MENANCAPKAN KONCER PADA 2 GRADE TERATAS AJUAN MENTOK 38

PBI UJI COBA PENJURIAN TERBUKA + VIDIO

Hasilnya Memuaskan, Kapan Diterapkan?

PBI baru saja melakukan uji coba sistem penjurian terbuka di Kediri, Rabu 24 Mei 2023. Bambang Honda dari Bojonegoro ditunjuk menjadi Ketua Panitia, Pelaksana sekaligus tuan rumah Dwi Jalu. Diikuti 52 orang fungsional dari seluruh Indonesia, 10 pengurus Struktural dari Cabang, Daerah, Pusat.

Penunjukan Bambang Honda, terkait dengan jabatannya sebagai Ketua 1 Bidang Organisasi dan Pengendali Lomba. Dibantu team, Bambang Honda kemudian merumuskan perubahan dan penyempurnaan sistem lomba.

Menurut Ketua Umum H. Bagya Rakhmadi, sebenarnya sebagian aturan atau rumusan itu bukan hal yang benar-benar baru bagi PBI. “Sejak dulu, para sesepuh kita sudah membuat rumusan yang baik, seperti tidak boleh komunikasi antar juri maupun dengan petugas lain seperti Korlap dan IP, kemudian pedoman memberikan nilai mentok 38. Sekarang kita poles-poles lagi untuk menyesuaikan dengan yang dimaui kicaumania.”

 

SAMBUTAN KETUM PBI

 

H. Bagya pun mengaku lega, Pak Bambang, Pak Dwi Jalu, bersama team dengan cepat dan cekatan bisa menterjemahkan mandat dari Ketua Umum dengan baik.

Menurut Dwi Jalu, uji coba awalnya akan dilakukan dalam skala kecil terlebih dahulu. “Ternyata antusias dan minatnya sangat besar, sehingga akhirnya dilakukan skala nasional, diikuti fungsional dari seluruh Indonesia seperti Jawa Barat – DKI, Jateng-DIY, Jateng, hingga Bali.”

MC Samuri, yang ikut membantu kepanitiaan, menyebutkan persiapan hanya 2 hari saja. “Hari Senin kami baru bagi brosur. Alhamdulillah, antusiasme kicaumania Kediri dan sekitarnya juga sangat baik. Tiket langsung ludes, peserta full-full,” ungkapnya.

 

 

Jenis burung yang dinilai dengan sistem terbuka, semua ada 14 sesi/kelas. Tiap jenis burung main dua kali, kecuali murai ada tambahan sampai 3 kelas.

Jumlah juri tetap 6 orang, sesuai dengan pakem yang berlaku di PBI. Area penjurian tentu juga dibagi menjadi 6 blok. Juri akan bergerak searah jarum jam. Ada korlap, tetapi fungsinya sebatas mengatur atau mengumumkan yang bersifat umum seperti kapan penilaian dimulai, kapan rolling atau geser ke blok berikut, kapan berakhir, kapan juri harus meletakkan lembar penilaian, kapan harus menancapkan pilihan dan semacamnya.

Suara dari Korlap harus dengan suara keras sehingga terderangar oleh semua juri dan peserta. Tidak boleh ada komunikasi yang hanya dua arah, misal dengan salah satu juri, apalagi dengan cara bisik-bisik.

 

Burung yang sebelumnya bunyi tiba-tiba MACET dan memBISU? Berikan MONCER-1 selama beberapa hari, lihat perbedaannya dalam 5-7 hari, dijamin langsung JOSS kembali.

 

Juri hanya menilai burung yang ada di bloknya masing-masing, tidak boleh melakukan komunikasi atau koordinasi dengan juri di sampingnya, atau dengan korlap, IP, dan petugas lain, baik dengan suara verbal maupun dengan aba-aba atau kode tertentu.

Jumlah ajuan mentok atau nilai 38, tergantung jumlah peserta. Misalnya, pada 24-G, ajuan maksimal 5 burung. Setelah penilaian selesai, masing-masing juri sudah menuliskan ajuan mentok 38 pada sehelai kertas kecil, Korlap atau IP akan meminta juri meletakkan eblek atau lembar penilaian ke meja yang sudah disediakan di belakang blok masing-masing.

