RICO DAN ROBERT. BERSAMA MB RA TUKU, BARU NEMU MASIH NAKAL

SOROWAJAN INDEPENDENT YOGYAKARTA

Burung Boleh Punya Kelemahan, Bukan Berarti Hak Jadi Juara Hilang

Rico tampak gundah, beberapa kali tampak menggeleng-gelengkan kepalanya, seakan jengkel dengan dirinya sendiri. Itu karena burung murai yang ia gantang, masih tampak nakal, meski secara materi lebih lebih menonjol dan unggul dari yang lain.

Saat baru digantang, burung yang disebutnya baru lepas trotol itu langsung menghentak dan menekan lawan-lawannya yang berada di kanan kirinya. Namun beberapa saat kemudian, ia masih sempat lompat ke ruji, meskipun hanya sesaat dan langsung kembali ke pangkringan, atau biasa disebut hanya “mantul”.

 

 

Yang di desa, di kota. Yang ikut lomba atau sekadar didengar suaranya di rumah. Dari generasi ke generasi sudah memakai TOPSONG.

 

Kejadian mantul itu terjadi beberapa kali, baik di posisi awal maupun tengah penilaian. “Pertama, burung memang masih muda, jam terbangnya masih sedikit, ya maklum kalau masih tampak grogi. Kemungkinan lain, satu atau dua burung yang tepat di sampingnya, juga kurang kerja, kurang ada perlawanan,” jelas Rico.

Namun, secara umum kinerja jagonya masih di kisaran angka 80 persen. “Jadi saya kira masih punya peluang untuk jadi juara.  Semoga saja. Saya paham pakem di sini tidak mencari-cari kelemahan burung, tapi mencari kualitas. Ini hanya mantul, bukan turun ke tebok atau nebok,” imbuh Rico.

 

 

Benar saja, para juri yang bertugas di gantangan Sorowajan Independen pada Kamis 20 Agustus yang lalu, bertepatan dengan libur Tahun Baru Islam, memberikan koncer A nyaris mutlak pada burung yang digantang Rico.

Kabar gembira itu rupanya langsung sampai ke Robert Pantau, si bos dari Rico, sehingga langsung menyusul ke gantangan. “Senang sekali dapat kabar burung ini juara, sungguh di luar dugaan karena ini punya sejarah yang unik,” jelas Robert.

Apa maksudnya sejarah unik? “Saya ada banyak burung yang belinya secara hati-hati, dipantau cukup lama beberapa kali, untuk memastikan kualitas dan stabilitasnya, harga pun cukup mahal. Tapi saat dibawa ke lapang juga tidak selalu langsung mau tampil maksimal dan juara.”

 

Hari ini belum pakai TWISTER? Segera merapat di kios-kios / agen terdekat, bila belum ada mintalah untuk menyediakan, biar Anda dan para kicau mania lainnya lebih mudah mendapatkannya. Coba dan buktikan kualitasnya, dan berikan respon melalui hotline 08112663908.

 

Bagaimana dengan yang satu ini? “Kebetulan dapatnya saja tidak sengaja, benar-benar tidak sengaja. Karena ini burung tiba-tiba datang sendiri ke kebun di belakang rumah, mengejar murai milik kita yang lagi dijemur dengan cara kerek. Kalau lihat ciri-ciri fisiknya sih, memang masih sangat muda, baru lepas trotol. Karena burung ini nemu, tidak beli, ya kita kasih nama Ra Tuku,” jelasnya panjang lebar kepada burungnews.com.

Rudi RKJ, komandan Sorowajan Independen, saat dikonfirmasi burungnews.com membenarkan, bila gaco yang digantang Rico memang terpantau beberapa kalu mantul ke jeruji, namun langsung kembali ke pangkringan.

 

 

“Di tempat kami kelemahan seperti itu masih bisa ditolerir, meski terjadi beberapa kali, sepanjang secara materi dan kualitas memang jauh meninggalkan lawan-lawannya. Namun misal ada lawan yang seimbang, tentu kita pilih yang kelemahan atau kesalahannya paling sedikit. Kalau pelanggarannya nebok ke bawah, memang sudah tidak bisa dapat koncer,” ujar Rudi.

Pemberian bendera peringatan yang bisa mengurangi penilaian, juga dilakukan pada kelas cucak hijau (misalnya didis) dan kacer (nebok, mbagong). “Tapi juga tidak serta merta, kita hitung dulu mulai seratus satu hingga seratus lima. Kalau hitungan sampai sekitar 5 detik itu masih nakal, baru ada bendera peringatan,” imbuhnya. [maltimbus]

 

Ass wr wb Saya Tobil / Nanang Kusuma. Sebelum menjadi pewarta di mediabnr.com, saya sudah mengenal burung sejak tahun...

Dikirim oleh Tobil Nanang Kusuma pada Kamis, 27 Agustus 2020
 

 

KATA KUNCI: sorowajan independen robert pantau ra tuku

MINGGU INI

AGENDA TERDEKAT

Developed by JogjaCamp