KACER JOJON PASCA MABUNG, SAAT MATI (INSET: KUNCORO SH DAN SUNARTO KACER)

SETELAH SEBULAN KENA KRAM KAKI

Pernah Juara Lintas Pulau, Kacer Jojon Akhirnya Mati

Kehilangan burung kesayangan tentu sangat menyedihkan. Demikian yang saat ini dirasakan oleh Kuncoro SH, atau lebih dikenal sebagai Kuncoro Re Muci dari Kota Tangerang. Ia baru saja berduka karena kacer Jojon mati. Simak penyebab, pemicu, dan pengobatan yang bisa dilakukan.

Bukan hanya Kuncoro saja yang bersedih, anak dan istrinya pun shok dan ikut menangis mendengar kabar kematian kacer Jojon. Harap maklum, kebersamaan kacer Jojon dengan Kuncoro dan keluarganya sudah berlangsung sekitar 6 tahun.

 

 

AKAN DAN ISTRI IKUT SHOK DAN MENANGIS, SELALU DIAJAK KE MANA PUN SAAT MUDIK, LIBURAN, DAN EVENT LUAR KOTA

 

Kuncoro pun sudah sering mengajaknya jalan-jalan ke berbagai destinasi lomba, lintas blok di pulu Jawa, hinga menyeberang ke sejumlah kota di Sumatera. Prestasi pun sudah tak terhitung.

“Kalau lomba luar kota, istri dan anak selalu diajak. Kami sekeluarga sangat menyayanginya, sudah seperti anggota keluarga sendiri,” ujar Kuncoro, mencoba mengisahkan kepada burungnews.com.

 

 

Sebelumnya, Jojon harus berkutat dengan sakit kram atau kejang pada kaki kiri. Pemicunya, ketika sekitar sebulan lalu Kuncoro membawanya untuk safari lomba di 2 lokasi sekaligus. Lokasi pertama di BSD, Jojon sempat kehujanan. Lalu dibawa ke lokasi ke dua di Jakarta, cuacanya panas.

“Perlakuan biasa, sampai lokasi di Jakarta burung didiamkan, tampak tenang. Ketika mau seting pakan jangkrik, di turun dari tangkringan, kaki kiri langsung kejang, lurus, tidak bisa pulih lagi,” terangnya dengan nada sedih.

 

BERSAMA KICAUMANIA JABODETABEK

 

Kuncoro menduga faktor kehujanan dan panas bukan jadi penyebab awal. “Saya menduga karena awalnya kekurangan asupan gizi saat mabung sebelumnya. Biasanya proses mabung itu cepat hanya sekitar 1,5 bulan. Selama ini saya sediakan sekitar 2 kilogram kroto, kemarin kurang. Ini dugaan saya.”

Upaya pengobatan dan terapi pun coba dilakukan. Kuncoro melakukan terapi air hangaat yang dicampur sedikit garam, lalu dioleskan dengan minyak sereh dan diberikan asupan vitamin tulang calgopho.

 

 

Tuhan rupanya punya rencana lain. Setelah berkutat dengan kram selama sebulan, Kuncoro dan keluarga harus merelakan kepergian Jojon untuk selama-lamanya.

Terpisah, burungnews.com pun mencoba mengkonfirmasi ihwal penyakit kram kepada dokter hewan spesialis burung Dr. Drh. Edy Boedi Santosa di Yogyakarta. Meski sudah tidak membuka praktek pengobatan, namun pengetahuannya terkait penyakit burung dan pengobatannya bisa kita unduh dan bisa menambah pengetahuan kita para kicaumania.

 

BERSAMA PANGLIMA RI SOFYAN JUANDI

 

Menurutnya, penyakit kram atau kejang pada bagian tubuh burung disebabkan karena gangguan pada syaraf. Gangguan seperti ini terjadi karena kekurangan cholinesterase, zat penghantar impuls saraf. Penyakit ini bisa diobati dengan obat Anti Saraf yang mudah didapatkan karena tersedia juga di kios-kios burung.

