PROGRAM MENGHIJAUKAN GUNUNG BAYANGKAKI PONOROGO

AKSI HIJAUKAN GUNUNG BAYANGKAKI PONOROGO: Melestarikan Hutan Demi Lestarinya Burung

Kades Akan Denda Rp 3 Juta Bagi Pemburu Burung

FOTO BERSAMA SEMUA YANG TERLIBAT DALAM AKSI PENGHIJAUN GUNUNG BAYANGKAKI

 

 

Pohon-pohon yang rimbun dan terkadang tinggi menjadi salah satu hunian yang nyaman bagi burung, dan selain karena perburuan dan penangkapan oleh manusia, makin berkurangnya jumlah pohon di hutan juga menjadi pemicu berkurangnya populasi burung di alam liar.

Kondisi ini mengundang keprihatinan banyak kalangan mulai dari instansi yang berwenang mengatasi hal ini seperti Perhutani, BKSDA dan Pemerintah Desa sekitar hutan, hingga komunitas-komunitas pelestarian alam seperti Pelestari Burung Indonesia Cabang Ponorogo, Krida Saka Wana Bhakti hingga Karang Taruna Putra Bayangkaki.

Salah satu yang cukup menjadi perhatian adalah kawasan hutan di sekitar Gunung Bayangkaki yang terletak di desa Temon, Kecamatan Sawoo, Kabupaten Ponorogo.

Pemangku wilayah ini yakni Perhutani Wilayah Madiun Selatan dan BKSDA Jatim serta Pemerintah Desa setempat merasa sudah sangat perlu untuk kembali menghijaukan kawasan ini demi keberlangsungan ekosistim hutan gunung Bayangkaki. Apalagi di hutan kawasan ini diketahui masih banyak satwa-satwa yang perlu untuk dijaga kelestariannya mulai dari satwa besar seperti Lutung, hingga burung-burung kecil dan besar, seperti Merak dan Elang Jawa.

MUCHLISIN, WAKA ADM PERHUTANI MADIUN SELATAN.

BERSAMA KOMUNITAS TRAIL PONOROGO SEBELUM MENUJU LOKASI PENGHIJAUAN.


Waka Adm Perhutani Madiun Selatan, Muchlisin, membenarkan hal itu, yang bersama intansi terkait, komunitas dan masyarakat sekitar hutan, bertekad untuk menghidupkan kembali pelestarian hutan kawasan ini.

"Tentu kita tidak bisa bekerja sendiri, karena tentu banyak pihak yang berkepentingan dan bertanggung jawab dengan pelestarian alam ini, terutama masyarakat desa sekitar. Dan momen memperingati hari Pohon Sedunia 2020 ini kita jadikan tonggak untuk kembali menjaga dan melestarikan ekosistim di sini," buka Muchlisin, di sela-sela kegiatan Aksi Penghijauan Gunung Bayangkaki dengan penanaman ribuan pohon pada Kamis (3/12/2020) lalu.

Imbas dari penghijauan ini, lanjut Muchlisin, selain tentu bisa menjaga habitat ekosistim baik flora maupun fauna dan mencegah terjadinya bencana alam, diharapkan juga akan menjadi sumber ekonomi baru, termasuk bisa menjadi sumber makanan baru.

"Karena salah satu yang dilakukan adalah menanam pohon-pohon buah yang tentu saja hal ini merujuk pada program food sestate untuk membuat cadangan pangan baru. Nah rupanya program ini nggak hanya bermanfaat untuk manusia saja, karena beberapa satwa-satwa tertentu juga gemar memakan buah-buahan, termasuk burung. Jadi satu program banyak manfaat," tambah pria asal Bandung yang mengaku baru 6 bulan bertugas di kawasan ini.

