KOVER TABLOID AGROBUR, BANYAK DIRESPON NETIZEN

2017, MURAI NON RING DIHAPUS DARI LOMBA PBI

Strategi Bisnis, Atau Kepentingan Tersembunyi?

 

 

 

Judul kover di tabloid Agrobur edisi 862 pekan ini cukup menggelitik. 2017, Murai Batu Non Ring Dihapus. Sudah beberapa kali diulas sesungguhnya. Tapi bagi sebagian orang, mungkin terasa provokatif.

Topik ini kemudian jadi bahan diskusi yang hangat dimedia sosial, setelah kovernya difoto dan diposting. Dari komentarnya, banyak yang sepertinya kaget dan shok membacanya. Dari mengamati isi komentarnya, banyak di antaranya tidak baca isi beritanya, hanya semata membaca judul kovernya saja.

Burungnews mencoba berbagi informasi terkait topik tersebut, beberapa hal yang mungkin belum diketahui oleh murai batu mania. 

Pertama, keputusan untuk menghapus kelas murai batu NON RING adalah keputusan PBI, dan itu hanya berlaku pada lomba-lomba yang digelar oleh PBI saja. Bagi yang punya burung murai batu non ring, silakan saja melombakan di EO lain. Masih ada, bahkan banyak, pilihan EO yang masih membuka murai batu bebas.

Kedua, ada anggapan bila keputusan ini diskriminasi. “Kenapa hanya murai batu, pasti ada apa-apanya,” begitu kira-kira bunyi salah satu komentar. Ada juga yang menyebut bila keputusan ini pasti bagian dari strategi bisnis. Nah, perlu tahu juga, jauh sebelum ini PBI sudah menghapus jenis burung yang lain, yaitu Anis Kembang Non Ring dan Cucak Rawa Non Ring. Di PBI, sekarang hanya melombakan anis kembang ring dan cucak rawa ring.

Cita-cita besar PBI bahkan kelak hanya akan melombakan kelas ring saja, untuk semua jenis burung. Hal ini mulai dicontohkan pada Mega Lomba selama ini. Mega Lomba berikut akan digelar pada 26 Februari 2016 di Jogja. Yang penasaran, boleh saja datang dan melihat lomba percontohan PBI “masa depan”.

Ketiga, Keputusan untuk menghapus Murai Batu Non Ring sesungguhnya sudah cukup lama, beberapa kali ditunda dengan alasan belum siap. Palu untuk memulai pada 1 Januari 2017 akhirnya digedok saat Rakernas di Semarang, pada Sabtu 17 Januari 2015. Jadi ada jeda waktu 2 tahun sejak keputusan dibuat, sampai hari pelaksanaan.

Sosialisasi atau tulisan terkait keputusan PBI ini cukup sering, terutama di tabloid Agrobur dan omkicau.com. (waktu itu, burungnews.com belum ada). Mungkin karena rentang waktu masih cukup lama, reaksinya belum seheboh sekarang, yang ibarat tinggal menghitung mundur hari saja.

Keempat, kenapa yang dihapus non ring-nya baru anis kembang, cucak rawa, dan murai batu. Ketiga burung ini sudah bisa dibreeding dengan bagus, juga dengan jumlah produksi yang dianggap memadai. Ke depan, akan menyusul jenis burung lain bila dianggap sudah bisa dicukup dari hasil breeding.

Kelima soal kekuatiran adanya pemalsuan ring, maksudnya burung tangkapan alam yang kemudian diring, bahkan ekstrimnya, burung yang cukup dewasa dan sering juara, dipaksakan dipasangi ring. Hal ini, tentu saja kita kembalikan kepada pribadi masing-masing pemilik.

Di negri kita, validasi termasuk sesuatu yang sulit. Semua hal bisa dibuat edisi bodong-nya. Tak heran banyak burung yang ditengarai pakai ring bodong. Kita boleh saja kuatir, tapi itu jangan sampai menghalangi langkah dan semangat menuju lomba yang bernuansa konservasi.

Burung lokal Indonesia pernah mau dilarang untuk lomba. Itu  terjadi saat mentri Lingkungan Hidup dipegang pak Emil Salim. PBI pun merespon. Dipakailah istilah “Pameran dan Lomba Burung”, Pameran menunjuk pada burung lokal, dan Lomba Burung untuk burung impor seperti kenari, poksay, dan hwamey. (Waktu itu love bird belum sebanyak sekarang, baru sebatas untuk master).

Pengusul atau kreator istilah di atas adalah pak Harjo, ketua PBI Semarang waktu itu. Belakangan di era kebebasan, istilah Pameran mulai ditinggalkan, bahkan termasuk di lomba-lomba PBI. Sampai mulai ada EO yang kembali memakai istilah Pameran dan Lomba Burung.

Atas nama kelestarian lingkunan, PBI juga terus mengurangi jenis burung yang dilombakan. Burung-burung itu adalah jenis yang populasinya mulai langka, atau dianggap mendekati kepunahan, seperti prenjak/ciblek, branjangan, dan decu. PBI juga tidak melombakan burung yang statusnya dilindungi.

Kita semua boleh dan bebas saja memberikan masukan kepada PBI, juga EO lainnya, tetapi itu tidak akan mengubah keputusan yang sudah digedok. Keputusan ini dibuat setelah melalui diskusi dan perdebatan yang panjang dan melelahkan, dan tentunya juga sudah dipertimbangkan dengan matang.

Nah, jadi tak perlu bingung, tak perlu pusing, apalagi sampai shok. Dunia akan terus berbutar dengan adanya keputusan berani dari PBI. Anda para kicaumania sangat bebas memilih. Yang belum punya koleksi jago ring bisa mulai berburu, bila ingin ikut lomba di  PBI.

Di BnR misalnya, baik murai batu non ring maupun ring masih tetap ada. Bedanya, mulai 2017di semua even BnR kelas murai batu Ring akan dimasukkan ke kelas utama, sehingga prestisenya juga lebih terangkat. Hal seperti ini juga sudah sukses digelar oleh PBI di Jogja. Periksa di Valentine, Piala Pakualam, dan Piala Raja, kelas murai batu ring sudah masuk di kelas utama, dan peserta pun nyaris penuh. (bersambung)

 

TERKAIT:

PBI HANYA AKAN MELOMBAKAN MURAI BATU RING MULAI 1 JANUARI 2017, KLIK DI SINI

 

BERITA LAINNYA

KATA KUNCI: 2017 pbi hapus murai non ring

MINGGU INI

AGENDA TERDEKAT

Developed by JogjaCamp