ILUSTRASI PERMINTAAN PENGKONDISIAN KE JURI

KISAH PESERTA TANYA NOMOR REKENING JURI, TAPI DITOLAK

Apa Sudah Terima Lebih Besar dan Dikunci Peserta Lain?

Seorang peserta mencoba menghubungi para juri, menanyakan nomor rekening, tapi ditolak dengan halus. Lantas, bagaimana nasib burungnya, juara atau digoreng? Ini kisah nyata, bukan rekaan, sudah tejadi beberapa bulan yang lalu. Nama pemain, event, kota, disamarkan.

Hari Sabtu, burung yang sudah lama disimpan, disiapkan dengan sangat baik. Hari Minggu keesokannya, akan ikut salah satu event bergengsi. Si Rajo, bukan nama sebenarnya, pun mencoba melakukan segala upaya yang mungkin.

Selain yakin dengan perfoma dan kualitas burungnya, ia pun melakukan cara-cara yang menurutnya lazim dilakukan oleh banyak kicaumania saat ini yang mendambakan burungnya bisa juara, melakukan “pengawalan”.

 

BARU... TOPSONG PREMIUM, mengandung enzim alami serangga, burung lebih gacor, daya tahan lebih tinggi. Tersedia TOPSONG PREMIUM ANIS MERAHMURAI BATUHWAMEY (PREMIUM GOLD), LARK / BRANJANGANMINI PELETBEO.

Segera dapatkan di kios langganan Anda, buktikan perbedaannya.

 

Setelah mendapatkan informasi siapa-siapa juri yang bertugas, ia pun mencoba menghubungi satu-satu. “Dibuka dengan sedikit basa-basi, ya intinnya minta tolong supaya burung dipantau, saya sebut keunggulannya tentu saja, juga ciri-ciri burung, terus saya to the point saja minta nomor rekening. Semua ada 4 orang juri yang saya hubungi,” ujarnya blak-blakan kepada burungnews.com.

Rajo mengaku kaget, sebab tidak seperti biasanya, keempat juri yang dihubungi secara terpisah, ternyata dengan halus menolak permintaan nomor rekening. “Soal saya minta tolong, mereka secara normatif menjawab siap, asal burung memang kerja dan bagus kualitasnya, disebut pasti akan dipantau. Tapi ketika sampai minta nomor rekening, mereka tidak atau belum mau.”

 

 

Hari Minggu pagi, sambil melakukan perjalanan ke luar kota, Rajo kembali menghubungi 4 orang juri yang sama. Lagi-lagi, keempatnya dengan sopan menolak permintaan nomor rekening.

“Saya bingung, apa mereka benar-benar memang menolak, bakal menilai dengan secara fair play, tapi juga muncul kekawatiran bila mereka sudah menerima dari peserta lain, jumlahnya mungkin lebih besar dan bahkan sudah dikunci supaya menolak kalau ada tawaran dari yang lain, termasuk saya. Terus terang selama perjalanan kurang lebih 90 menit, mulai muncul rasa was-was.”

 

 

Tibalah di lokasi lomba. Ia mencoba melihat situasi, siapa saja calon lawan yang sudah tampak di lapangan. Sejumlah orang yang cukup dikenal luas, memang dikenal sabagai tokoh, punya sejumlah jago yang kerap juara, juga sudah lama malang melintang di dunia lomba, tampak bersliweran.

Di sesi pertama, juaranya diraih oleh salah satu tokoh, yang juga dikenal sebagai Sultan di komunitas tersebut. “Burung saya belum diturunkan di sesi awal ini, tapi saya mulai ciut nyali, mulai berkecil hati. Mulai tumbuh rasa curiga, ahhh, jangan-jangan nanti juara di kelas-kelas penting juga bakal disapu bersih oleh orang ini.”

 

Burung yang sebelumnya bunyi tiba-tiba MACET dan memBISU? Berikan MONCER-1 selama beberapa hari, lihat perbedaannya dalam 5-7 hari, dijamin langsung JOSS kembali.

 

Tibalah waktunya Rajo menurunkan jagoannya. “Sebenarnya sudah kurang pede, tapi sudah telanjur sampai, ini lomba luar kota pertama untuk jagoan saya yang satu ini, masa mau balik hanya karena takut kalah. Bukan saya banget lah kalau sampai segitunya.”

Burung kebetulan tampil bagus banget. Para juri akhirnya memberikan kemenangan mutlak pada jagoan milik Rajo. Hal yang sama terjadi di kelas lainnya, bahkan di kelas utama yang menyediakan hadiah motor.

Rajo pun puas dan gembira bukan kepalang. Burung miliknya yang relatif baru, yang sehari-harinya diurus oleh kru di pinggiran kampung, bahkan kerap diolok-olok sebagai pemain ndeso, burungnya pun disebut burung ndeso, ternyata bisa juara bahkan jadi bintang di salah satu event bergengsi. Modalnya hanya beli tiket, tanpa perlu transfer lebih dulu, atau salam tempel kemudian. Nama si jagoan pun segera viral, jadi buah bibir.

 

TWISTER GOLD, salah satu pakan burung yang disebut paling cocok untuk murai batu, hwamey, anis merah, kacer oleh para kicaumania yang sudah mencoba dan kemudian terus memakainya, termasuk untuk jenis burung pemakan serangga lainnya. Tersedia juga TWISTER SEAWEED, ANTI STRES, MASTER, serta TWISTER TROTOLAN untuk meloloh pemakan serangga dan TWISTER BUBUR untuk meloloh pemakan bijian.

 

“Saya puas sekali, saya mohon maaf karena segala prasangka buruk saya pada team juri, secara tidak langsung juga pada panitia, ternyata salah. Baru kali ini saya menjumpai ada juri yang nolak ketika ditanya nomor rekening. Kan jaman sekarang katanya kalau lomba dan ingin juara tidak cukup hanya memberikan janji, harus jelas dan tegas, bayar di depan. Tapi untuk event ini saya salah. Semoga Tuhan memaafkan prasangka buruk saya ini.”

Rajo pun berharap besar pada event-event lainnya pun bisa seperti itu. “Saya percaya juri-juri sekarang secara teknis sebenarnya cukup mumpuni, hanya mau kerja secara benar, secara hati nurani apa tidak. Kalau mau kerja benar seperti ditunjukkan dan dibuktikan di event tadi, rasanya masa depan hobi burung di tanah air bakal cerah ceriah.”

 

 

Apakah Anda, pernah mengalami kisah yang serupa, atau malah sebaliknya?

Terbaru, akun resmi Masterpiece Arena pada 23 April juga menyebut makin banyak kicaumania yang menghubungi team juri dan korlap sebelum gelaran THR Cup (24/4). Tujuannya, mau titip burung.

Akun tersebut kemudian mengancam, kalau ke depannya masih terjadi lagi, bakal diumumkan mereka-mereka yang berusaha titip burungnya agar bisa juara, biar ketahuan biang kerok yang bikin juara abal-abal selama ini. “Orang-orang seperti ini perlu dibikin malu…” tandas akun official Masterpiece Arena. [maltimbus]

 

BROSUR DAN AGENDA LOMBA, KLIK DI SINI

 

MINGGU INI

AGENDA TERDEKAT

Developed by JogjaCamp