“Jadi, bukan dengan cara diserahkan ke Korlap atau petugas seperti pada cara konvensional. Ini untuk menghindari komunikasi dua arah, sekecil apa pun,” tegas Dwi Jalu.

 

BENDERA AJUAN MENTOK

 

Kertas kecil ajuan 38 tetap dipegang juri. Cara menunjukkan ajuan mentok 38, dilakukan dengan menancapkan bendera mentok, berdasarkan pada catatan di kertas kecil. Setelah semua menancapkan bendera ajuan, akan dilihat dan dihitng jumlah bendera ajuan masing-masing burung.

Ajuan dengan dua grade tertinggi, itulah yang berhak mendapatkan bendera koncer. Tiap juri akan menancapkan bendera koncer A dan B saja, tidak ada koncer C sebagaimana pada penilaian konvensional. Bila ada ajuan juri yang tidak masuk ke dua grade teratas (di tempat lain disebut sebagai nominasi), maka juri tersebut tidak boleh menancapkan koncer.

Sebagaimana dilaporkan oleh Dwi Jalu selaku Pelaksana, dibantu oleh MC Samuri dan juri Endranata, disebutkan bila hasilnya secara umum ternyata bagus dan bisa diterima oleh para peserta. “Kalau yang kita lihat langsung, juga kita minta tanggapan ke banyak peserta, mereka semua suka, semua puas, hasilnya dianggap sudah sesuai dan cocok, apa adanya sesuai fakta lapangan, tidak ada komplain,” imbuh Samuri.

 

 

Menurut Dwi Jalu, uji coba yang telah dilakukan ini membuktikan bila PBI juga mau mengikuti perkembangan jaman. “Jadi kita memang harus berani melakukan perubahan secara teknis, agar bisa mengikuti perkembangan jaman dan tuntutan para kicaumania jaman sekarang. Tentu saja, dengan tetap memperhatikan dan mengacu pada pakem yang masih berlaku, sejarah, dan filosofi PBI. Secara garis besar, pakem yang digunakan tetap sama, hanya perubahan pada dataran teknisnya saja,” ujar Dwi Jalu.

Apakah setelah uji coba ini dianggap sukses, lantas akan diberlakukan ke event-event resmi PBI berikutnya, semisal Piala Pakualam?

“Oh itu kita menunggu koordinasi lagi dari pimpinan. Semua harus melalui pengkajian dan evaluasi. Ini kan baru uji coba. Meskipun tanggapan umum peserta memang puas dan dianggap baik. Setelah ini, secara resmi kita membuat laporan tertulis kepada Pak Ketum dan jajaran pimpinan lainnya. Kita tunggu petunjuk lebih lanjut.”

 

 

Ditambahkan Dwi Jalu, ajuan terbuka memang memiliki sejumlah keunggulan, seperti menghindari berbagai prasangka atau kecurigaan, tetapi punya tantangan yang tidak mudah. Ajuan terbuka sekarang juga tampak seksi, menjadi daya tarik yang besar bagi suatu even.

“Tantangan utama itu, bagaimana menyamakan atau setidaknya mendekatkan persepsi di antara para juri. Untuk hasil terbaik, kemampuan team juri yang bertugas itu memang harus merata.”

Sementara itu, Bambang Honda menyampaikan, PBI sesungguhnya punya sumber daya yang mumpuni, cakap, dalam jumlah lebih dari cukup. “Tetapi saya kira tidak bisa serta mertas langsung kita tunjuk lalu diterapkan pada ajuan terbuka di lomba resmi, tanpa melalui proses simulasi atau uji coba terlebih dahulu. Semakin sering dilakukan uji coba dalam event-event skala kecil, semakin cepat proses pendekatkan persepsi tersebut.”

