HAMPIR SEMUA SESI FULL, TERMASUK ANIS MERAH YANG BIASANYA BOLONG-BOLONG

SLEMAN CITY HALL CUP 1

Cerita Bahagia dari Mereka yang Pertama Kali Lomba di Mal

Sleman City Hall meninggalkan kesan manis yang mendalam. Sampai-sampai muncul ungkapan, kalau mau bikin even lagi, 1.400an peserta sudah di tangan. Kicaumania dari berbagai daerah menyerbu, padahal ada beberapa even dengan tawaran hadiah lebih menggiurkan.

Apakah ini semata karena daya tarik even pertama yang digelar di area mal? Kalau hanya di sekitar mal, di halaman parkir misalnya, itu memang sudah sering dan biasa. Yang benar-benar di dalam mal, masuknya dari loby, kemudian melewati eskalator atau lift, ya baru ini.

Semua yang terlibat di gelaran Sleman City Hall Cup 1 memang baru pertama kali merasakannya. Bukan hanya peserta, panitia dan para juri yang bertugas pun baru pertama kali. Karenanya, wajar kalau di beberapa titik masih ada sedikit “kegagapan”.

Sejumlah kebiasaan “buruk” yang lumrah dilakukan saat lomba di tanah lapang, di dalam area mal tentu ada pembatasan, ada syarat dan ketentuan yang berlaku. Misalnya, tidak boleh merokok sembarangan, makan minum di sembarang tempat, juga tidak di sembarang tempat kita boleh “menggelar tikar” untuk lapak istirahat atau transit.

 

 

PERTAMA, PESERTA BISA DUDUK SANTAI DAN NYAMAN DI SELASAR MAL.

 

Toh, secara umum itu semua tetap saja jadi pengalaman unik dan mengesankan. Mereka, terutama para peserta, merasa asyik karena bila di dekat gantangan merasa panas (karena di taman terbuka), tinggal melangkah beberapa jengkal sudah bisa “ngadem” ke tempat yang berpendingin udara. Belum lagi pengalaman menenteng burung di eskalator atau lift, yang tentu saja menjadi pusat perhatian para pengunjung mal yang lain.

Lapar, haus, tinggal pilih sesuai selera. Semua jenis makanan dan minuman bisa dikatakan tersedia. Pengin buang hajat, toilet dengan standar kebersihan bintang lima juga tersedia. Mau ajak anak istri, dijamin tidak bosan sehingga Anda tidak perlu kawatir akan ditarik-tarik untuk cepat pulang karena sudah tidak betah sebagaimana di area konvensional.

 

 

Sensasi seperti itu rupanya menjadi daya tersendiri bagi para kicaumania untuk hadir ke gelaran Sleman City Hall Cup 1, Minggu 21 April 2019. Tropi, medali, dan piagam memang dibuat mewah. Kalau secara kemasan dari hadiah uang pembinaan, sesungguhnya tidak heboh-heboh amat, masih relatif biasa atau sama dengan even-even yang sekelas.

Loma pertama di dalam area mal, menjadi magnit yang begitu kuat sehingga bisa mendatangnya nyaris 1.500 peserta. Atau secara “real count” (meminjam istilah yang belakangan ini banyak diucapkan oleh masyarakat Indonesia), di angka 1.458. Ini jumlah yang besar untuk even level regional, apalagi jaman sekarang ketika banyak lomba yang relatif berdekatan.

 

TOBIL MEDIA BnR, BENZ WIRA ARTIS FB, BIMUN BURUNGNEWS, HAKIM SADEWA, ROBERT PANTAU

 

Penunjang lain ramainya lomba, karena publisitas dan dukungan media yang termasuk luar biasa dan masif. Semua jenis media bekerja dengan caranya sendiri, baik itu media online terkait hobi burung, media berbasis video di you tube, media sosial seperti face book, hingga “jaringan” konvensional pertemanan dengan mengundang secara langsung baik dengan undangan tercetak, sambungan telepon, sms, whatsapp, yang bersifat person to person. Semua itu saling menguatkan, saling bersinergi hingga menghasilkan daya tarik yang besar. Hasilnya, kicaumania lintas daerah berbondong-bondong ke sini.

Menyiapkan even dengan banyak sisi yang baru, tentu saja cukup melelahkan, meski banyak di antara panitia sesungguhnya sudah cukup berpengalaman menggarap lomba burung. “Tapi rasa lelah itu hilang, tertutup oleh kepuasan dan kebahagiaan karena suksesnya lomba ini,” ujar Iwan Platinum, yang diamini oleh Robert Pantau, Sapta KH, Oong, dan sejumlah punggawa Kambing Hitam lainnya.

