TOPAN, SENANG PESERTA RAMAI DAN TERTIB, KENDATI JURINYA

GANTANGAN JIS SOLO

Meski Memakai Juri “Paud”, Peserta Mau Tertib dan Menyatakan Puas

Kontes yang digelar oleh Juri Independen Solo (JIS) di Solo Baru, Minggu 10 Juni, kembali dibanjiri oleh kicuamania Solo Raya. Kelas love bird rata-rata full sampai 70 gantangan, cucak hijau terisi 50an, sementara kenari dibatasi maksimal 40 peserta.

Yang patut dipuji, para peserta di sini benar-benar tertib. Tolok ukurnya di kelas love bird yang biasanya super bising oleh teriakan peserta, di sini mau tenang. Padahal, peserta di Solo Raya terutama para love bird manianya itu terkenal sulit diatur, terutama supaya tidak perlu teriak.

Panitia sama sekali juga tidak menyediakan tenaga keamanan khusus. Sebagian peserta tetap meringsek masuk duduk di dalam pagar, namun mereka  tetap tertib, hanya sesekali ada celetukan ringan yang jauh dari kesan sebagai teriak.

 

 

PESERTA DI JIS, MASUK LAPANG TAPI TERTIB

 

Hanya suara dari para juri yang menyebut nomor gantangan, itu pun tidak boleh terlalu lantang. “Tolong juri suaranya jangan terlalu lantang,” teriakTopan, komandan JIS dari pinggir lapangan. Topan dan para juri di JIS, mengaku mereka basiknya adalah pemain love bird.

“Ya kami masih baru. Secara teknis mungkin belum sehandal para juri di gantangan lainnya, terutama kalau urusan burung berkicau. Tapi urusan fairplay, urusan para juri benar-benar hanya menilai kinerja burung dan tidak peduli itu burung milik siapa, Insya Allah kami berani bersaing,” tandasnya kepada burungnews.

 

PUNGGAWA JIS, FAIRPLAY BIKIN JADI IDOLA

 

Bernard, salah satu tokoh yang tinggal persis di sebelah gantangan pun menambahkan. “Kalau secara pengalaman dan kemampuan menilai, Topan dan kawan-kawan itu bisalah dibilang masih pada Paud, merujuk pada kelas love bird, ha ha ha. Makanya kenari tak suruh nambah di atas 40 belum berani. Tapi nyatanya pas nilai burung seperti cucak hijau, kacer, murai batu, juga bisa pas. Tidak ada peserta yang komplain kok,” ujarnya menimpali.

Topan mengakui, untuk menilai kenari, para jurinya masih kesulitan kalau pesertanya di atas 40. Itu sebabnya, khusus kenari memang sementara ini masih dibatasi 40 saja. Dari pengamatan burungnews. Batas 40 peserta juga terpenuhi.

 

BERNARD VIP SOBA, KENARI MASIH DIBATASI MAKSIMAL 40

 

Secara umum, peserta di gantangan JIS saat ini disebut sebagai salah satu yang paling ramai di Solo Raya. Khususnya love bird. Memang lebih banyak membuka kelas ini, yang lain bisa dibilang hanya sebagai pelengkap.

Bahkan bila mau pakai tolok ukur kelas kenari, bisa penuh 40 adalah sesuatu banget. Di Klaten yang beberapa tahun lalu disebut sebagai ibu kota kenari pun, saat ini di gantangan yang dikenal ramai, kelas kenari paling terisi hanya 20an ekor. Ini kenari andai tidak dibatasi maksimal 40, bisa lebih banyak lagi yang ikut.

 

BAYU ARDILES, PESERTA ANTAH BERANTAH PUN BISA JUARA

 

Kalau secara kemampuan teknis para juri di sini mengaku belum begitu handal dan masih terus belajar, kenapa para peserta nurut untuk tertib, dan kenapa pula mereka juga tidak komplain atas hasil keputusan juri?

“Soal teknis kami terus belajar, pakem juga coba terus kami sempurnakan. Kelak kami ingin menjadikannya sebagai sesuatu yang bisa dipatenkan. Satu hal yang sejak awal wajib dan pasti bisa kami lakukan adalah, menjaga profesionalitas dalam arti mengedepankan fairplay, menilai burung berdasarkan kinerja burung di lapangan, tidak terpengaruh oleh sangkar atau pemiliknya.”

Sebagai manusia biasa, juri bisa saja keliru memilih. “Tapi selama para peserta bisa tahu, pahamk, dan percaya bahwa itu hanya soal teknis, bukan karena kesengajaan untuk membela burung tertentu, mereka juga bisa memaklumi kok. Menjaga fairplay, adalah senjata yang benar-benar jadi andalan di JIS, semoga sampai kapan pun bisa tetap dijaga,” tandas Topan lagi.

 

KACER (RING) ADIPURA, MENANG, BELA DT PIALA WALIKOTA

 

Dari para peserta yang diajak ngobrol, beberapa di antaranya bahkan juga para kicaumaia senior seperi Mr. Duwo, Rudy NRS, Danang Sragen, Gombloh, Hans “Jabrik”, Eko Jangkrik, mereka juga mengakui kinerja juri dalam menjaga fairplay di JIS salah satu yang terbaik di Solo Raya. Bisa dipahami bila pesertanya pun termasuk yang paling ramai.

Banyak di antara peserta mengaku menyiapkan jagoannya untuk kembali bertarung di Piala Walikota Solo pada 1 Juli mendatang, lanjut ke Boyolali Cup 4 pada 15 Juli.

 

BROSUR PIALA WALIKOTA SOLO, KLIK DI SINI

BROSUR BOYOLALI CAUP 4, KLIK DI SINI

 

EKO JANGKRIK, CURI JUARA, MANTAP KE PIALA WALIKOTA SOLO

 

JADI KORBAN

KATA KUNCI: juri independen solo jis solo topan jis mr duwo rudy nrs bernard soba eko jangkrik hans jabrik

MINGGU INI

AGENDA TERDEKAT

Developed by JogjaCamp