SERAH TERIMA KACER JOHARMANIC DI TEGAL

LAGI, TAKE OVER FANTASTIS KACER

Era Kacer Sudah Dimulai Lagi, Agus Black Jazz Come Back Beli Jago Handal

Era kacer segera kembali! Hal yang mulai terlihat nyata. Agus Black Jazz, yang namanya melesat juga berkat prestasi gemilang sang legend Black Jazz, tak mau ketinggalan kereta.  Joharmanic, jagoan yang meraih peringkat 3 di SMN, dilipatnya.

Meskipun Agus Black sejak come back lagi ke dunia lomba juga punya gaco kacer dan beberapa kali diturunkan, tetapi tampak lebih serius menggeluti murai batu. Apakah itu dalam hal memantau dan membeli jago baru, juga dalam mengikuti lomba-lomba.

Wajar bila kicaumania era sekarang, lebih mengenal Agus yang sehari-hari bekerja di Ponorogo itu sebagai seorang murai mania. Padahal dia besar karena kacer, sebagaimana nama yang ikut dilekatkan di belakang namanya, “Black Jazz”.  Jagoan yang kemudian dibeli oleh Edy PLN.

Sangkar Black Jazz masih disimpan dengan baik di rumahnya yang asri, daerah Sidoharjo Wonogiri. “Kelak, kalau sudah punya jago yang benar-benar mumpuni, baik secara kualitas dan stabilitas, kalau dicantol setidaknya bisa masuk 3 besar di event-event nasional, sangkar ini mau saya pakai lagi,” ujarnya kepada burungnews saat diajak mampir (Minggu, 23 Mei 2021).

 

BACA: AGUS BLACK JAZZ NUNGGU MOMEN GANTANG KACER DENGAN SANGKAR BLACK JAZZ

 

Ketertarikan Agus Black Jazz untuk memulai lagi berburu kacer, terpantau ketika muncul komunitas KMN (Kacer Mania Nusantara) di event Jogja Istimewa (12/2/23). Meskipun, masih tampak ada sedikit keraguan. “Masalahnya, kacer itu kalau sedang in… ya dia akan terus tampil dan susah dikalahkan. Itu pengalaman jaman Black Jazz, bahkan sebelum dan sesudahnya.”

Hal itu akan berjalan sampai periode dia ambrol atau meredup, kemudian muncul jago baru yang juga akan terus mendominasi kejuaraan selama periode tertentu. “Beda dengan murai yang tiap event selalu ada peluang jago baru yang juara dan melesat,” ujarnya menanggapi gegap gempita dari para pegiat kacer.

SMM feat SKMN Road to Piala Sultan Deli (19/3), mungkin menjadi titik balik. Waktu itu, Agus memang hadir, namanya juga tercantum di data nama peserta, termasuk di kelas utama tiket 6,6 juta.

 

 

“Baru benar-benar kembali merasakan bila menggantang kacer itu ternyata tantangannya lebih berat daripada murai atau ocehan lainnya. Sejak berangkat dari rumah, deg-degannya sudah terasa. Apalagi ketika burung akan digantang dan selama penilaian berlangsung. Deguban di dada makin kencang saja. Antara harapan dan kekawatiran apakah jago kita kuat bertarung sampai selesai, berpadu jadi satu. Sulit digambarkan dengan kata-kata.”

Salah satu hal yang membuatnya kawatir, karena kacer punya satu kelemahan yang bahkan dianggap sebagai “aib”, yaitu bagong atau balon. “Jadi ketika menggantangkan kacer, adrenalin kita benar-benar naik secara ekstrim. Ini hal yang tidak dirasakan ketika menggantang murai batu atau jenis ochean lainnya. Tekanannya tak sebesar ketika nggantang kacer. Tapi, justru itu yang jadi tantangan berat sekaligus jadi daya tarik dari kacer.”

Selama event itu, Agus pun terus memantau jalannya laga 4 kelas Kacer, baik ketika burung tampil maupaun tidak. Pada akhirnya, ada satu burung yang membuat hatinya tertambat. Itulah Joharmanic, jago milik Gunawan Tegal.

“Saya benar-benar mengamati dengan seksama Joharmanic yang di kelas utama berada di gantangan 03. Secara, kualitas materi, volume, benar-benar di atas rata-rata. Durasinya juga seimbang dengan lawan-lawannya.”

 

SANGKAR KACER BLACK JAZZ (KIRI). BAKAL DIPAKAI UNTUK JOHARMANIC?

 

Waktu itu, di kelas utama SKMN tiket 6,6 juta, Joharmanik masuk peringkat 3. Bagi Agus, ini prestasi yang sangat baik. “Kalau secara penglihatan saya, Joharmanic sangat menonjol. Boleh jadi ya lebih karena faktor kalah hoki saja. Ini kan memang biasa lah di lomba burung, bagaimana pun kadang-kadang faktor hoki juga menentukan hasil akhir.”

