DUTA BOYOLALI CUP 3, GALANG DUKUNGAN DI BERBAGAI EVEN

SAAT ADA BANYAK PILIHAN LOMBA

Jadi Penggembira di Even Akbar, Atau Raih Tropi di Even Lokal

 

 

 

Sekarang, dalam sehari bisa ada beberapa lomba. Kadang sekalanya beda, kadang hampir sama. Mana yang Anda pilih, ke even besar dengan risiko hanya jadi penggembira, atau pilih sekala lokal tapi berpeluang menenteng tropi.

Pilihan kicaumani cukup beragam. Ada yang pokoknya pilih berangkat ke lomba besar. Soal kalah atau menang tidak jadi soal, yang penting fighter.

“Lomba burung itu bukan hanya soal menang dan kalah. Kita cari senang. Di even besar atau akbar, kita bisa lebih terpuaskan dalam hal menyenangkan hati. Kita bisa ketemu dengan kicaumania yang skupnya lebih luas. Apakah itu asal-usul daerah, juga latar belakangnya. Jaringan persaudaraan jadi lebih banyak juga. Siapa tahu, dari situ juga bisa ketemu jodoh urusan bisnis atau usaha,” ujar seorang kicaumania.

 

 

Di seberang lainnya, ada juga pendapat berbeda. “Kalau saya ini pemain merangkap bakul kecil. Jadi ya mesti tahu diri. Di even besar, di atas kertas burung saya belum mampu bersaing. Mau dibuat pakem apa pun ya sulit menang. Jadi saya milih bergerilya cari even-even pinggiran, mencari musuh yang ringan dan berharap bisa menang. Habis itu bisa posting piagam di face book dengan dibumbui kecap yang manis-manis, ya tentu kita ingin ada yang tertarik untuk beli burung kita. Kalau dibawa ke even besar tapi 10 besar pun tak masuk, bagaimana ngangkatnya,” ujarnya menjelaskan panjang lebar.

Sesungguhnya lomba burung tak bisa dibuat matematis seperti di atas. Di even besar pun kadang muncul burung debutan yang melesat jadi juara. Sebaliknya, sering pula ada burung-burung level nasional yang memilih menyisir  even-even pinggiran, lantaran menghindari ketemu musuh berat.

 

DUTA BOYOLALI CUP DI DANRAMIL CUP SRAGEN

 

Tak heran sering keluar keluhan dari para pemula dan pemain kebanyakan. Sebab di semua level lomba, bahkan hingga latber dan latpres, burung-burung yang sudah mapan pun masih sering diturunkan.

Alasannya, seringkali buat manasi, buat buang birahi, dan semacamnya. Padahal, sama si joki mungkin memang buat cari tambahan sangu.  “Lalu, di mana tempat kami bisa bertarung dengan lawan seimbang dan punya pelunag untuk juara?” keluh para pemula.

Wahono dari Boyolali Cup pun mencoba menawarkan pencerahan dan solusi. “Jangan terlalu lama bingung. Datang saja ke Boyolali Cup 6 Agustus besuk di lapangan Mojosongo, Timur Polres Boyolali,” ujarnya.

 

 

Menurut Wahono, Boyolali Cup sudah jadi even tahunan, sudah cukup punya nama juga. “Even kami memang tidak  sebesar dibandingkan dengan beberapa even lainnya yang sudah lebih manasional. Tapi juga tidak kecil-kecil amat. Apalagi sudah beberapa kali digelar sudah rutin. Pada sekala regional sudah cukup punya nama lah. Kemasan cukup menantang. Yang jelas di sini persaingan insya Allah akan lebih berimbang, artinya jagoan Anda meskipun sebagai pemula pun lebih berpeluang menyodok ke posisi atas. “

Menggunakan team juri independen, Wahono juga menjamin jalannya penilaian akan berlangsung teliti dan fairplay. “Sekarang banyak EO, kalau para juri independen tidak berbenah tentu akan  ditinggalkan. Saya lihat dalam beberapa even terakhir, geralan independen mulai ramai kembali. Artinya sudah banyak perbaikan, dan kicaumania pun mulai semakin pintar dalam memilih even. Kami pun optimis akan banyak yang memilih datang ke even kami Boyolali Cup. Sekali lagi, kami tunggu kehadirannya, terimakasih atas dukungannya.”

 

BROSUR LENGKAP BOYOLALI CUP, KLIK BANER BERIKUT

KATA KUNCI: duta boyolali cup 3

MINGGU INI

AGENDA TERDEKAT

Developed by JogjaCamp