SUASANA ROAD SHOW RPM FEAT ASHA SOLO. SEMUA KELAS BAIK SERAGAM MAUPUN BEBAS FULL
ROAD SHOW RPM FEAT ASHA SOLO, #1
Baru Setahun, Mengapa RPM Bisa Berkembang Begitu Pesat?
Asha Solo, menggandeng RPM (Rekan Penggemar Murai) untuk menggelar event di Karanganyar, Solo Raya. Para member, sebagian besar dari Jawa Timur (bagian barat, Jalaratu) dan kicaumania umum dari Jateng-DIY, berbondong-bondong. Mengapa mereka begitu antusias mendatangi gelaran ini, sementara ada banyak EO masih bersusah payah memenuhi kuota peserta?
Road Show RPM Feat Asha Solo, adalah perhelatan pertama RPM di luar Ponorogo. Yang menarik, dari awal hingga akhir, para peserta begitu santai dan tenang, menikmati jalannya lomba. Padahal, pengamanan termasuk sangat longgar. Yang burungnya kalah, apalagi yang menang, tampak bergembira semua.
Begitulah situasi lomba RPM ketika digelar di tempat asalnya, Ponorogo. Sejak awal berdiri sekitar Agustus tahun 2023, hingga sekarang.
Para peserta, kicau mania umum di luar para member, mengaku tertarik datang dengan berbagai alasan. Ada yang penasaran sebab selama ini hanya dengar sayup-sayup saja nama RPM, dan kesannya secara umum ini penyelenggara lomba yang bagus.
Salah satu peserta itu datang jauh dari pegunungan Karangkobar, Kabupaten Banjarnegara. Mereka adalah Raya dan kawan-kawan, biasa memakai nama/bendera Putra TU. Sekumpulan kicau mania muda itu mengaku belum tahu dan mengenal secara detil tentang RPM.
“Hanya kami mencoba menerawang, burung yang akan datang kok kelihatan burung-burung hebat, burung sangar. Jadi penasaran juga ingin lihat langsung, syukur bisa bertarung dengan mereka. Demi bisa menajalani ini, kami berangkat langsung dari Banjarnegara jam 5 saat pagi buta,” ujarnya saat ditanya burungnews.com.
RAYA DAN KAWAN-KAWAN PUTRA TU BANJARNEGARA. SELALU PENASARAN INGIN LIHAT DAN BERTARUNG MELAWAN BURUNG-BURUNG SANGAR
Kehadiran burung-burung yang diprediksi “sangar” oleh sahabat dari Banjarnegara itu terkonfirmasi dari sangkar yang bertebaran di kelas-kelas bebas. Selain sangkar RPM, banyak terlihat sangkar SMM, Prasasti, hingga GMI.
Sayang, aksi jagoan milik Putra TU kurang maksimal. “Bingung set lapangannya. Di tempat kami kan pegunungan, sejuk cenderung dingin, di sini panas sekali, terus tadi dapat gantangan sisi barat yang langsung kena panas matahari. Di sini juga sedari tadi tidak ada angin kecil, misal tiupan sepoi-sepoi semestinya agak menolong, bisa terasa adem sejuk kan," ujar salah satu kru dengan logat ngapak.
Meski begitu, Raya dan kawan-kawan Putra TU mengaku tidak kecewa. “Lomba ya begini, burung belum tentu mau maksimal meski sejauh yang kita pahami, sedang kondisi. Secara umum ini event yang menarik, suasanya kondusif dan nyaman. Peserta seperti terhipnotis untuk tenang dan santai, team keamanan dan MC tidak perlu sampai gojih (cerewet, red.) untuk mengingatkan peserta yang bandel. Sayangnya kami tidak kebagian semua tiket di kelas yang diinginkan.”
Hati-hati, makin gencar beredar produk PALSU! Pastikan anda mendapatkan produk SUPER-N asli. Jangan ragu memastikan kepada kios/toko, minta ditunjukkan kardus yang ASLI adalah seperti di bawah ini. Perhatikan juga warna, bentuk, dan ciri BOTOL SUPER-N yang asli.
Menurut Supri Asha, yang menginisiasi dan jadi penanggungjawab lomba, persiapan event ini cukup singkat. “Kalau persiapan awal sekitar 1 bulan. Proses hingga jadi brosur sekitar 1 pekan. Dalam 2 pekan setelah brosur disebar, atau satu pekan menjelang hari H, tiket 1 juta ke bawah sudah habis. Untuk yang paket utama 2,2 juta memang masih sedikit stok, namun akhirnya habis juga di H-3.”
Para peserta itu memesan sendiri, atas kemauan sendiri, setelah brosur dipublish. “Tidak ada yang, mohon maaf, misalnya kami sampai ngemis-ngemis ke kicaumania supaya mendaftar jadi peserta. Anda lihat sendiri kan, dari pagi sampai berakhir sore, banyak yang masih mencari tiket-tiket cancel,” imbuh Supri.
