SESI LOVE BIRD DI KUNINGAN FULL, BANYAK YANG PAKAI RADJA

DIBALIK ALASAN MEMILIH SANGKAR

Ternyata, Fungsi Tak Lagi Jadi Hal yang Utama

Kamis, 22 November 2018 - PROFIL

Bagi para penghobi dan pemelihara burung, sangkar adalah hal utama yang harus dimiliki. Tanpa sangkar, bagaimana Anda bisa menjaga burung tidak pergi ke mana-mana dan tidak kembali. Tapi, memilih sangkar itu tak lagi semata karena fungsi utamanya.

Begitulah kesimpulan yang didapat oleh Ibadurrahman, yang datang jauh-jauh dari Solo ke even Prabu 19 di Kuningan, Minggu 18 November yang lalu. Badu, panggilan akrabnya, mengaku ke Kuningan sebenarnya bukan untuk ikut lomba.

ADITAMA CIREBON, SANGKAR RADJA KEREN

“Ikut-ikutan saja sama mas Mahendra Papa Muda. Kebetulan secara pribadi juga diundang oleh panitia mulai pak H. Arya, H. Ajo, juga pak Fajar. Ya ikut-ikut meramaikan lah, silaturahmi, bersama teman-teman dari Love Bird Durasi dan Materi Indonesia atau LDMI. Beberapa waktu lalu ketika menurunkan love bird Utun ke Solo juga singgah ke tempat kami, jadi sekarang gantian kami yang diundang singgah di Kuningan.”

Saat sampai di lapang, Badu, panggilan akrabnya, mengaku penasaran dengan ramainya para kicaumania mengerubungi salah satu stand, di saat lomba belum dimulai. “Saya pun ikut kepancing jadi ikut merapat, menggerombol dan melihat apa yang dilihat para kicaumania itu,” imbuhnya.

Ternyata, itu adalah stand sangkar Radja, brand cukup dikenali juga oleh Badu. “Secara brand, Radja sangat dikenal, karena di Solo juga banyak sekali yang suka memakai. Hanya, baru kali ini saya merasa tertarik, penasaran, dan kepo, pengin tahu ada apa sih dibaliknya. Karena kok lihat begitu banyak orang mengerubungi stand-nya.”

Rupanya, para kicaumania itu pada penasaran juga pengin lihat dari dekat produk baru Radja yang sudah dirilis di media, diklaim punya kualitas dan style bintang lima, tetapi dibandrol merakyat alias harga kaki lima. Namun di rilis-rilis media itu, belum disebutkan harganya.

H AJO, KETUA PANITIA BERSAMA MAHENDRA PAPA MUDA SOLO

“Saya coba perhatikan secara seksama tingkah laku orang-orang itu. Ada yang memang sekadar melihat-lihat dari jarak 1-2 meter, tanpa menyentuh dan mengucap apa pun. Ada yang coba menyimak sangkar lebih serius, sambil pegang-pegang, lantas tanya ini itu kepada penjaga, semisal bahannya dari apa, hingga harganya berapa. Ada yang langsung melakukan tawar-menawar, ada yang langsung beli, ada yang tanya di tempat tinggalnya di mana bisa beli atau cara beli kalau misal harus pesan.”

Tak tahan, Badu pun ikut tanya-tanya. “Tapi saya tanya kepada salah satu kicaumania yang rupanya juga tertarik dengan sangkar Radja. Ia mengaku dari Cirebon, namanya Aditama. Jawabannya singkat, tapi terasa mak jleb. Ia menyebut sangkar Radja itu keren, nyaris perfect. Dalam hati, saya pun setuju dengan apa yang diungkapkannya.”

Karena keren, menenteng sangkar Radja jadi terasa beda, lebih pede, lebih bangga, merasa jadi pusat perhatian dari kicaumania lainnya. Serasa sudah menang sebelum bertanding. “Perasaan” pede dan bangga seperti ini, boleh jadi juga menular ke burung, sehingga peluang menang jadi lebih besar.

Selain soal style yeng disebut keren itu, Radja juga dikenal sebagai sangkar yang nyaman. Burung menjadi betah dan lebih terkondisi untuk mau tampil maksimal. Yang terakhir ini, memang alasan yang lebih bersifat fungsional.

H ARYA, KETUA BnR KUNINGAN

Berkenaan dengan lomba, menurut Badu secara umum bisa dikatakan sangat sukses. “Apalagi, ini even pertama di Kuningan yang memakai dua lapang, tiketnya juga cukup mahal untuk ukuran daerah seperti Kuningan. Sampai beberapa hari sebelumnya, banyak kalangan meragukan even ini bakal ramai dan  sukses. Buka kelas love birdnya kan banyak sekali, karena ini memang dijadikan ajang kopdar lovebird mania.”

Ternyata secara umum lomba sangat ramai dan meriah.  Kelas murai batu, kacer, cucak hijau, kenari, benar-benar full. Bahkan juga yang tiket 750 ribu dan 500 ribu. Tentu ada satu dua kelas atau jenis burung lain yang tidak penuh. “Tapi itu hal yang sangat wajar, terjadi di even mana pun, bahkan sekelas Presiden Cup pun ada yang pesertanya tidak penuh. Jadi saya juga ingin mengucapkan selamat untuk pak H. Arya, H. Ajo, pak Fajar dan seluruh panitia Prabu 19 Kuningan.”

JUARA DI PIALA PRABU 19, KLIK DI SINI

LAPANGAN PARKIR, FULL KENDARAAN

KELAS CUCAK HIJAU FULL PESERTA

KELAS KENARI, RAMAI & FULL

KELAS KACER, BANJIR PESERTA