFF yang hadir ke Yotama Cup.

 

 

Sebelum hadir ke Yotama, Itok sebelumnya juga sudah beberapa kali ke SMM. “Berikutnya kami juga sudah menjadwalkan untuk hadir ke Masterpiece Arena.”

Dari berbagai simulasi yang sudah dilakukan dengan menerapkan 3 ajuan koncer, semua burung yang masuk nominasi pasti kebagian bendera koncer. Koncernya bahkan juga tidak ada yang sendirian, setidaknya dua koncer.

“Insya Allah ini teknis yang simpel, mudah diterapkan, dan presisi. Tentu pada akhirnya yang jadi penentu memang SDM juri, semakin mumpuni dan punya pemahaman yang mendekati sama, apa pun sistemnya pasti akan lebih mengerucut pada temuan yang hampir sama,” tandas Itok. [maltimbus]

 

Burung yang sebelumnya bunyi tiba-tiba MACET dan memBISU? Berikan MONCER-1 selama beberapa hari, lihat perbedaannya dalam 5-7 hari, dijamin langsung JOSS kembali.

 

BROSUR SPECIAL 24-G YMM #2:

 

BROSUR DAN JADWAL SOLO FAIR FACTOR #2:

 

Bukan sebatas klaim, memang nyata SFF #2 yang akan berlangsung pada 14 Agustus menerapkan sistem yang benar-benar terbuka, simpel, tapi presisi. Tak hanya nilai mentok yang jadi ajuan, tapi juga sekaligus koncer A-B ( dan C). Info lomba Itok Solo 0813.2522.8190

BROSUR DAN JADWAL LOMBA, KLIK DI SINI

KATA KUNCI: yotama cup mau bf ken murai mania

MINGGU INI

AGENDA TERDEKAT

Developed by JogjaCamp