Para member, yang bisa ditandai karena sudah memakai sangkar RPM, tetap semangat untuk mengikuti gelaran ini, kendati harus pergi cukup jauh ke Karanganyar, Solo Raya. Itu menunjukkan bila mereka itu loyal dan fighter, dan itu terjadi tentu tidak ujug-ujug atau tiba-tiba. Pasti ada proses yang membuat mereka selama ini merasa puas dan merasa "memiliki” event-event RPM.
AWANG SOBA, SUPRI ASHA, DHONA GMI, SENO SLANK RPM
Di luar para member yang sangat setia dan bersemangat, mereka yang hadir menggunakan sangkar bebas, Jawa Tengah dan DIY, banyak yang baru pertama kali ikut lomba di RPM. Mereka begitu bersemangat, ada rasa penasaran, selama ini sebatas mendengar kabar yang bagus dan manis tentang RPM. Ada harapan besar dari para kicaumania bisa merasakan lomba sebagaimana yang ada di pikiran mereka.
Mengapa RPM bisa seperti itu, mereka yang pernah ikut lomba (baca: member) sangat bergairah sampai seperti “kecanduan” untuk terus kembali mengikuti event-event berikutnya. Lalu mereka yang baru sebatas dengar kabarnya, juga bisa “dicuci” isi kepalanya hingga perilakunya pun bisa digiring untuk mendaftar dan mendatangi lombanya?
Burungnews mendapatkan jawaban yang gamblang dari sang komandan RPM, Mr. Seno “Slank”, lalu dilengkapi salah satu yang mengaku sebagai member biasa, Agus Black Jazz.
TOPSONG dengan bangga memperkenalkan TOPSONG PREMIUM kemasan baru dengan botol, dengan tambahan pengaman. Infomasi, hubungi 0813.2941.0510.
Intinya, sebelum ada RPM seperti yang sekarang bisa saksikan, para murai mania di Ponorogo itu dikumpulkan terlebih dahulu. “Kita ngobrol santai, ada ide untuk bikin perkumpulan, gelar lomba, terus kira-kira yang dimaui seperti apa, aturan mainnya seperti apa, siapa-siapa yang mau kita pilih jadi team juri, pakem serta teknis penjuriannya mau seperti apa, dan seterusnya semacam itu,” terang Seno Slank.
Singkat cerita, ketemulah kata sepakat, termasuk langsung oke untuk membuat sangkar seragam. “Lalu kami mencoba event pertama, peserta boleh duduk (sangat) dekat dengan burung, tentu ada komitmen harus diam, tenang, tidak boleh bersuara. Pokoknya sekali ada suara diskualifikasi. Dengan cara seperti itu, peserta sekaligus jadi pengawas juri. Ini pengawasnya banyak…, nah kualitas juri jadi teruji beneran, bukan semata dari sisi kemampuan, tapi juga mentalnya.”
Dari perjalanan waktu, mulailah ada seleksi alam. “Semuanya bisa kena seleksi. Ya team juri, ya para membernya. Di RPM itu sebenarnya tidak ada kewajiban member wajib ikut semua lomba yang digelar. Tapi sejauh ini, tiket si selalu terserap habis dan memang harus adu cepat.”
AGUS BLACK JAZZ DAN SENO SLANK. KEBERSAMAAN DENGAN AKAR RUMPUT BIKIN RPM EKSIS, DISEGANI, BANYAK YANG INGIN IKUT EVENNYA
Hal lain yang mungkin jadi pembeda dengan EO lain, di RPM jumlah sesinya dibatasi hanya 12 saja. Tentu ini terkait dengan manajemen waktu. Diakui oleh Seno, dengan jumlah sesi yang begitu sedikit, gantangan 24-G, dengan harga tiket terjangkau, itu susah cari duitnya.
“Ya, sejak awal kami sepakat RPM bukan untuk cari uang. Cari uang ya kerja bukan di perkumpulan hobi. Yang penting semua biaya bisa terpenuhi. Kalau masih perlu nombok-nombok sedikit ya wajar lah. Nah ini, misalnya soal hiburan. Sejak pertama kita gelar lomba, meski tiket hanya 50an ribu, di RPM selalu ada hiburannya. Jadi waktu jeda istirahat tidak diisi dengan MC yang nyerocos omon-omon saja, tapi lebih ke (full) nyanyi-nyanyi. Kalau yang urusan hiburan, itu saya sendiri yang urus.”
Lalu apa kata Agus Black Jazz sebagai orang Ponorogo yang tentunya ikut memantau dan merasakan langsung perjalanan dan berkembangnya RPM? Baca artikel berikutnya segera. [maltimbus]
SELALU ADA HIBURAN DI SEMUA EVENT RPM. LIHAT VIDIO REEL FB, KLIK DI SINI.
BROSUR PIALA WALIKOTA XI YOGYAKARTA
BROSUR PIALA MASTERPIECE ARENA 2
BROSUR BANDUNG LAUTAN API CUP VIII
BERITA LAINNYA
KATA KUNCI: road show rpm feat asha solo asha solo rpm grand sondokoro seno slank slank ponorogo