YOGI SNACK (2 DARI KANAN) DAN CH BAYGON, MASIH BAHAN DAN TIDAK DIKENAL, BISA JUARA 1

PIALA KOTA KEMBANG 3, #7

Beli dari Ombyokan dan Tidak Dikenal, CH Baygon Bisa Juara 1, Ditawar 40 Juta Tidak Dilepas

Piala Kota Kembang 3 memang memiliki magnet yang begitu kuat. Salah satunya Yogi, yang nekad berangkat jauh dari Cibiru, Bandung Timur, meski hanya bawa satu burung. Itu pun statusnya masih “bahan”, jam terbangnya masih minim, belum ada yang mengenal apalagi mengunggulkan.

Apalagi, jago cucak hijau yang ia beri nama Baygon itu bukan burung hasil mantau di lapangan. “Saya beli dari ombyokan di pasar,” jelasnya kepada burungnews seusai menurunkan burungnya dari gantangan di Yon Armed 4/105 Cimahi.

 

 

 

Kenekadan Yogi cukup beralasan. Ia yakin cucak hijau bakal ramai, jadi pengin merasakan juga aura lomba akbar dan prestise, tidak sebatas di level Latber dan Latpres atau event lokalan saja. Kalau pun jagonya belum bisa juara, setidaknya bisa mengukur kekuatan, juga bisa memantau jago-jago yang kerap juara itu seperti apa kemewahan penampilan dan kualitasnya.

Tujuan lainnya, ingin menguji mental sekaligus mengecek apakah rawatan dan setingan lombanya sudah pas. Yogi juga tidak semata datang untuk melombakan burung, tapi sekaligus jualan makanan dan minuman di arena lomba. “Kalau event ramai, itu juga peluang saya mendapatkan rejeki, karena saya kan jualan. Selalu berharap lomba ramai supaya jualan juga ikut ramai.”

 

YOGI DAN JUALANNYA DI PIALA KOTA KEMBANG

 

Baygon masih sangat muda, bahkan bisa dikatakan tergolong masih bahan. Tetapi, Baygon sudah memiliki modal lagunya yang mewah, suarannya juga panjang-panjang.

Benar saja, kelas-kelas cucak hijau memang full peserta. Bahkan yang main malam pun, hanya kosong satu dua peserta karena pemilik tiket memilih pulang lebih awal.

 

 

Baygon turun di sesi pertama di kelas Cucak Hijau A Oriq Jozz yang pesertanya full 72 gantangan. Ternyata nyalinya memang hebat, tak minder meski musuhnya burung-burung yang lebih dewasa, sudah matang, dan kenyang pengalaman bertanding.

Yogi pun mengaku deg-degan sepanjang jalannya lomba. Musuhnya bagus dan ngeri-ngeri semua, namanya juga event akbar nasional. Yogi pantas khawatir karena Baygon yang masih belia dan minim jam terbang langsung gas dari awal. “Saya terus berdoa supaya kuat sampai akhir.”

 

 

Baygon memang akhirnya tetap kuat tampil maksi sampai juri mengakhiri penilaian. “Awalnya saya juga ragu apa dengan penampilan seperti itu, edan dari awal sampai akhir, bisa unggul dari lawan-lawan yang juga bagus-bagus.”

Setelah melihat juri memberikan bendera koncer, barulah Yogi mengaku lega, plong, sampai tak terasa meneteskan air mata. ‘”Saya jadi terharu dengan Baygon. Sungguh, saya hanya pemain biasa, ke sini juga sambil jualan, tidak punya koneksi dengan panitai atau juri,” ungkap Yogi meyakinkan bila kemenangan Baygon benar-benar diraih secara apa adanya.

 

Yang di desa, di kota. Yang ikut lomba atau sekadar didengar suaranya di rumah. Dari generasi ke generasi sudah memakai TOPSONG.

 

Menurut Yogi, kalau semua lomba penilaiannya bisa seperti ini, maka peluang pemain-pemain pinggiran seperti dirinya untuk bisa juara di event akbar nasional juga bisa terbuka lebar. “Selamat dan terimakasih untuk OJI, semoga ke depan semakin berkembang dan sukses. Saya hanya bisa mendoakan saja.”

Baygon tergolong burung jujur karena perawatannya tidak neko-neko. “Untuk setingan harian biasa saja pada umumnya, jam 7 dikeluarkan, kasih jangkrik 3, pisang setengah matang, lalu jam 10 dikerodong, masukkan lagi ke rumah. Setingan lomba sama saja seperti setingan harian,” imbuh Yogi polos.

 

Hari gini belum pakai TWISTER? Segera merapat di kios-kios / agen terdekat, bila belum ada mintalah untuk menyediakan, biar Anda dan para kicau mania lainnya lebih mudah mendapatkannya. Coba dan buktikan kualitasnya, dan berikan respon melalui hotline 08112663908.

 

Sebagai pendatang baru di kelas cucak hijau, perfoma Baygon menjadi bahan pembicaraan di kalangan jamtrok mania setelah menorehkan prestasi di Piala Kota Kembang 3. “Tadi begitu turun langsung banyak yang ngejar pengin take over Baygon. Ada yang langsung nawar 40 juta, tapi belum saya lepas,” imbuh Yogi lagi.

Event yang berlangsung pada Minggu 8 November 2020 itu sekaligus menunjukkan perkembangan EO Oriq Jaya Indonesia (OJI) dari tahun ke tahun “Kami baru berjalan 4 tahun, memulai benar-benar dari nol. Alhamdulillah saat ini sudah semakin eksis dan banyak diterima oleh kicau mania” ujar Suryono, Ketua Umum OJI.

 

Apapun problem "bunyi" pada burung Anda, dari mulai MACET sampai hanya mau tampil angot-angotan, berikan MONCER-1, tunggu beberapa hari, langsung JOSS.

 

Raut puas juga terlihat pada H. Kiki selaku owner Oriq Jaya. “Saya juga bangga dan lega. Setelah event Piala Kota Kembang 3 ini bisa berjalan lancar dan sukses. Tahun depan kita siapkan secara lebih bagus lagi, lebih besar lagi dengan 3 lapang, tentu juga dengan kemasan yang lebih menarik untuk semua kalangan kicau mania.”

Atas nama keluarga besar OJI, Suryono dan H. Kiki mengucapkan terima kasih kepada semua pihak atas dukungannya, juga mohon maaf bilamana masih ada kekurangan di sana-sini. “Jangan sungkan untuk memberikan kritik dan masukan” ujar Suryono yang diiyakan oleh H. Kiki. [maman, maltimbus]

 

DATA JUARA PIALA KOTA KEMBANG 3, KLIK DI SINI

KATA KUNCI: piala kota kembang 3 cucak hijau baygon yogi

MINGGU INI

AGENDA TERDEKAT

Developed by JogjaCamp