REZEKI DAN IMANUEL (MR BIG)

DUA GACO ANDALAN IMMANUEL RnB CANGGU BALI

BR Panglima Sajikan Aksi Hovering, AK Nona Manis Dikenal Super Bandel

Sabtu, 06 Juli 2019 - PROFIL

Sosok Immanuel atau yang akrab di panggil Mr. Big, memang sudah tidak asing lagi di kalangan kenarimania Nusantara. Tapi akhir-akhir ini, namanya santer diperbincangkan oleh para pecinta branjangan dan anis kembang. Itu semua berkat performa 2 gacoannya yang di atas rata-rata.

Kendati berbadan bongsor, ternyata Immanuel usianya masih terbilang muda, kisaran 20 tahunan. Sejak masih mengenyam bangku sekolah, Immanuel memang sudah menekuni hobinya sebagai kicaumania. Namanya melejit kala main di kelas kenari dan pleci, bersama gaconya yang bernama kenari Raja Udang, dan pleci Pocong.

Kedua gaco yang melejitkan namanya tersebut, sudah tidak perlu diragukan lagi akan kualitasnya. Even-even bersakala nasional di Pulau Bali, Lombok, dan Jawa, sudah sering dikuasai oleh Raja Udang dan Pocong. Bahkan tropi penghargaan sebagai burung terbaik, juga sudah banyak dikoleksi Immanuel lewat kiprah ke dua gaconya itu.

Tapi penampakan berbeda, terlihat saat Immanuel turun di even-even nasional akhir-akhir ini. Seperti di Bali Shanti Cup IV April lalu, pria yang masih single ini nampak mengangkat bendera koncer A di kelas Anis Kembang. Dan di Piala Pangdam IX Udayana, Denpasar, pada 26 Mei 2019, Immanuel yang selalu ditemani rekannya yaitu Rezeki, dua kali mengangkat bendera koncer A di kelas beranjangan.

“Sudah 7 bulanan ini saya dan Rezeki mulai fokus ke kelas branjangan dan anis kembang, khusus di even-even nasional. Untuk di kenari, juga masih aktif turun kalau salah satu dari kelas branjangan atau anis kembang ,tidak dibukakan kelas,” ujar Immanuel saat dihubungi Burungnews.

Di gelaran Piala Pangdam IX Udayana yang menggunakan EO Oriq Jaya, Panglima menyapu bersih podium puncak kelas Branjangan. Gaco yang Ia take over satu paket bersama AK Nona Manis dari salah satu pemain papan atas Surabaya ini, memberikan penampilan yang sudah jarang sekali terlihat di arena lomba, yaitu tampil Hovering.

BRANJANGAN PANGLIMA DOBEL WINNER DI PIALA PANGDAM IX UDAYANA

Apa itu Hovering ? Hovering popular dikalangan branjes (sebutan untuk pecinta branjangan, kala burung branjangan tampil membawakan lagunya sambil melayang. Untuk saat ini memang jarang sekali terlihat ada branjangan yang tampil hovering. Tapi Panglima mengingatkan kembali para branjes akan suasana lomba pada tahun 90an.

Menurut Immanuel, Panglima bisa membawakan lagunya sambil melayang cukup lama dengan ketinggian 10 cm dari batu. “Kalau sedang top perform, bisa lumayan lama membawakan lagunya sambil melayang. Meski tidak kondisi, Panglima masih bisa tampil hovering tapi tidak terlalu lama. Jadi bukan melompat. Karena burung ini ngeleper sayapnya selalu hiper, jadi sampai kebawa melayang” jelasnya.

Untuk saat ini, para pemain branjangan memang sedikit ketar-ketir membuat gaco mereka tampil hovering. Mereka takut gaco mereka membawakn lagunya putus-putus dan pendek-pendek, sehingga mengurangi nilai dari juri.

Burung mau tampil maksi dan stabil di segala cuaca, serta terjaga kesehatannya. Berikan LEMAN'S secara teratur, cukup 1 tetes untuk harian, bisa dicampur pada minuman, atau oleskan pada EF. Sudah banyak yang membuktikannya, jangan sampai ketinggalan...

Selain dari segi itu, kalau memakai sangkar terlalu tinggi, bukannya hovering justru banyak yang melompat. Oleh sebab itu, banyak terlihat di arena lomba, sangkar branjangan sudah tidak lagi setinggi dulu. Tujuannya mencari aman agar burung tidak loncat.

Begitupun dengan Immanuel, pemuda humoris ini sebelumnya ingin bermain aman. Dimana Panglima diletakkan pada sangkar yang tidak begitu tinggi, agar tidak terbang yang berakibat lagunya putus-putus.

Tapi apa yang Ia takutkan ternyata ditepis oleh branjangan yang memiliki volume lantang dan lagu kasaran seperti kekean LB, sogon, jangkrik, dan walang kecek ini. Panglima justru tampil melayang sampai ketinggian 10 cm dari batu meski memakai sangkar yang tidak terlalu tinggi. Bahkan lagunya nyambung tanpa putus-putus sehingga terdengar merdu.

NZR CUP INDONESIA JUGA JADI BUKTI KEGANASAN AK NONA MANIS

Yang paling membuat Immanuel menganak emaskan Panglima adalah, burung yang masih berusia 2 tahunan ini tidak sekalipun gagal landas, atau turun dari batu meski setelah hovering. “Sejak ditangan saya, panglima tak sekalipun gagal landas setelah hovering. Meskipun gak hovering, Panglima juga tidak pernah nakal dengan turun dari batunya saat dilombakan,” kata Immanuel.

Begitupun dengan gaconya anis kembang Nona Manis. Burung yang dikenal super bandel ini, juga sering mengusai berbagai even-even akbar lintas pulau dan lintas EO. Seperti di NzR Indonesia Cup di Malang, Bali Shanti IV, Jogja Istimewa, Danlanud Cup NTB, dan Giri Prasta (Piala Bupati Badung).

Yang unik dari Nona Manis, burung ini di lapangan tidak main cas, justru menjauh dan full krodong. Dengan setingan itu, Nona Manis bisa kuat hingga 3 sesi sekali turun. “Nona Manis memang berbeda dengan anis kembang yang lainnya saat di lapangan. Tapi untuk setingan rawatan harian, sama seperti anis kembang lainnya,” ujar Immanuel.

Memiliki segudang variasi lagu isian, Nona Manis bisa dipastikan selalu tampil gacor membawakan lagu ngerolnya yang bervolume lantang dari awal hingga akhir penjurian. Bahkan Immanuel sempat menguji ketahanan Nona Manis, dengan ditarungkan dengan beberapa AK dirumahnya. “Satu jam lebih Nona Manis tidak berhenti ngerol. Saya sampai kaget dengan tenaganya itu,” ungkapnya.

Dengan memiliki 2 gaco andalannya ini, Immanuel sangat percaya diri untuk berpartisipasi di Piala Raja 2019, juga even-even akbar yang membuka kelas branjang dan anis kembang lebih dari 1 kelas. “Rencananya kemarin mau main di Paku Alam, tapi sayangnya gak ada kelas branjangan. Harus sabar dulu nunggu Piala Raja saja,” tuturnya yang memberi sinyal akan turun di even Piala Putra Rinjani besuk 7 Juli 2019 di Lombok.

AGENDA & BROSUR LOMBA, KLIK DI SINI