PETUGAS MEMASANG RUBUHA TYPE SEGI 3 RANCANGAN WISNU DKK
LEBIH DEKAT DENGAN TYTO ALBA / BURUNG HANTU (3)
Sudah “Memelihara” Banyak Burung Hantu, Mengapa Serangan Tikus Masih Terjadi?
Saat ini, banyak area persawahan yang sudah “dijaga” oleh banyak burung hantu, atau Tyto Alba. Hal itu bisa diketahui dengan banyaknya Rubuha atau Rumah Burung Hantu yang berdiri di area persawahan. Mengapa masih tetap ada serangan tikus?
Menurut Wisnu, salah satu punggawa Pelestari Burung Indonesia (PBI) Cabang Sukoharjo, keberadaan burung hantu, yang dikenal sebagai pemangsa tikus, bukan jaminan sawah lantas akan aman dari serangan hama pengerat ini.
“Kita harus mempelajari karakter Tyto Alba, seperti bagaimana cara dia mengintai lalu menerkam calon mangsa. Kita bandingkan dengan jenis elang misalnya, yang mengintai dengan cara terbang mengelilingi area intaian. Begitu melihat ada mangsa, langsung meluncur dengan cepat lalu menyergap sasaran.”
Tyto Alba, berbeda karakternya. Dalam mengintai mangsa, Tyto Alba akan diam bertengger, misal di dahan pohon-pohon.
POHON TURY DI PEMATANG SAWAH. TEMPAT BERTENGGER TYTO ALBA KETIKA MENGINTAI CALON MANGSA
“Kalau di area persawahan yang luas tidak ada dahan atau media lain untuk bertengger, bagaimana si Tyto Alba bisa mengintai dan menyergap mangsa. Mungkin hanya pepohonan jauh di area pinggir sawah, dengan keterbatasannya itu Tyto Alba tidak bisa menjangkau keberadaan tikus yang jauh berada di tengah area persawahan yang luas.”
Dengan situasi persawahan luas tapi tidak tersedia tempat bergengger untuk mengintai, keberadaan burung hantu dan Rubuha yang banyak tidak akan efektif. “Maka perlu dibuatkan tempat bertengger, bisa dengan tanaman perdu yang daunnya jarang atau tidak rimbun seperti pohon turi, atau kita buat dari bahan kayu atau lainnya berbentuk T setiap radius puluhan meter.”
Bila pilihannya menanam pohon di pematang sawah, harus yang daunnya tidak rapat atau rimbun. Tanaman padi sangat membutuhkan cahaya matahari yang optimal, dari pagi sampai sore. Pohon yang rimbun di tengah sawah akan mengganggu pertumbuhan, akarnya juga akan berebut menyerap zat yang harusnya diperuntukkan untuk tanaman utama.
TANGKRINGAN BENTUK T DI SAWAH. TEMPAT TYTO ALBA BERTENGGER MENGINTAI MANGSA
Sudah beberapa tahun terakhir, Wisnu yang juga ketua Pelesatari Burung Indonesia (PBI) Cabang Sukoharjo turut aktif dalam mengembangbiakkan Tyto Alba. Pengalamannya sejak kecil dalam merawat dan memelihara burung, termasuk dalam breeding, benar-benar sangat membantu dalam memahami karakter Tyto Alba.
Setelah Wisnu bergabung dan pengalamannya terbukti sangat membantu, komunitas yang sebelumnya sudah ada pun makin semangat, demikian pula dengan dukungan dari dinas terkait. Saat ini, di seputaran Sukoharjo sudah ada sekira 300an Rubuha. Jumlahnya akan terus bertambah seiring semakin banyak pihak yang peduli, baik dari dinas terkait, organisasi non pemerintah seperti PBI, hingga sejumlah BUMN.
Wisnu juga mendapatkan apresiasi, berupa penghargaan dan bantuan dana untuk membangun Rubuha, dari Pengda PBI Jateng-DIY yang diketuai Ir. H. Agus Gamping. “Insya Allah bulan Januari 2025 besok, ada semacam seremoni pemasangan puluhan Rubuha bantuan dari PBI, sekaligus melepasliarkan Tyto Alba dengan cara memasukkan ke Rubuha.”
Artikel berikut: bentuk, ukuran, bahan, dan cara memasang Rubuha. [maltimbus]
KETUA PBI PENGDA JATENG - DIY, Ir. H. AGUS GAMPING MEMBERIKAN PENGHARGAAN DAN BANTUAN KEPADA WISNU, KETUA PBI CAB. SUKOHARJO
PULUHAN RUBUHA DARI PBI PENGDA JATENG-DIY SEGERA DIPASANG
BERITA LAINNYA
KATA KUNCI: rumah burung hantu rubuha pengda jateng-diy rubuha segi tiga tangkringan untuk tyto alba tenggeran tyto alba ir h agus gamping wisnu sukoharjo