IBU FIFA & SUAMI (DAHLAN), Breeding Murai Batunya ber-omzet puluhan juta rupiah.

AKSEL BIRD FARM

Dari Hobi, Hasilnya Bisa Puluhan Juta

 

 

Berawal dari hobi memelihara burung, pasangan suami-istri Dahlan dan Fifa sukses menjadi peternak burung Murai Batu. Kini beromzet puluhan juta sebulan. Tidak mudah memulainya.

Kandang breeding dibangung dengan memanfaatkan lahan seluas 10 x 5 meter di belakang rumahnya,  jalan Raya Babat – Surabaya, Desa Kebalandono, Lamongan.  Di lokasi tersebut, Dahlan bersama sang istri membuat kandang kecil-kecilan berjumlah 4 petak.

“Karena kita belajar secara otodidak tanpa mengikuti diklat atau pelatihan, awal-awal berternak sampai menghabiskan 6 betina pada akhir tahun 2007. Selama dua tahun kita belum mendapatkan hasil karena masih belajar menjodohkan yang benar itu bagaimana belum ketemu,” buka Fifa.

 

INDUKKAN MURAI BATU, Mampu menghasilkan 20-30 anakkan perbulan.

 

Awal tahun 2009, akhirnya mulai mengerti bagaimana menjodohkan murai batu hingga proses bertelur sampai pemeliharaan anakkan. Dahlan dan Fifa mulai berani menambah jumlah kandang dari 4 menjadi 13 dengan mengandalkan 11 murai batu jantan dan 13 betina.

“Saat ini kami punya 14 kandang, yang satunya untuk kandang love bird. Hasil dari ternak murai batu kami perkandang bisa menghasilkan 2-3 ekor,” tambahnya. Untuk memasarkan hasil tangkarannya, Dahlan mengandalkan dari hubungan pertemanan tanpa dibantu melalui promosi apakah itu melalui iklan konvensional atau jaman sekarang banyak memanfaatkan media sosial.

Meski hanya mengandalkan melalui hubungan pertemanan saja, murai hasil tangkaran Anggota TNI AD yang berdinas di Pusdik Infantri Bandung ini sudah tersohor tidak hanya dari pulau Jawa, bahkan ada klien yang dari Batam. Hasil tangkaran tidak langsung dilempar ke konsumen, tapi menunggu usia burung 1 hingga 2 bulan, atau usia sudah bisa makan sendiri.

 

 

 

Untuk bisa menebus murai batu ring Aksel, konsumen cukup sediakan dana 2,8 juta untuk yang berjenis jantan berusia 1 bulan sedangkan yang betina bisa ditebus 1,7 juta. Tiap bulannya bisa menghasilkan 25-30 ekor tapi tidak dikeluarkan semua. “Setiap bulan kami hanya menjual hasil ternakan 15-20 ekor saja,” terang Fifa.

Fifa mengakui, produksinya semakin meningkat dan konsisten setelah diberikan asupan Teluro secara teratur. “Pertama-tama, indukan diberikan dulu Moncer1 hingga keduanya baik jantan dan betina sama-sama birahi, setelah itu baru diberikan Teluro. Caranya bisa dicampurkan pada minuman, atau disuntikkan ke jangkrik.”

 

Anakkan Murai Batu berusia 2 Minggu, Siap dikirim ke konsumen.

 

Kesehariannya, Fifa dibantu satu perawat yaitu Sofyan Heru atau yang akrab dipanggil Cak Wan. “Beliau awalnya perawat sapi, semua proses dari A sampai Z sekarang bisa ditangani oleh Cak Wan. Merawat anakkan Murai Batu susah-susah gampang, kalau telat makan atau kekenyangan bisa mengakibatkan kematian, jadi harus sesuai porsi,” imbuh Fifa.

Setiap harinya Cak Wan memberi makan indukkan dan anakkan dengan telaten. Setiap 90 menit anakkan selalu diloloh. Untuk indukkan cukup dikasih ulat, jangkrik, dan kroto. Dahlan dan Fifa berencana mengembangkan usaha breedingnya dengan menambah jumlah kandang.

 

Ulat, Kroto dan Jangkrik Makanan Indukkan total biaya perbulan mencapai 3-4 juta rupiah.

 

“Kita berkeinginan menambah jumlah kandang untuk bisa memenuhi pesanan konsumen kami, saat ini kita kewalahan karena banyak pesanan bahkan sampai ada yang inden,” tutupnya.

Bagi yang ingin tahu lebih dekat dengan Aksel BF, baik untuk bertukar pengalaman atau ingin mencoba piyikannya, silakan sambangi langsung ke Jl. Raya Babat Surabaya (Timur Tower) Desa Kebalandono - Lamongan.

 

TOPGRIT FOR BREEDING, ASINAN HALUS, COCOK UNTUK INDUK, PIYIK, & BURUNG LOMBA.

 

KATA KUNCI: aksel bird farm dahlan fifa murai batu breeding

MINGGU INI

AGENDA TERDEKAT

Developed by JogjaCamp