POTONGAN CHAT CALON PESERTA DENGAN JURI, KALAU KETERUSAN AKAN DIUNGKAP NAMANYA

UPAYA MAIN MATA DI LOMBA PENJURIAN TERBUKA

Pakai Bahasa Kiasan, Ditolak Secara Halus hingga Digertak Dibuka Namanya

Sejumlah event yang menerapkan penjurian terbuka semakin dipercaya kicaumania. Tiket langsung habis, tak lama setelah brosur dipublish. Upaya untuk main mata dengan team pengadil ternyata tetap ada. Bagaimana cara dan modusnya, apa respon juri dan panitia?

Tak sulit mendapatkan informasi siapa team juri yang bakal bertugas di event-event dengan penjurian terbuka yang sudah mapan, sudah sering menggelarr lomba, dan punya juri tetap. Ya, jurinya kan memang tidak banyak, itu-itu saja, bisa dihitung dengan jari. Lombanya saja hanya 1 lap, dengan jumlah sesi yang terbatas pula.

Rata-rata juga memakai juri senior yang sudah cukup dikenal. Artinya, nomor kontak juri pun sudah banyak yang memiliki.

 

TWISTER GOLD, salah satu pakan burung yang disebut paling cocok untuk murai batu, hwamey, anis merah, kacer oleh para kicaumania yang sudah mencoba dan kemudian terus memakainya, termasuk untuk jenis burung pemakan serangga lainnya. Tersedia juga TWISTER SEAWEED, ANTI STRES, MASTER, serta TWISTER TROTOLAN untuk meloloh pemakan serangga dan TWISTER BUBUR untuk meloloh pemakan bijian.

 

Salah satu juri senior Masterpiece Arena, menceritakan ketika awal bertugas, khususnya menjelang Grand Launching. “Kicaumania kan sudah banyak yang kenal saya. Jadi ya biasa, banyak yang mulai kirim pesan WA hingga telepon langsung. Bahasanya macam-macam, mulai minta tolong dipantau, sampai menjanjikan sesuatu kalau bisa juara.”

Sebagai juri senior, tentu yang bersangkutan bisa menolak dengan cara yang baik, biar tidak menyakiti yang nenghubungi. “Saya menghindari menjawab dengan kata tidak, tetapi ya kita lihat bagaimana besuk, asal burung tampil lebih menonjol dari yang lain, lebih kualitas, sesuai pakem di sini, pasti bisa juara tanpa perlu memberi tahu nomor gantangan, atau ngasih tanda tertentu ke sangkar.”

Hal yang sama juga diceritakan salah satu orang penting di Masterpiece Arena. Dengan jabatan dan peran yang lebih tinggi, sejumlah (striker) kicaumania menganggap powernya lebih kuat, lebih menentukan, lebih berkuasa, dari pada sekadar pada juri atau korlap.

 

FARID MALANG COUMPAQ (PALING KANAN). TOLAK TEGAS UPAYA LOBI KE JURI/KORLAP

 

"Sampai menjelang lomba Halal Bihalal yang akan digelar besuk Minggu 22 Mei, masih ada saja yang ngeyel minta dibantu. Yah sebenarnya orangnya itu-itu saja. Apa yang biasa disebut striker, pengawal, atau semacamnya, bukan pemilik langsung.”

Orang penting ini juga mengaku sudah berusaha menjelaskan dengan baik dan sabar. “Ini beda dengan lomba lainnya. Kalau mereka bilang di tempat lain bisa, atau menyebut nama si anu di event itu juga bisa dan mau mengatur, ya silakan di lomba-lomba tersebut, tapi saya pastikan hal seperti itu tidak bisa dilakukan di sini.”

Di event lain yang belum bisa disebut sebagai EO, lantaran jumlah eventnya baru beberapa kali,  ternyata juga terjadi hal yang relatif sama. Wawan BRI, yang pada 22 Mei besuk hendak menggelar event, juga mengaku mendapatkan banyak sekali telepon, sejak banyak diposting hendak menerapkan penjurian terbuka dan ada filter “anti odeng”.

Postingan-postingan terkait event Wawan BRI Cup dan sistem penjurian terbukanya, memang cukup viral dan banyak mendapatkan tanggapan hingga kolom komentarnya pun mengular panjang.

