MHB DAN SEBAGIAN KRU TEAM 76. MENIKMATI DESTINASI WISATA DAN KULINER

H. MUH. HIDAYAT BATUBARA

Alasan Piala Pakualam Tetap Menarik dan Perlu Diikuti Meski Hadiahnya “Biasa Saja” + VIDIO

Bagi sebagian kicaumania, event rutin seperti Piala Pakualam mungkin dianggap kurang menarik lagi. Untuk eveng “jaman sekarang”, dilihat dari harga tiket dan besaran hadianya, segitu-segitu saja, terasa kurang menantang. Bila juara pun, bagi peserta luar kota hitungannya masih tidak masuk.

Pandangan berbeda disampaikan oleh H. Muh. Hidayat Batubara (MHB), yang merasa tetap perlu dan penting untuk hadir ke Piala Pakualam yang ke-8, Minggu 19 Juni 2022. Kepada burungnews, MHB pun menyampaikan sejumlah alasan, dari yang objektif hingga alasan yang lebih bersifat pribadi.

 

TWISTER GOLD, salah satu pakan burung yang disebut paling cocok untuk murai batu, hwamey, anis merah, kacer oleh para kicaumania yang sudah mencoba dan kemudian terus memakainya, termasuk untuk jenis burung pemakan serangga lainnya. Tersedia juga TWISTER SEAWEED, ANTI STRES, MASTER, serta TWISTER TROTOLAN untuk meloloh pemakan serangga dan TWISTER BUBUR untuk meloloh pemakan bijian.

 

Hanya beberapa hari setelah pulang dari Malang mengikuti Anniversary SMM (12/6), MHB dengan penuh semangat kembali terbang ke Jawa, ke Jogja tepatnya, untuk hadir langsung ke event Piala Pakualam.

“Saya merasa perlu dan penting hadir ke Piala Pakualam. Ada alasan yang mungkin bersifat pribadi, ini bagian dari prinsip saya. Kalau saya diberi satu, saya akan membalas dengan memberikan dua,” ujarnya mengawali penjelasan.

Bulan November tahun lalu, MHB mengaku merasa sangat berkesan dengan sambutan yang begitu hangat dari teman-teman (panitia) di Jogja sewaktu mengikuti Piala Raja. “Penerimaan yang begitu tulus dari sahabat-sahabat di Jogja ini saya catat sebagai pemberian yang begitu luar biasa, dan saya berprinsip harus membalasnya dengan lebih baik lagi. Itu salah satu alasan kenapa saya merasa perlu hadir dan mendukung gelaran Piala Pakualam. Saya merasa punya story di Jogja yang membuatnya lekat di hati.”

 

 

Alasan berikutnya, bisa dikatakan obyektif. “Saya merasa sehati dengan apa yang sedang diperjuangkan oleh teman-teman PBI, Pelestarian. Menurut saya, selama ini PBI paling konsisten, tidak semata menggelar lomba, tapi juga selalu memperhatikan sisi pelestarian. Dalam membuat lomba, PBI tetap mengendalikan, membatasi jenis burung, beberapa bahkan sudah harus wajib ring alias hanya untuk burung hasil breeding.”

MHB merasa perlu mendukung langkah ini dengan sepenuhnya. “Salah satu cara yang bisa saya lakukan, burung-burung jagoan yang sudah dikoleksi, sebagian besar bahkan hampir semuanya adalah hasil breeding, dibuktikan sudah memakai ring.”

Secara perlahan, lanjut MHB, kita memang harus meninggalkan ketergantungan dari burung tangkapan alam. “Kalau kita, katakana sebagian besar kicaumania, melakukan langkah yang sama, pasti kebutuhan akan burung hasil breeding meningkat, harga naik, perekonomian para breeder dan yang terkait dengan hobi burung akan terangkat.”

 

 

 

Kesadaran untuk memakai burung hasil breeding dan mulai meninggalkan burung hasil tangkapan alam, ingin ditularkan secara persuasif, khususnya untuk sahabat kicaumania di Sumatera. “Kenapa Sumatera, tempat dari mana saya berasal, karena mungkin teman-teman di Sumatra merasa dekat dengan habitat seperti murai atau kacer, mudah mendapatkannya dengan harga relatif murah, sehingga kesadaran untuk memakai burung hasil breeding belum setinggi di Jawa.”

Ditegaskan oleh MHB, cepat atau lambat, bila kesadaran untuk mulai meninggalkan burung tangkapan alam tidak dimulai dari sekarang, laju menuju kepunahan akan semakin cepat dan dekat. “Saat ini, populasi burung seperti murai batu dan kacer di Sumatera juga sudah jauh menyusut. Banyak sebabnya, paling besar disebut-sebut memang faktor daya dukung lingkungan yang menurun drastis, tetapi ada juga karena faktor perburuan yang kian tak terkendali. Itu harus kita akui.”

Kembali ke Piala Pakualam, meskipun harga tiket termasuk biasa saja, demikian pula dengan besaran hadiahnya, namun ada nilai lain yang tak bisa dihitung dengan rupiah. “Di lomba yang cukup besar dan prestis seperti Piala Pakualam, ada aura kompetisi itu benar, tapi rivalitas sesama peserta tidak kentara, bahkan lebih terasa nuansa persaudaraan dan silaturahmi. Ini salah satu yang membuat kangen untuk hadir di event-event penting PBI termasuk Piala Pakualam.”

