KACER NAGA, MATERI KOMPLIT, UNTUK DINIKMATI DI RUMAH JUGA

RICKY DONALD & KACER NAGA

Rawat & Makannya Hanya Pagi, Mobil Jadi Rumahnya

Sabtu, 03 Februari 2018 - PROFIL

Kacer Naga belakangan ini mulai mencuri perhatian kicaumania setelah menang berturut-turut. Jago milik Ricky Donald ini masih lumayan baru, dibeli seusai Piala Raja 2017 yang lalu. Soal memilih materi, Ricky memang tak perlu diragukan.

Sudah main burung sejak 2004, membuat ketajaman telinga dan instingnya pun terasah. Beberapa burung yang menjadi kesukaan Ricky terutama adalah kacer, cendet, dan murai batu. Ricky pun memiliki koleksi jago yang cukup bisa diandalkan pada tiga jenis burung tersebut.

Ada pun kacer Naga, Ricky mengaku membelinya secara tidak sengaja. Menjelang Piala Raja, salah satu sahabatnya sesama pendemen kacer di Sumatera cerita, ada temannya datang main ke Piala Raja sambil bawa satu burung. Dia bilang bagus dan sudah sering juara.

“Sesi pertama saya tidak sempat lihat, tapi dikirimi video-nya. Kok tak lihat penampilannya bagus banget. Pakai sangkar kotak biasa, sangkar jelek lah kalau buat ukuran Piala Raja, karena yang lain-lain pada pakai sangkar ukir halus mewah. Nah pada penampilan kedua, barulah saya amati betul. Ternyata memang bagus banget, pokoknya saya dibuat kesengsem, meskipun tidak masuk kejuaraan.”

Setelah lomba rampung dan pemiliknya pulang ke Sumatera, burung tidak dibawa berbarengan, tapi mau dikirim via kargo beberapa hari kemudian. Sebelum dikirim, Ricky mengaku sudah mulai meminangnya. “Saya mulai negosiasi. Saya bilang, sudahlah burung ditinggal saja, tak usah dikirim. Negosiasi awal belum berhasil sehingga burung akhirnya tetap dikirim pulang ke Sumatera,” cerita Ricky.

Setelah burung pulang dan sampai Sumatera, Ricky kembali nego dan akhirnya deal. Ricky mensyaratkan burung dibawa atau diantar langsung oleh temannya yang kasih rekomendasi sebelumnya itu ke Jogja. Kondisi burung waktu itu baru selesai mabung. Jadi waktu turun di Piala Raja, baru sekitaran seminggu setelah pulih dari mabung.

Sampai Jogja, barulah Ricky sadar tak ada lagi tempat di rumah untuk kacer. Di rumah sudah ada jago lain baik jenis kacer maupun murai batu. Karena burung di tempat aslinya terbiasa di mobil, akhirnya jago baru itu “sementara” ditempatkan di mobil terus.

“Jadi di sana, saat di lapangan maksudnya, burung selalu berada di mobil, AC dihidupkan. Tidak pernah digantung di pedok atau semacamnya. Baru dikeluarkan saat mau gantang. Ya sudah, kebiasaan itu saya teruskan. Karena kebetulan di rumah juga sudah ada jago lain, saya tak mau ambil risiko, sampai sekarang jago yang kemudian saya kasih nama Naga itu full tinggal di mobil, 24 jam, kecuali pas lagi dirawat pagi hari dan pas saat dilombakan.”

Ricky sekarang harus merelakan satu mobilnya tidak pernah dibawa ke mana-mana, kecuali untuk mengantar Naga ke lomba, karena sudah jadi “rumah” untuk Naga. Mobil diparkir di halaman rumahnya yang kebetulan juga ada pohon rindang, dengan posisi kaca dibuka 1/3 nya.

“Memang harus dalam penjagaan, maksudnya kalau pas hujan misalnya, kaca dinaikkan sampai batas talang air, biar udara tetap masuk tapi air hujan tidak ikut masuk. Kalau di lapang kaca ditutup, AC dihidupkan. Parkirnya juga tetap nyari yang rindang.”

Perawatan sendiri sangat mudah. “Kalau kita membandingkan dengan burung lain, apa pun jenisnya, ini Naga bisa dikatakan tanpa perawatan sama sekali, sangat gampang. Hanya pagi hari saja, sangkar kita bersihkan, dianginkan dan jemur, sambil kasih jangkrik dan kroto sepuasnya. Asupan utamanya mulai pakai voer Tweet Song hijau. Setelah itu krodong lagi, masukkan mobil. Sore tidak lagi dirawat. Kasih makannya juga hanya pagi saja. Gampang sekali kan.”

Naga mulai mencuat namanya setelah menang dalam lima even berturut-turut sejak akhir tahun 2017, yaitu di Kontes Bodem Akhir Tahun (independen), Dandim Cup Jogja (BnR), In Memorial Sulistyo (BnR), Gus Ali Cup Muntilan (21/1, Ronggolawe Nusantara), dan di Pyramid Cup Jogja (28/1, Radjawali Indonesia). Pada even-even tersebut, musuh yang dihadapi juga berat.

Di Gus Ali misalnya, ada nama Capres yang dikawal Dicko, yang sepekan sebelumnya dua kali juara 1 di even akbar Plaza Cup Semarang. Saat bertemu di Gus Ali Cup, kedua jago dari Jogja ini juga sama-sama dalam kondisi topform.

Meskipun jagoannya bisa diandalkan, Ricky mengaku tidak ngoyo dalam hal melombakan burung. “Kalau pun sedang luang alias nganggur, tidak selalu berangkat ke lomba. Tergantung mood saja, pengin lomba ya berangkat, pengin di rumah ya tinggal gantung burung buat dinikmati di rumah saja.”

Ricky mengaku salah satu alasan membeli burung karena dia memang menyukai  materinya, agar bisa dinikmati juga termasuk saat di rumah. “Bukan semata untuk kepentingan lomba, lalu juara, biar lantas cepat laku. Bahwa ada waktunya saya juga jual burung, itu iya. Tapi tetap saya ingin bikin hati senang dengan hobi burung ini.”

JUARA DI GUS ALI CUP, KLIK DI SINI

JUARA DI PYRAMID CUP JOGJA, KLIK DI SINI

KATA KUNCI: ricky donald kacer naga kacer capres gus ali cup muntilan pyramid cup jogja dicko gembul jogja bodem akhir tahun in memorial sulstyo dandim cup jogja