“Banyak sekali yang hubungi. Mulai bertanya, apa sekarang sudah tidak bisa titip ya. Ada juga yang setengah menuduh, perlu lebih besar lagi ya gizinya, sebut saja untuk event besuk perlu support berapa. Semacam itulah. Telepon seperti ini dari pagi hingga larut malam. Ya coba sabar menjelaskan bila konsep lomba kita ini memang beda.”

 

 

Berbeda dengan Masterpiece Arena yang sudah mempublish seluruh data peserta, semua sudah habis termasuk kelas tambahan tantangan 10 Juta, Wawan BRI Cup mengaku untuk kelas utama tiket 1 juta dan 500 ribu masih menyisakan beberapa lembar tiket. “Sampai H-7, kalau tak salah masih sekitar 5-7 lembar tiket tersisa. Saya optimis masih kurang beberapa hari lagi bisa habis.”

Diakui Wawan BRI, beberapa calon peserta memang memilih mundur teratur setelah gagal melobi agar bisa mendapatkan privilege atau keistimewaan dalam hal meraih juara dengan menjanjikan sesuatu.

“Jujur saya lebih suka peserta tidak (harus) penuh, tapi semua punya niat dan semangat yang sama, sejak dari rumah, pengin lomba yang sportif, fair play. Jadi tidak perlu nyari-nyari info siapa jurinya, cari nomor teleponnya, lantas sembunyi-sembunyi berusaha melobi.”

 

WAWAN BRI BERSAMA H. SUWADI DI WONOGIRI. DUKUNGAN MELUAS DARI MANA-MANA

 

Wawan BRI Cup 2, akan menerapkan penjurian terbuka seperti yang sudah pernah dijalankan di Solo Fair Factor, tetapi sudah dilakukan evaluasi dan sejumlah pembenahan / penyempurnaan. Para juri tetap menuliskan ajuan koncer A-B-C di papan yang bisa dilihat semua peserta, kemudian difilter dengan rekap secara terbuka juga. Ajuan sendirian dibuang, hanya yang diajukan oleh 3 atau 4 juri yang berhak masuk nominasi / bisa dapat koncer A atau B.

Jarak antara peserta dan burung juga bisa sedekat mungkin, dengan menyediakan kursi untuk pemilik dan joki. Dengan jumlah peserta terbatas (24-G), peserta sudah bisa memantau dan mendengar suara burung, samai baiknya dengan para juri. Nomor gantangan juga akan diundi langsung di lapang menjelang burung naik. Ini salah satu cara untuk mendukung sistem yang lebih fair play.

“Meski sejak awal kita sudah memilih juri terbaik, kemudian ada semacam kontrak syarat bisa tugas harus mau amanah, tapi semua itu belum cukup, perlu didukung sistem yang baik, yang bisa mendeteksi ketika ada tanda-tanda dan perilaku tidak baik, dan kemudian bisa mengeliminasinya,” tandas Wawan BRI.

 

BARU... TOPSONG PREMIUM, mengandung enzim alami serangga, burung lebih gacor, daya tahan lebih tinggi. Tersedia TOPSONG PREMIUM ANIS MERAHMURAI BATUHWAMEY (PREMIUM GOLD), LARK / BRANJANGANMINI PELETBEO.

Segera dapatkan di kios langganan Anda, buktikan perbedaannya.

 

Seperti kita tahu, isu ini mengemuka dan menjadi bahan perbincangan luas setelah akun resmi Masterpice Arena mempublish upaya sebagian peserta yang disebut sebagai pemain kelas kakap, dengan mencantumkan screenshot dari perbincangan atau japri whatsaap, antara calon peserta dengan para juri / korlap. Tentu saja, nama si peserta atau penghubung sudah ditutup terlebih dahulu.

Banyak bahasa kiasan. Misalnya, “…rapihin (dirapikan) om, urusannya (setelah burung juara) sama … .” Ada juga peserta yang mengirimkan foto kandang. Pihak juri/korlap pun menanggapi dengan bercanda. “Mau dijual om, atau bagaimana.” Lantas dijawab, “Itu tulisan (sebagai tanda) di kandang kan sudah tenang, pokoknya tetap tenang.”