 

 

Simak cerita Deva Pratama yang datang cukup jauh dari Wonosobo. “Saya tak sendirian, banyak teman-teman dari Wonosobo yang ke sini. Baca ulasan di burungnews yang update terus nyaris tiap hari ada informasi baru, juga postingan di FB, kok bikin penasaran dan gregatan, seakan membawa kami untuk berbondong-bondong melihat dan merasakan sesuatu yang baru. Ternyata memang iya, sungguh ini even yang luar biasa. Semoga ke depan ada lagi yang seperti ini. Lokasi ok, sambutan teman-teman panitia yang hangat, dan penjurian yang ciamik.”

Deva cukup dikenal karena memiliki kios burung bahkan sangkar dengan brand sendiri, BGZ Jaya. Kiosnya cukup besar dan megah di komplek SPBU Sapen atau eks terminal, arah Banjarnegara. Di Banjarnegara juga sudah sudah ada kios BGZ Jaya.

 

DEVA BGZ JAYA. KAPAN ADA EVEN LAGI, PASTI DATANG.

 

Di Sleman City Hall Cup, Deva membawa kenari. Gaco yang diberi nama Senopati itu merebut juara 1 di kelas Standar Bebas B Kambing Hitam. “Padahal, saya hanya datang, beli tiket, nggantang, mantau dari luar. Tidak pakai bisik-bisik ke juri selain tidak kenal juga tidak biasa melakukan itu. Yang seperti ini yang harus diteruskan, pasti banyak yang kecanduan untuk hadir lagi.”

Kesan manis juga disampaikan oleh Mr. Eko Inti Majapahit. “Rumah saya sebenarnya dekat dari sini. Tapi saya cukup lama tidak nyambangi lomba, bahkan untuk even-even besar yang digelar di seputaran Denggung. Baru kali ini benar-benar dibikin penasaran, hampir tiap hari dapat broadcast link berita terkait even ini dari burungnews, yang terakhir juga dilengkapi video. Jadi saya pengin datang dan melihat dari dekat. Memang beda ya lomba di dalam Mal. Kalau lelah dan kurang suka pada jenis burung tertentu, tinggal masuk cari tempat nongkrong dan ngopi. Di dalam ada beberapa tempat yang asyik dan cozy. Kalau pas sesi yang kita tertarik, ke lapang lagi.”

 

SIGIT MONJALI & EKO INTI MAJAPAHIT. SETELAH LAMA TIDAK KE LOMBA BURUNG.

 

Koko dari komunitas branjangan Jogja mengaku sangat terkesan dengan gelaran ini. Hal yang sama disampaikan Derick, kru Royal Merapi Klaten. “Pertama lomba di mal mengundang rasa penasaran. Ke dua, even ini juga mengakomodir kelas branjangan. Ke depan, akan lebih asyik misal digabung dengan acara resmi kopdar branjangan. Saya yakin beberapa kelas bisa full peserta. Penjurian yang matang dan fairplay seperti ini harus dipertahankan, jangan hanya di lomba pembuka saja.”

Anton Yuwono, tokoh senior kicaumania Jogja juga berkenan hadir. “Saya dukung gelaran ini. Biar gak jenuh, kita memang harus banyak membuat terobosan. Seperti ini misalnya, kontes di dalam mal. Kan belum pernah ada sebelumnya, ini yang pertama. Nyatanya ramai sekali kan. Saya amati, secara penjurian juga bagus, banyak yang puas. Banyak juara dari kalangan biasa saja. Mereka bilang biasanya sulit menang lawan punya bos-bos. Di sini terbukti kalau memang bagus bisa menang. Itu saya kira yang harus jadi pembeda, bukan semata karena lokasinya di mal.”

 

ANTON YUWONO. PERLU TEROBOSAN AGAR LOMBA TIDAK MEMBOSANKAN.

 

Dari kota Muntilan, H. Hakim Sadewa juga datang bersama kawan-kawanya. “Jujur, awalnya sih karena dapat undangan dari teman-teman. Masa tidak datang, lokasinya dekat lagi, kan sungkan kalau sampai tidak tampak muka saya. Setelah di sini, ternyata memang asyik ya lomba di mal. Di luar itu, saya lihat penilaian dari juri-juri independen juga bagus. Ke depan, saya kira lomba bisa di mana saja tidak harus terus-terusan di mal, kalau penilaiannya bagus dan bener, yakin semua yang di sini akan kembali hadir. Jadi 1.400an peserta ibarat sudah di tangan.”