Drh. Edy menduga pemicu awalnya mungkin karena mengasup jangkrik yang sudah kurang segar. “Kalau dari kasus-kasus penyakit kram yang dulu pernah saya tangani, biasanya karena faktor pakan dari jangkrik yang sudah tidak segar.”

 

Apapun problem "bunyi" pada burung Anda, dari mulai MACET sampai hanya mau tampil angot-angotan, berikan MONCER-1, tunggu beberapa hari, langsung JOSS.

 

Meski bersedih, Kuncoro tetap mencoba bersyukur dan berterimakasih kepada Allah SWT. “Sudah memberikan nikat hoby yang tak terkira besarnya, selama 6 tahun sudah bersama kacer Jojon dalam suka dan duka. Kami sudah berpetulang ke banyak lomba di Jawa bagian tengah, timur, Jabodetabek, Banten, hingga Lampung dari darah lain di Sumatera.”

“Saya beserta keluarga & kru kacer Jojon mohon maaaf apabila dalam berkompetisi ada kekhilafan, tentunya tujuan utama kami adalah menjalankan silaturahmi hingga hobi ini bisa menambah wawasan serta persaudaraan. Mohon maaf dan terimakasih juga kepada seluruh kicaumania seniman hitam putih khususnya telah mendampingi dari kacer Jojon belajar hingga berprestasi. Salam untuk semuanya,” imbuh Kuncoro.

 

JOJON TURUN DI PIALA JOGJA ISTIMEWA

 

Kuncoro tak hanya dikenal sebagai pemain kacer. Ia juga mengelola gantangan Re Muci yang cukup digandrungi oleh para kicaumania di Tangerang Raya, bahkan kerap juga didatangi dari luar daerah ini.

Gelaran di Re Muci terkenal karena selalu tepat waktu dalam memulai, juga bisa berakhir sesuai jadwal yang telah direncanakan sebelumnya. Pakem yang jadi pegangan para juri di sini juga mendapat pengakuan luas.

 

Yang di desa, di kota. Yang ikut lomba atau sekadar didengar suaranya di rumah. Dari generasi ke generasi sudah memakai TOPSONG.

 

Selama masa pandemi, boleh jadi Re Muci yang paling ketat dalam menerapkan protokol kesehatan, mulai pengecekan suhu di awal peserta memasuki area lomba, mewajibkan penggunaan masker dan menyediakan sarana cuci tangan, mewajibkan jaga jarak, dan lapangan pun secara periodik selalu disemprot desinfektan untuk sterilisasi. Bahkan di awal pandemi, para punggawa Re Muci juga melakukan baksos dengan melakukan sterilisasi di gantangan-gantangan lainnya. [maltimbus]

 

Hari gini belum pakai TWISTER? Segera merapat di kios-kios / agen terdekat, bila belum ada mintalah untuk menyediakan, biar Anda dan para kicau mania lainnya lebih mudah mendapatkannya. Coba dan buktikan kualitasnya, dan berikan respon melalui hotline 08112663908.

 

JUARA 3, 3, 3, DI PIALA WAY KANAN, LAMPUNG

 

JUARA KEJURNAS KACER BERSAMA RI DI LAP BANTENG JKT, DOK BIRDAILY

 

JUARA KELAS UTAMA DI ANNIV KKP BnR PURWAKARTA

 

 

KACER JOJON, DIGENDONG NAIK MOTOR PUN OKE

 

KUNCORO BERSAMA BAPAK KACER SUNARTO

 

KUNCORO BERSAMA KRU

 

TAMPIL PERDANA EVENT AKBAR DI ANNIV KMK KUNINGAN, JUARA 1 KELAS UTAMA

KATA KUNCI: kacer jojon kram kaki

MINGGU INI

AGENDA TERDEKAT

Developed by JogjaCamp