 

PEKIK SALAM LESTARI USAI SUKSES UJI COBA

 

Tentu perlu diuji juga, bagaimana menilai burung dalam situasi yang perfoma dan kualitasnya merata. Dalam situasi yag persaingannya keras dan menegangkan. Kondisi yang tentunya berbeda dengan saat uji coba. Di situlah kemampuan, kecakapan, dan kesamaan pemahaman juri benar-benar diuji. Demikian pula bagaimana mental si juri juga perlu ditempa, karena sistem terbuka memang menuntut tanggungjawab yang besar pada diri juri.

“Ketika burung yang dinilai tampak merata kualitasnya, beda-beda tipis, mungkin akan ada perbedaan dari satu juri ke yang lain. Perbedaan itu akan disikusikan, bila perlu juga melibatkan peserta yang kita anggap paham burung. Sekaligus jadi ajang edukasi, PBI mencoba membangun kesamaan persepsi itu bukan hanya untuk para juri, tetapi bahkan juga dengan para peserta,” tambah Bambang Honda.

Pada Jumat, 26 Mei, Ketua Umum PBI H. Bagya Rakhmadi SH., MM., ternyata sudah mengeluarkan surat edaran terkait keputusan membuat rumusan penjurian terbaru berikut hasil uji coba di Kediri. Isi surat tersebut, intinya bahwa sistem yang sudah diujicobakan di Kediri, sudah bisa diterapkan mulai 1 Juni pada semua sekala lomba.

 

Hati-hati, makin gencar beredar produk PALSU! Pastikan anda mendapatkan produk SUPER-N asli. Jangan ragu memastikan kepada kios/toko, minta ditunjukkan kardus yang ASLI adalah seperti di bawah ini. Perhatikan juga warna, bentuk, dan ciri BOTOL SUPER-N yang asli.

 

Penerapan itu bisa pada sebagian kelas, atau secara keseluruhan, tergantung pada kesiapan Cabang yang bersangkutan. Setelah 3 bulan, sistem baru ini akan dievaluasi. Sistem ini juga direncanakan akan mulai diterapkan di Piala Pakualam (11/6).

Kepada burungnews, H. Bagya pun ingin menyampaikan beberapa pesan. “Selamat pagi sedulur Fungsional dan Struktural PBI yang saya banggakan..., setelah resmi saya mengedarkan Sistem Lomba yang baru…, mohon kepada semua Cabang PBI yang mempunyai Even baik Lokal Terkendali, Lokal, Koalisi, dan Nasional, silakan mencoba baik sebagian, separuh, maupun semua sesi. Insya Allah semakin sering diperkenalkan, akan semakin terbiasa dan tidak kaku langkah kita, cepat tersosialisasi sehingga kicaumania akan mengerti dan paham PBI era sekarang. Semoga langkah kita mendapat ridlo Allah SWT. Aamiin. Salam Lestari!

Yuk kita tunggu, semoga pondasi awal yang sudah berjalan baik di Kediri, bisa segera ada kelanjutannya. Di event akbar terdekat seperti Piala Pakualam, ada harapan besar penerapan sistem ajuan terbuka ini akan membuat hasil akhir semakin presisi, bisa diterima semua pihak, dan menebalkan rasa cinta pada PBI. [maltimbus, terimakasih fakih hobinews kediri]

 

BARU... TOPSONG PREMIUM, mengandung enzim alami serangga, burung lebih gacor, daya tahan lebih tinggi. Tersedia TOPSONG PREMIUM ANIS MERAHMURAI BATUHWAMEY (PREMIUM GOLD), LARK / BRANJANGANMINI PELETBEO.

Segera dapatkan di kios langganan Anda, buktikan perbedaannya.

 

VIDIO UJI COBA SISTEM BARU – AJUAN TERBUKA PBI:

 

SURAT EDARAN PENILAIAN TERBARU PBI:

 

 

 

 

GALERI UJI COBA SISTEM PENJURIAN TERBUKA PBI:

 

BROSUR PIALA PAKUALAM 9:

 

JADWAL PIALA PAKUALAM 9:

 

KATA KUNCI: uji coba ajuan terbuka pbi pbi berani berubah dwi jalu bambang honda endranata samuri mc h bagya rakhmadi piala pakualam

MINGGU INI

AGENDA TERDEKAT

Developed by JogjaCamp