 

 

Apalagi, lanjut MHB, Piala Pakualam juga bagian dari road to Piala Raja yang untuk tahun 2022 ini rencana bakal digelar pada akhir September. “Piala Raja adalah titik awal saya come back ke dunia hobi burung. Saya memilih memulai dari laga yang paling menantang, yang oleh para kicaumania dijuluki sebagai “Piala Dunia”-nya lomba burung. Di dunia pewayangan, itu semacam perang bharatayudha. Itu sangat mengesankan. Saya merasa perlu mengikuti jejak Piala Raja tahun ini sejak awal, sejak road to-nya, sejak Piala Pakualam.”

MHB kembali menyebut alasan lain yang mungkin bersifat pribadi. “Jogja selalu meninggalkan kesan yang mendalam, ya destinasi wisatanya, ya makanannya yang enak-enak memanjakan lidah, juga keramahan dan kehangatan warganya. Saya merasa kangen dan ingin mengulang-ulang datang ke Jogja. Karena alasan ini pula, bahkan saya merasa perlu mengajak keluarga ke Jogja.”

Piala Pakualam dirasa sebagai kesempatan yang sangat baik, apalagi ketika pandemi mulai terkendali dan pelonggaran mulai berlaku. Situasinya tentu sudah sangat berbeda dengan ketika digelar Piala Raja tahun lalu.

 

BARU... TOPSONG PREMIUM, mengandung enzim alami serangga, burung lebih gacor, daya tahan lebih tinggi. Tersedia TOPSONG PREMIUM ANIS MERAHMURAI BATUHWAMEY (PREMIUM GOLD), LARK / BRANJANGANMINI PELETBEO.

Segera dapatkan di kios langganan Anda, buktikan perbedaannya.

 

“Saya rasa Piala Pakualam bakal sangat berbeda, kita lebih leluasa ketika ingin menemui dan menyapa banyak kicaumania, yang selama ini karena alasan pandemi harus serba dibatasi. Insya Allah besuk bisa lebih leluasa ngobrol dengan semua teman kicaumania, khususnya akar rumput. Semoga juga bisa ketemu lagi jagoah yang masuk ke hati, tentu lebih memuaskan kalau itu dapat langsung dari pemilik akar rumput.”

Sementara itu, dalam kesempatan ngobrol santai dengan H. Samsulhadi selaku Ketua Pelaksana Piala Pakualam, disebutkan bila event ini dan semua event PBI lainnya memang selalu digelar tanpa muluk-muluk, tapi bukan berarti sekadarnya, atau asal-asalan.

“Secara harga tiket bisa dikatakan rendah, atau relatif terjangkau, bisa diikuti semua kalangan. Demikian pula hadiahnya, bila melihat besaran nominal, mungkin kurang menarik dibanding event lain yang hadiahnya makin jumbo berbanding lurus dengan harga tiketnya.”

 

NGOBROL SANTAI DENGAN H. SAMSUL. DUKUNGAN UNTUK PELESTARIAN, SIAP MANTAU BURUNG AKAR RUMPUT

 

Meski begitu, prestis lomba tetap dijaga. “Kita kan membawa nama besar Puro Pakualam, itu juga lembaga kerajaan, secara struktur pemerintahan beliau itu Wakil Gubernur DIY, tentu kita tidak mau main-main. Salah satunya, dengan menyiapkan tropi khusus, eksklusif, hanya didisain dan dibuat untuk event Piala Pakualam, tidak bisa didapatkan di event lain.”

Hal lain yang ingin dikedepankan, adalah manajemen penyelenggaraan yang rapi, pelayanan yang baik sejak pemesanan tiket, sehingga lomba berlangsung rapi, tertib, dan semua pihak pun merasa nyaman. “Intinya, kita semua ingin menjadikan forum lomba Piala Pakualam sebagai bagian dari ajang silaturahmi. Bukan semata kompetisi adu juara dan gengsi, tapi bagaimana semua bisa muncurahkan rasa kangen dan persaudaraan. Mohon doa dan dukungannya supaya semua bisa berjalan lancar sesuai dengan yang kita rencanakan.”

Kepada MHB, H. Samsul atas nama pribadi dan panitia juga meminta maaf karena tidak bisa memberikan sambutan yang semestinya. “Kami benar-benar tidak tahu bila bapak Hidayat dan team mau hadir, ini tadi kan ya memberikan kabar spontan, langsung ketemu, ngobrol santai tapi Insya Allah berisi. Ya banyak masukan yang saya rasa sangat baik, tentu akan kami tampung dan pertimbangkan, kami teruskan sampaikan dalam forum yang tepat. Kami sangat berterimakasih atas dukungan dan kehadirannya, semoga secara umum apa yang kami sajikan tidak mengecewakan.” [vilman, maltimbus, terimakasih setiawan rojobrono]

 

VIDIO WAWANCARA MHB DENGAN H. SAMSULHADI, Tentang PBI, Pelestarian, dan Kesiapan MHB Memantau Burung Akar Rumput:

  

 

JADWAL PIALA PAKUALAM YANG BERLAKU:

 

 

BROSUR DAN JADWAL SOLO FAIR FACTOR 2:

 

 

 

KATA KUNCI: mhb piala pakualam 2022 h. samsulhadi piala pakualam tetap perlu dan menarik untuk diikuti

MINGGU INI

AGENDA TERDEKAT

Developed by JogjaCamp