Ada juga yang lebih terus terang. “Mutlakin ya kalau kerja. Kita gak ingkar janji mah.” Juri atau korlap si penerima pesan, lantas mengajak sang peserta untuk ganti topik.

Dalam pengantar, pihak Masterpiece Arena pun mencoba menggertak dan mengancam. “Sudah jangan coba lobi-lobi lagi juri dan korlap. Foto sangkar sudah ada di galeri. Ingat saya tidak pernah takut siapa pun, kecuali dengan Tuhan dan orang tua saya. Berlombalah secara sportif. Noted, kalau masih cari penyakit, terpaksa saya upload semua yang kelihatan namanya… “

 

POSTINGAN MASTERPIECE ARENA

 

Postingan pada 11 Mei 2022 itu, mendapatkan tanggapan hampir 2 ribu orang (akun), serta mendapatkankan hampir seribu komentar. Sangat viral. Rata-rata mendukung untuk gelaran yang sportif, serta mengejek mereka-mereka yang masih berusaha atau ngeyel ingin melobi team juri.

VJ Brandy kemudian meledek dengan postingan pada 13 Mei. ia menulis, Curhat Boss Gelisah, "Kok bisa? chat sama juri bisa muncul di FB?....."

Farid Malang Coumpaq, owner Masterpiece Arena, mempersilakan kicaumania yang gagal mengajak main mata dengan team juri Masterpiece Arena untuk memilih ke event lain. “Kami yakin yang pengin lomba apa adanya, yang tidak ingin main odeng, yang pengin kalah menang secara terhormat, jumlahnya lebih banyak. Mereka sebenarnya juga orang berduit, tapi sekali lagi masih punya rasa hormat, rasa malu, dan bisa membendakan yang benar dan salah. Nyatanya, ditinggal mereka masih mencoba main odeng, peserta kami tidak berkurang.”

Hal yang sama juga diungkapkan Wawan BRI, bila peserta yang belum mau hijrah, masih tetap bertahan dan pengin menang dengan cara main mata atau kasih odeng, memilih atret atau pindah ke event lain yang masih bisa mengakomodasi model-model lomba seperti itu.

Kesimpulannya? Salah satunya adalah, bagi Anda yang punya niat dan spirit sama, ingin lomba secara apa adanya, sportif, tidak ingin mencoba titip dengan beragam cara, saatnya untuk merapat ke lomba yang secara umum baik panitia maupun team juri juga punya niat dan spirit  untuk menggelar lomba secara (lebih mendekati) fair play. Mulai lay out lapangan, hingga sistem penilaian. Salah satu yang masih ada cukup ruang untuk Anda adalah Wawan BRI Cup 2 di Magetan besuk 22 Mei (karena semua kelas di Masterpiece sudah habis), sebelum ke Hitam Putih Cup 4 Solo pada 5 Juni 2022. [maltimbus]

BROSUR DAN JADWAL LOMBA WAWAN BRI CUP 2 MAGETAN KLIK DI SINI

 

 

Khusus buat kicaumania yang tak mau juara tapi harus setor odengan, atau yang bosen kalah dari burung odengan... ke Wawan BRI Cup 2 tempat paling cocok, Minggu 22 Mei 2022. Segera Hubungi Mbah Cengoh, 0813.2923.8484.

G-24, Juri 4 orang, 4 blok, tanpa korlap, ajuan koncer A-B-C terbuka, difilter dengan rekap secara terbuka, ajuan sendirian dibuang, peserta dekat gantangan/burung, akses media bebas (ikut mengawasi lomba). Tak ada yang seberani di sini!

BROSUR LENGKAP DAN JADWAL TERBARU, KLIK DI SINI

 

Burung yang sebelumnya bunyi tiba-tiba MACET dan memBISU? Berikan MONCER-1 selama beberapa hari, lihat perbedaannya dalam 5-7 hari, dijamin langsung JOSS kembali.

  

Gubernur Jabar Cup, 12 Juni 2022. Event yang bakal meledak, jangan sampai Anda tidak menjadi saksi sejarah besar ini. KLIK DI SINI selengkapnya. 

 

 

KATA KUNCI: wawan bri cup 2 masterpiece arena salam tempel juri main mata lomba anti odeng lomba fair play

MINGGU INI

AGENDA TERDEKAT

Developed by JogjaCamp