EVAKUASI PAUS DI PESISIR PROBOLINGGO (foto. DW)

TERDAMPARNYA 32 PAUS DI PROBOLINGGO

Akibat Kesalahan Navigasi?

Ada banyak teori yang mencoba menjelaskan kenapa puluhan paus jenis Pilot sirip pendek (pilot whale/Globicephala macrorhyncus) bisa sampai terdampar di pantai Probolinggo, Rabu 15 Juni yang lalu.  

Salah satu yang menarik, adalah penjelasan dari Bambang Retnoaji, seorang dosen Fakultan Biologi UGM, lulusan PhD dari Jepang.

 

 

  Bambang Retnoaji

 

Meskipun Biologi kelautan memang bukan spesialisnya, tapi penjelasan dari Bambang termasuk unik dan menarik, dibandingkan sejumlah teori yang sudah banyak disajikan di media massa.

Menurutnya, terdamparnya puluhan paus itu kemungkinan karena kesalahan navigasi. Paus pilot sirip pendek (pilot whale/Globicephala macrorhyncus) itu selalu bergerak dalam koloni besar, 10 - 30 ekor, dan sangat patuh pada pimpinannya. Kalau ketua kelompoknya terdampar, demikian juga seluruh koloninya akan ikut mendamparkan diri juga.

“Ini jenis paus yang paling sering terdampar di seluruh dunia. Jadi kalau terdampar di Probolinggo sampai 32 ekor, ya bisa jadi. Kalau engga salah navigasi, mungkin saja sedang ada perubahan lingkungan ekstrem di kedalaman laut. Tapi kalau itu sebabnya, semestinya banyak ikan jenis lain terdampar juga kan,” ujarnya retoris.

Kenapa terdampar di Selat Madura ? “Ya kan selama ini di Selat Madura memang sering ada ikan besar terdampar, meski yang paling sering hiu paus (whale shark/Rhincodon typus). Jadi memang selat ini jalur migrasi ikan-ikan besar.”

Dari 32 ekor yang terdampar, 12 di antaranya sudah mati. Sisanya 20 ekor sudah berhasil dievakuasi ke tengah laut. Sesuai tradisi masyarakat setempat, 12 paus yang mati akan dikuburkan.

 

Sumber: Facebook WAHYUANA WARDOYO, teman dari Bambang Retnoaji sewaktu sama-sama kuliah di Fakultas Biologi UGM.

MINGGU INI

AGENDA TERDEKAT

Developed by JogjaCamp