PBI PONOROGO SAAT PENANAMAN POHON UNTUK PENGHIJAUAN

H. MARYANTO PEMBINA PBI CAB. PONOROGO BERSAMA ANGGOTA KODIM 0802/PONOROGO MENANAM POHON BUAH UNTUK PENGHIJAUAN.    

 

Senada dengan hal itu, Suwoto, Kepala Desa Temon juga menyatakan bahwa wilayah gunung Bayangkaki memang memiliki potensi yang besar, baik untuk pelestarian alam juga bisa menjadi kawasan wisata baru mengingat keindahan alam dan pemandangan di sekitarnya.

"Sudah tentu program penghijauan ini akan sangat berguna bagi kawasan ini, termasuk untuk meningkatkan taraf ekonomi warga, apalagi kita bersama anak-anak muda dari Karang Taruna Putra Bayangkaki juga sudah mulai menata kawasan ini menjadi destinasi wisata baru di Ponorogo dengan segala potensi alam yang dimiliki," ucap Suwoto.

Soal masih banyaknya burung-burung di kawasan ini, Suwoto membenarkan hal itu. "Merak dan Elang masih banyak mas disini, tepatnya di sebelah sana," kata Suwoto sambil menunjuk kearah puncak lain Gunung Bayangkaki yang terlihat masih cukup rimbun dengan pepohonan.

LERENG GUNUNG BAYANGKAKI YANG DIHIJAUKAN

 

Suwoto pun dengan tegas melarang siapapun berburu satwa termasuk burung di kawasan ini, bahkan bersama warga sepakat untuk menghukum para pemburu burung liar jika ketahuan. "Kalau tertangkap akan kita denda Rp 3 Juta, uang dendanya nanti akan kita belikan burung dan kita lepas di sini," tegasnya.

Yang menarik, antusiasme warga desa Temon sangat luar biasa untuk turut menanam pohon-pohon bantuan dari perhutani, Kodim 0802/Ponorogo dan berbagai Komunitas termasuk komunitas yang dimpin oleh Dr. Gogot Suprapto Sp.M, PBI Cab Ponorogo.

Warga terlihat membawa bibit-bibit pohon hingga ke sisi-sisi atas gunung dan menanamnya. "Mereka ini orang-orang yang luar biasa yang sangat layak untuk didukung penuh dalam menjaga kelestarian habitat Gunung Bayangkaki," ujar H. Maryanto, pembina PBI Cab. Ponorogo yang hadir pada kegiatan kali ini.

Ditambahkannya, bahwa alam kawasan Gunung Bayangkaki ini sangat luar biasa keindahannya. "Potensi lain dari kearifan lokal Ponorogo yang bisa dikembangkan untuk bebagai hal, baik konservasi maupun wisata. Dan ini adalah kegiatan perdana PBI, karena program kita selanjutnya adalah akan melepasliarkan burung-burung tertentu, yang sesuai dengan kondisi alam di sini ," cetusnya.

PBI CAB. PONOROGO
PBI Cabang Ponorogo sendiri saat ini, termasuk komunitas yang paling rajin turut dalam kegiatan pelestarian alam dengan menggandeng berbagai instasi dan komunitas lainnya.

PARA PENANGKAR MURAI BATU BINAAN PBI CAB. PONOROGO.

 

Selain itu, PBI Cabang Ponorogo juga menaungi puluhan penangkar Murai Batu kawasan ini, dengan mencetak burung-burung Murai yang menggunakan Ring PBI.

"Kita sudah memiliki lebih dari 50 anggota peternak Murai Batu yang tersebar di berbagai kawasan di Ponorogo. Kualitas ternakan teman-teman juga bisa diandalkan baik untuk dijadikan burung hobi di rumah maupun untuk dijadikan burung yang diturunkan di lomba-lomba burung," kata Iwan Gondrong salah satu penggawa PBI Cab. Ponorogo bidang penangkaran.

KATA KUNCI: gunung bayangkakipbi ponorogolomba burung ponorogokonservasi alam

MINGGU INI

AGENDA TERDEKAT

Developed by JogjaCamp