SYAHRIL FADZIL, ANGGOTA METRIC MOJOKERTO INI DIKENAL MANIA CENDET

SYAHRIL FADZIL MOJOKERTO

Sempat Putus Asa Main Cendet, Mimpikan Punya Sekolah Khusus Cendet

Menyukai cendet karena dianggap burung ini punya kekhasan yang unik. Namun, diawal-awal suka cendet sempat putus asa dan ganti burung lain. Pertemuannya dengan penghobi cendet asal Pasuruan membuat semangatnya bangkit kembali hingga Fadzil menjadi pemain cendet yang disegani di Mojokerto dan sekitarnya.

Syahril Fadzil mengenal cendet sejak 2009. Tapi pada waktu itu belum paham tentang perawatan cendet. Ia membeli beberapa bahan cendet, namun hasilnya tidak maksimal. Sampai 2011, Fadzil menyerah merawat cendet dan sempat beralih merawat burung lain.

 

 

Sebagai obat, terbukti efektif. Sudah sering mampu mengatasi kondisi kritis, apalagi cuma sakit "biasa". Di saat perubahan musim dari kemarau menuju penghujan seperti sekarang, juga sangat baik untuk mencegah dan menjaga agar burung tetap sehat dan selalu dalam kondisi fit, siap tempur. Bisa diberikan secara rutin 2-3 hari sekali sesuai kebutuhan. LEMAN'S, satu-satunya obat burung dengan formula + vitamin.

Lemans bisa dibeli lewat bukalapak, tokopedia, atau hubungi 08113010789, 0822.4260.5493 (Jatim Tapalkuda), 0813.2880.0432 (Jogja dan sekitar), 0815.4846.9464 (Solo Raya dan sekitar), 0813.2799.2345 (Banyumas dan sekitar)

 

Bersamaan dengan itu, Fadzil pun mulai focus kuliah yang kebetulan berlokasi di Pasuruan. Di Pasuruan itulah justru Fadzil bertemu dengan pemain cendet. Pada 2014, Fadzil mulai beli cendet bahan lagi, yang pada waktu itu harganya masih kisaran 300 ribu, itu pun dapat fulset.

“Harga segitu burung masih macet juga, tapi karena punya teman yang hobi cendet asal Pasuruan itu saya banyak tanya kepadanya. Dari banyak tanya cara perawatan itulah akhirnya burung saya mau gacor,” cerita Fadzil, yang juga anggota komunitas Metric Mojokerto tersebut.

 

SEMPAT PUTUS ASA KINI MAKIN SEMANGAT LAGI

 

Karena dianggap semakin lama semakin bagus tampilannya, cendet itu akhirnya diikutkan lomba di even pinggiran. Tak di sangka di beberapa lomba, burung itu meraih hasil bagus yang akhirnya membuat penghobi cendet meliriknya.

“Setelah burung itu terjual, saya makin semangat merawat dan memahami cendet. Saya kembali membeli bahan, yang mulai berharga 500 ribu sampai 3 jutaan. Sejak itulah saya mulai banyak memelihara cendet, sampai akhirnya kok jatuh cinta sama cendet. Sebab, cendet kok saya anggap burung menarik, khas, dan banyak tantangannya di situ,” ungkap Fadzil, yang pada 2019 sempat membawa cendetnya ke Piala Raja.

 

 

Sampai saat ini, di rumah Fadzil setidaknya ada 10 ekor cendet. Satu di antaranya yang paling terkenal adalah Profesor, yang belum lama ini dibeli cendeters asal Gresik. “Saya terpaksa melepasnya karena ada kebutuhan yang sangat mendesak, mudah-mudahan segera dapat gantinya yang sekelas Profesor atau kalau mungkin lebih dari itu prestasinya,” ungkap Fadzil yang tinggal di Mojosari, Mojokerto tersebut.

Kepiawaian Fadzil merawat cendet membuat namanya cukup disegani tidak hanya di Mojokerto, namun juga di kota-kota lainnya. Bahkan cendet dari Gubuk Cendet Mojokerto, punya Fadzil cukup banyak diminati cendeter. Belum lama ini ia bahkan kirim cendet ke Jakarta dan Semarang.

 

SYAHRIL FADZIL PUNYA MIMPI DIRIKAN PENITIPAN UNTUK CETAK CENDET GACOR

 

Kunci merawat cendet menurut Fadzil adalah sabar dan jangan pernah menyerah jika belum menampakkan hasilnya. Kecintaannya pada cendet membuat Fadzil bermimpi punya semacam sekolah atau penitipan cendet untuk dilatih supaya gacor dan punya prestasi. [RANTO]

 

 

 

BERITA LAINNYA

KATA KUNCI: syahril fadzil mojokerto

MINGGU INI

AGENDA TERDEKAT

Developed by JogjaCamp