ALI NURDIN PENGHOBI LOVE BIRD YANG JUGA BERPROFESI SEBAGAI PEMBELAH KAYU

ALI NURDIN, LOVE BIRD LOVERS DAN PEMBELAH KAYU DARI MOJOKERTO

Hidup Harus Berani Mengambil Resiko, Termasuk Dalam Hal Membeli Burung

Ali Nurdin bisa bergelantungan memotong dahan pohon yang tinggi tanpa takut jatuh. Ia pun berani mengambil resiko membeli gelondongan kayu yang harganya mencapai 35 juta perbatang. Rugi dalam usaha itu biasa, namun ia justru sering untung dari menjual love bird.

Tampilannya biasa saja, bahkan terlihat sederhana. Tapi soal keberanian, jangan ditanya lagi, apalagi jika urusan memotong dahan-dahan kayu yang tinggi. Ia bisa tahan berlama-lama memegang gergaji mesin yang berat sekali di atas pohon. Tangannya juga lincah, memotong batang pohon demi batang pohon, baik di bawah maupun di atas  pohon yang tinggi.

 

 

GELONDONGAN KAYU SEHARGA 35 JUTA  ITU DIBELAH MENJADI PAPAN, KADANG MERUGI JIKA SALAH PERHITUNGAN

 

“Bekerja memotong dan membelah kayu itu butuh konsentrasi tinggi. Jika perasaan dan hati tidak enak, saya biasanya tidak bekerja dulu. Jika dipaksakan, saat berada di atas pohon bisa terjatuh,” ujar Ali Nurdin, sang pembelah dan pemotong kayu, yang juga pemain love bird.

Menurut Ali Nurdin, pun demikian saat berada di bawah,  yaitu saat membelah kayu. Kurang konsentrasi akan bisa membuat hasilnya kurang bagus dan yang terjadi ukuran tidak sama. Jika ukuran tidak sama, maka yang terjadi harga kayu murah dan akibatnya merugi.

 

 

Lelaki yang tinggal di Desa Mojopilang, Kecamatan Kemlagi, Mojokerto ini tidak saja berani mengambil resiko dengan pekerjaannya yang penuh bahaya. Ia juga berani membeli gelondongan kayu berukuran raksasa yang harganya mahal. Di depan rumahnya, saat Burungnews.com bertandang, ada sebuah kayu trembesi yang ukurannya jumbo yang baru saja didatangkan dengan harga 35 juta.

Gelondongan kayu besar itu nanti dibelah-belah menjadi papan dengan ukuran tertentu. Jika dia beruntung, dari pembelian 35 juta, ia bisa mendapatkan uang 50-60 juta. Dikurangi harga beli, tenaga kerja yang dia kerjakan seorang diri, dan bahan bakar mesin gergajinya, barulah ia mendapatkan hasil bersihnya.

 

 

“Pernah membeli gelondongan kayu, setelah dibelah, ternyata hasilnya tidak sesuai harapan. Ya, biasa dalam usaha memang ada resiko ruginya. Sama seperti saat membeli burung, harapannya bagus, setelah dibeli dengan harga yang mahal, ternyata tidak mau jalan saat dibawa ke  gantangan,” ujarnya sambil tertawa.

Pekerjaan menjadi pembelah kayu dijalani Ali Nurdin dari 1999 sampai 2015. Ia sempat berhenti selama beberapa tahun, sebelum kemudian menjalani lagi pekerjaan yang langka ini sampai sekarang.  Papan-papan kayu yang super tebal itu dijual Ali Nurdin kepada seorang pengepul di Bali yang sudah menjadi langganannya. 

 

 

Jika tidak sedang membelah atau memotong kayu, Ali Nurdin selalu menuju gantangan lomba burung untuk gantang love bird. Lomba burung seperti menjadi hiburan baginya di tengah pekerjaannya yang berat.

Meski membeli burung ada resiko merugi, namun Ali Nurdin merasa belum pernah merugi jika urusan love bird. Nurdin mengaku membeli love bird-love bird bahan dengan harga 300 ribu sampai 1 juta rupiah. Setelah ia rawat dan ikutkan lomba, beberapa love birdnya bahkan pernah terjual dari harga 7 juta sampai 15 juta. Ali Nurdin bahkan beberapa kali mengirim love birdnya yang telah dibeli seseorang hingga luar pulau.

 

Pastikan burung tampil maksimal dan berpeluang juara. Sediakan selalu MONCER1, asupan paten para juara, dari Super Kicau Grup yang terpercaya.

 

“Saya rajin memposting love bird saya sehabis menang atau juara di latber atau latpres. Dari situlah banyak yang menjadi pelanggan saya,” pungkasnya.

AGENDA & BROSUR LOMBA, KLIK DI SINI

KATA KUNCI: ali nurdin love bird lovers mojokerto pembelah kayu dari mojokerto

MINGGU INI

AGENDA TERDEKAT

Developed by JogjaCamp