Setelah melalui perundingan dan negosiasi, Joharmanic kini resmi menjadi milik Agus Black Jazz. Hal ini disampaikan oleh Agus Black Jazz pada Selasa sore (11/4), dan kemudian pada hari Rabu sore kembali membagikan informasi sedang menuju Tegal untuk mengambil burung.

Maharnya cukup fantastis, tentu saja. Agus mesti merogoh kocek hingga 130 juta rupiah agar bisa membawa pulang Joharmanic. “Ya sesuai kualitas lah. Kebetulan sekarang kacer mulai naik pamornya, jadi memang harga pasarannnya sudah ikut terkerek ketimbang misalnya akhir tahun lalu. Apalagi saya ternyata bukan satu-satunya yang ingin meminang Joharmanic, ada pesaing untuk mendapatkannya.”

 

BARU... TOPSONG PREMIUM, mengandung enzim alami serangga, burung lebih gacor, daya tahan lebih tinggi. Tersedia TOPSONG PREMIUM ANIS MERAHMURAI BATUHWAMEY (PREMIUM GOLD), LARK / BRANJANGANMINI PELETBEO.

Segera dapatkan di kios langganan Anda, buktikan perbedaannya.

 

Pada akhirnya, Agus memutuskan akan kembali fokus main kacer kacer lagi. “Kacer era sekarang saya lihat sudah berkembang pesat, beda dengan jaman Black Jazz dulu. Artinya, anggapan kacer kalau sedang on fire akan terus tampil dan susah dikalahkan, sudah tidak berlaku, kecuali kalau turunnya hanya di area lokal saja. Begitu musuhnya datang dari berbagai kota bahkan lintas pulau, situasi seperti itu sudah tidak berlaku lagi.”

Perkembangan pesat kacer, disebut agus sejajar denagn murai. Para kicaumania semakin pintar dalam mengkondisikan kacer, bahkan bisa “menciptakan” trend tertentu, apakah itu dari sisi gaya hingga materi lagu, di luar bahwa tiap individu kacer pada dasarnhya memang punya karakter bawaan.

“Harapan saya sebagai pecinta kacer, yang selama ini semua orang dari akar rumput sampai papan atas tercuri perhatiannya, bahkan terbuai oleh murai, dengam bergeliatnya kacer maka akan menumbuhkembangkan kembali penghobi kacer. Yanf dasarnya pecinta seperti saya, akan kembali fokus, yang sebelumnya baru suka burung lain, juga akan tergerak untuk mencoba kacer.”

 

 

Bila banyak pemain papan atas kembali main kacer, termasuk giat memburu dan membeli jago baru, otomatis akar rumput juga akan ikut berbondong main kacer, termasuk mengupayakan kembali breeder-nya, termasuk memaster.

“Kegiatan ekonomi, UMKM, apakah itu pengrajin sangkar burung, premaster, produsesn pakan,  sampai perangkat elektronik akan laku pesat. “Harapan lainnya, karena kacer berangkat dari bawah, harus dapat dukungan dari berbagai pihak dan semua lini”

Selain Agus Black Jazz, sejumlah tokoh belakangan ini juga sudah kembali memburu dan membeli kacer. Seperti Kaji Said, Aba Hudan, Aba Tatuk, Firdaus Medan, MHB Medan, Clio Rahmat Lampung, Edy PLN, Prio Sutrisno, Ronald Owen, dan banyak lagi yang mulai ancang-ancang dan sudah memberi aba-aban akan kembali main kacer.

Para EO juga mulai menyambutnya dengan kembali membuka kelas kacer. Terdekat, di Jogja ada PMM feat PKM Road Show Yogyakarta (30/4) membuka kelas KMN tiket hingga 550K, Wonogiri Fair Battle (7/5), Asean Award 2023 – Viking Arena (21/5), tentu saja puncaknya pada Hitam Putih Cup 5 (25/6). [maltimbus]

 

JOHARMANIC IN ACTION:

 

 

BROSUR PMM FEAT PKM ROAD SHOW YOGYAKARTA:

 

BROSUR WOMOGIRI FAIR BATTLE:

 

BROSUR HITAM PUTIH CUP 5:

 

BROSUR DAN AGENDA LOMBA LAINNYA, KLIK DI SINI 

 

Burung yang sebelumnya bunyi tiba-tiba MACET dan memBISU? Berikan MONCER-1 selama beberapa hari, lihat perbedaannya dalam 5-7 hari, dijamin langsung JOSS kembali.

KATA KUNCI: agus black jazz kacer black jazz sangkar black jazz kacer joharmanic gunawan tegal

MINGGU INI

AGENDA TERDEKAT

Developed by JogjaCamp