PENILAIAN KENARI DI BnR. BAGUS SAJA, BELUM CUKUP!
Kenari Bagus Sekali, Kok Tidak Juara. Kurangnya di Mana...?
PAKEM KENARI DI BnR: NABRAK TAK BISA JUARA?
Anda mungkin salah satu yang pernah punya pengalaman kurang mengenakkan seperti ini. Punya kenari yang materi dan kualitasnya sangat bagus, di atas rata-rata. Kerja secara umum juga sangat bagus.
Di tengah-tengah lomba, sempat nabrak atau ngeruji, tapi tetap bunyi, dan turun ke tebok. Nabrak nya terlihat dua kali, hanya sebentar saja dan tetap sambil bunyi. Setelah itu kembali ke tangkringan, dan kerja lagi. Sampai selesai juri menilai. Ada turun tebok hanya sekali.
Tibalah saatnya bendera nominasi ditancapkan. Anda begitu kaget, juga sedikit shok, saat mengetahui juri tidak menancapkan bendera nominasi. Sebaliknya, burung yang di sebelah yang menurut penilaian Anda materi dan kualitas di bawah burung Anda, malah bisa dapat.
Anda kemudian protes, sambil menenteng burung ke ruang juri. “Burung saya ini kurang apa, tolong dijelaskan, di tempat lain selalu bisa masuk juara, kok di sini tidak kepakai,” begitu kira-kira suara protes yang disampaikan dengan nada lantang.
Begitu jengkelnya, tanpa pikir panjang Anda mungkin juga langsung posting status baru di face book, atau BB. “Aduuhhh, sakit. Burung saya kerja sangat bagus tapi ndak terpakai sama juri...”
KOMPLAIN ATAU SEKADAR KELUHAN, SERING TERJADI. DENGARKAN DULU, BARU JELASKAN
Nah, biar ndak berlarut-larut, begini penjelasannya.
Karena Anda kebetulan sedang ikut lomba yang dinilai oleh juri BnR, tentu aturan yang berlaku adalah yang di BnR. Bukan di tempat lain.
Lagi pula, apa yang disebut di tempat lain oleh Anda, belum tentu sama. Kondisi kerja burung Anda sendiri, kondisi musuh-musuhnya sendiri, hampir pasti tidak sama. Belum lagi mungkin yang menilai juga bukan juri BnR, yang tentunya punya kebijakan yang berbeda.
Di BnR, aturan atau pakemnya sudah sangat jelas. “Sebagus apa pun kenari itu, kalau sampai ketahuan nabrak dua kali atau lebih, juri tidak boleh mengajukannya,” tandas Bang Boy, selaku Pendiri dan Pembina Organisasi Juri BnR Indonesia.
"Masalah nabrak ini harap diperhatikan, ada toleransinya, kalau hanya sekali dan sebentar langsung balik lagi, masih bisa dapat nominasi. Tapi juri tetap harus mengutamakan burung yang lebih nagen, tanpa nabrak. Artinya kalau ada dua atau lebih burung yang kualitas dan kerjanya seimbang, yang satu nabrak sekali, yang lain benar-benar nagen di tangkringan, maka yang dipilih jadi juara yang nagen, yang nabrak meskipun sekali hanya dapat nominasi saja. kecuali benar-benar tidak ada yang bisa mengimbangi baik secara kualtias materi dan kerja, nabrak sekali sambil bunyi masih bisa juara." imbuh Bang Boy.
NABRAK SETIDAKNYA DUA KALI, TIDAK BOLEH DIAJUKAN OLEH JURI, SEBAGUS APA PUN MATERINYA
Lain halnya kalau sampai turun ke tebok, apalagi sampai ngosek. Biar hanya sekali sudah tidak bisa diajukan dapat nominasi."Ya, kalau sampai turun ke tebok biar hanya sekali dan sebentar, sama sekali tidak boleh diajukan oleh juri."
Aturan yang sama juga berlaku pada anis merah. “Sebagus apa pun itu, kalau sampai loncat atau oncleng, meskipun hanya sekali, sebentar, kemudian langsung kembali ke pangkringan dan kerja lagi, tetap tidak bisa diajukan.”
Protes kadang terjadi, menurut Bang Boy, karena sebagian peserta pengin menang sendiri. Sebenarnya sudah tahu aturan itu, tapi ya tetap pengin menang, bila perlu dengan cara “ngakali”.
“Sebagian peserta ngotot beranggapan bahwa nabrak itu kan sesuatu yang biasa pada kenari, apalagi kenari yang kerjanya dahsyat. Jadi harus masuk nominasi dibanding yang tidak nabrak. Apalagi yang nabrak lebih bagus dari sisi kerja dan kualitas. Sebagai peserta tentu sah-sah saja berpendapat seperti tiu. Atau di EO lain mungkin masih seperti itu kebijakannya, itu sah-sah saja. Tapi di penjurian BnR kita sudah putuskan, kenari yang nabrak dua kali atau lebih, apalagi yang turun ke tebok, tetap tidak boleh diajukan nominasi apa pun alasannya.”
Pakem seperti itu, lanjut Bang Boy, harus dimaknai bila burung yang bisa juara di BnR, diharapkan yang mendekati sempurna. Selain burung yang berkualitas, sekaligus berkinerja paling bagus saat itu, dan di utamakan yang tidak nabrak.
Bang Boy menyadari, banyak kenari mania yang belum bisa menerima sepenuhnya aturan ini, dengan alasan terlalu ekstrim. “Ya kalau dengar suara-suara teman-teman, memang ada yang keberatan, tapi juga tidak sedikit yang mendukung. Kita ini kan perlu aturan yang jelas dan terukur, jadi kalau misal ditanya juga mudah njelasinnya. Mari kita jalani dulu. Lama-lama pasti akan ketemu juga cara supaya burung tetap tampil dahsyat, tapi juga tidak nabrak atau turun. Kan kita sepakat mau cari burung juara yang benar-benar juara,” imbuhnya.
Manis dipandang, enak didengar, dan terbaik dari yang baik. “Para pecinta Kenari mari kita sama – sama melihat kinerja burung dan jujur. Jangan berharap bisa menang padahal tahu dan melihat kenari Anda nabrak beberap kali, biar hanya sebentara dan langsung kembali, lalu berharap juri tidak melihatnya. Jadi mari kita sekarang Fair Pada Diri Sendiri Baru Bicara Fair Kepada Orang Lain.”
Mengacu pada pakem yang baru dirilis tersebut, pertarungan di Soeharto Cup III 27 Maret besuk menjadi sangat menarik. Maklum, kenari terbaik semua blok bakal bertarung. Dibutuhkan kejelian luar biasa dari para pemilik dan atau perawat, mencari setingan yang tepat supaya burung bisa nagen tanpa nabrak atau turun ke tebok.