Kesan yang mendalam juga disampaikan Farid, anis merah mania yang datang cukup jauh, dari Jember. “Ini pengalaman baru, lomba di mal. Kesannya prestise, gengsi, memang banyak fasilitas yang memanjakan. Tapi hal yang mendasar tentang penilaian itu yang tetap harus diutamakan, dan di sini itu berlangsung cukup baik menurut saya.”

 

SAPTA & FARID. DARI JEMBER, PILIHANNYA JUGA KE SCH

 

Apa yang dikatakan oleh H. Hakim itu benar. Robert Pantau, Iwan Platinum, Sapta, Oong, mengaku langsung dapat orderan agar segera menggelar kontes lagi. “Tenang-tenang, planing sudah ada. Akan segera kita umumkan next event, insya Allah skala dan hadiahnya lebih besar dari ini,” tandas Sapta, komandan Kambing Hitam.

Hampir semua kelas full peserta. Seperti murai batu, bahkan juga anis merah yang biasanya terisi separuh gantangan. “Terimakasih sekali, teman-teman komunitas baik di Jogja dan kota sekitar memberikan suport luar biasa. Lihat pesertanya penuh, apalagi peserta juga mengaku puas dengan penjurian. Waduhh... saya benar-benar gembira, bahagia, puas, jadi satu. Sampai lupa kalau sebenarnya lelah sekali karena seminggu terakhir kerja kita memang maraton,” ungkap Robert, yang di saat yang sama menurunkan jagoannya di Piala Pasundan III. Di sana pun bisa merebut juara 1 dan 2.

 

DERICK RM, IWAN PLATINUM, KOKO BRANJES

 

Sejumlah burung istimewa juga hadir dan turun di sini. Salah satunya bahkan membuat Robert pantau dan sang ayah Anton Yuwono terpikat. Sayang, jagoan anis merah yang penawarannya sudah sampai 200 juta rupiah itu, ternyata belum dikasihkan.

Meskipun secara umum sukses dan banyak apresiasi, bukan berarti sudah sempurna. Sejumlah kritik dan masukan juga ada, seperti disampaikan oleh Benz Wira, salah satu punggawa Kambing Hitam yang jauh-jauh dari Jakarta menyempatkan diri hadir.

 

 

“Saya memang datang untuk memberikan dukungan pada gelaran yang mengedepankan fairplay. Karena jadi bagian dari panitia saya tidak menurunkan burung. Secara umum sangat okey, secara pribadi saya mengucapkan selamat atas kesuksesan ini. Tetapi tetaplah kita catat beberapa hal yang perlu perbaikan, untuk bahan evaluasi. Mulai dari seting lapangan agar lebih nyaman bagi peserta, juga beberapa hal yang tampak remeh tapi kalau disiapkan dengan lebih baik, akan membuat lomba jadi lebih lebih mengasyikkan. Apakah itu kembali digelar di mal, atau di lokasi mana pun.”

Setelah ini, ada sejumlah even yang menarik. Paling dekat ada Bupati Cup Jepara dengan hadiah utuh tanpa potongan (Independen, 28/4), Bunda Cup Kediri (Oriq Jaya, 28/4) kemudian Ramadhan Ceria pada 12 Mei di gantangan Singosaren Yogyakarta. Kemasan sederhana tiket 80 ribu hadiah 2 juta, utuh tanpa potongan semua kelas. Peserta bahkan bisa langsung memesan nomor gantangan. Lihat brosur lengkap DI SINI.

Kapolres Cup Sragen akan digelar pada 16 Juni 2019, juga dengan hadiah utuh di semua kelas. Kemasan terjangaku mulai 50 ribu, hadiah mulai 3 juta rupiah.

JUARA SLEMAN CITY HALL CUP, KLIK DI SINI

 

 

 

 

 

DUKUNGAN LUAR BIASA DARI KOMUNITAS. JARINGAN PERTEMANAN YANG LUAS DAN KUAT

KATA KUNCI: sleman city hall cup 1 robert pantau iwan platinum sapta kh eko inti majapahit deva pratama hakim sadewa benz wira anton yuwono koko branjangan

MINGGU INI

AGENDA TERDEKAT

Developed by JogjaCamp