FAJAR OWEN, HANSON TWISTER, MADOS BOBOY BKS

PIALA KERAJAAN KEDIRI, #13

Melawat Jauh ke Blok Timur, LB Dewa Amoy Masih Memukau

Bagi Anda para penggemar lovebird, tentu tak asing lagi dengan nama Dewa Amoy. Sekira dua tahun lalu, jago milik H. Birly Pekalongan ini benar-benar menjadi salah satu penguasa lovebird tanah air. Ia nyaris selalu memborong juara tiap kali diturunkan di event-event prestis lintas EO dan lintas Blok.

Pada saat perfoma Dewa Amoy lagi ngetop-ngetopnya, Tuhan rupanya punya rencana lain. Dalam perjalanan menuju event di Jakarta, terjadi kecelakaan yang melibatkan kendaraan yang membawa Dewa Amoy beserta para krunya.

Kabar duka pun menyelimuti para kicaumania khususnya lovebird mania saat itu. Salah satu perawat yang dipercaya memegang Dewa Amoy meninggal dunia.

Entah karena ikut merasakan kesedihan atau kemudian beda tangan yang merawat, Dewa Amoy pun terus menurun perfomanya. Akhirnya, H. Birly menitipkan kembali Dewa Amoy kepada Mados “Boboy” di Jakarta, si pemilik lama yang di sejumlah event penting juga sering ikut mendampingi Dewa Amoy.

 

 

PHOENIX Makanan Love Bird Multivitamin. Berikan yang terbaik untuk love bird kesayangan Anda, menjadik burung selalu sehat dan rajin bunyi. Mudah diperoleh di kios-kios terdekat.

 

Meski pernah mengenal dengan sangat baik karakter Dewa Amoy, bukan berarti Mados langsung begitu saja bisa mengembalikan perfomanya. “Ya tidaklah, gue bukan tukan sulap. Ini burung bro, punya nyawa, punya rasa dan hati juga. Gue mesti memulai dari nol lagi, kenalan lagi, mengajak dia untuk dialog, lalu pelan-pelan melakukan negosiasi. Ada semacam proses komunikasi, gue pengin kamu begini, apa yang loe minta supaya keinginan gue bisa dipenuhi. Kira-kira begitulah tawar-menawarnya,” ujarnya saat ngobrol santai di sela-sela event Piala Kerajaan Kediri, Minggu 22 November 2020.

Mados mengungkapkan, komunikasi dengan burung yang dirawat itu sangat perlu. “Kalau kita punya burung kok ngambek tampil atau macet bunyi, kan bisa beragam sebabnya. Bisa karena gangguan fisik, apakah itu kondisi yang kurang fit, atau mungkin gangguan kesehatan lainnya, bisa pula karena masalah mental atau kejiwaan. Kalau masalahnya yang pertama, memberikan asupan vitamin, makanan dengan kandungan nutrisi cukup, atau obat yang tepat, bisa jadi solusi. Kalau problemnya pada yang ke dua, caranya ya dengan jalan dialog dan negosiasi seperti yang saya jelaskan di atas itu. Kalau pada manusia, gue itu seperti konsultan psikologi, mencari akar masalahnya sampai ketemu.”

 

Apapun problem "bunyi" pada burung Anda, dari mulai MACET sampai hanya mau tampil angot-angotan, berikan MONCER-1, tunggu beberapa hari, langsung JOSS.

 

Mados butuh waktu yang panjang untuk bisa mengembalikan mental dan kepercayaan diri pada Dewa Amoy. “Seperti yang saya katakan, tidak mudah mengembalikan perfoma burung. Sebab dasar menurunnya perfoma atau ngambeknya si burung harus kita ketahui dulu. Harus sabar, telaten, benar-benar harus penuh perhatian dan kasih sayang. Sekecil apa pun perubahan pada burung, kita harus tahu. Dari situ, pelan-pelan kita bisa berkomunikasi, hatinya si burung mulai bisa kita elus-elus, kita jadi tahu apa yang dia minta atau inginkan, agar dia juga mau berbuat sesuatu yang kita minta, yaitu mau tampil oke saat kita gantang.”

Pada kasus Dewa Amoy, Mados akhirnya paham bila problemnya lebih pada mental, bukan gangguan fisik atau Kesehatan. Dia minta jodoh yang lebih pas. Ini juga tidak mudah. “Dulu pernah ketemu, tetapi belakangan kawinnya kurang bagus, ternyata itu berimbas pada penampilannya. Barulah belakangan bisa nemu jodoh yang semoga benar-benar sudah pas di hati dia. Kawinnya lebih bagus. Dalam beberapa event terakhir sudah menunjukkan penampilan yang bikin saya bangga dan semangat lagi.”

 

Yang di desa, di kota. Yang ikut lomba atau sekadar didengar suaranya di rumah. Dari generasi ke generasi sudah memakai TOPSONG.

 

Hal itu benar-benar ditunjukkan saat turun di BnR Award dan di Piala Kerajaan Kediri. Di BnR Award, Dewa Amoy memborung tiga kali juara 1 alias hatrik. Di Piala Kerajaan Kediri, Mados juga mengaku sangat puas dan bangga dengan penampilan Dewa Amoy, kendati hasil akhirnya baru meraih posisi 2, 2, dan 3.

“Jujur ya, kalau secara penampilan, secara gue sih tidak lebih buruk dari di BnR Satoe. Kalau secara hasil, memang belum sesuai dengan yang kita inginnkan. Tapi ini bukan ungkapan kekecewaan ya. Gue nyoba mikir positif.”

Pertama, secara persaingan, lovebird di Jawa Timur khususnya di event ini memang lebih ketat, peserta lebih ramai dan musuh relatif bagus-bagus. Ke dua, menurut Mados, posisi 3 besar sesungguhnya berimbang, selisih tipis-tipis saja. Andai posisinya dibolak-balik masih tetap layak.

 

Hari gini belum pakai TWISTER? Segera merapat di kios-kios / agen terdekat, bila belum ada mintalah untuk menyediakan, biar Anda dan para kicau mania lainnya lebih mudah mendapatkannya. Coba dan buktikan kualitasnya, dan berikan respon melalui hotline 08112663908.

 

“Dengan persaingan yang begitu ketat, yang berada di posisi 3 besar sih cukup imbang, selisih sangat tipis. Kalau sudah begini, kita bicara soal selera juri. Kenapa, karena pakem di PBI kan juri banding-bandingkan semuanya, bukan hanya terpaku pada satu burung saja. Ya, tidak salah lah kalau gue bilang Dewa Amoy hanya kurang hoki atau beruntung saja. Gue tetap bersyukur dengan hasil ini, gue tetap puas dan bangga dengan Dewa Amoy, gue merasa kalah secara terhormat dan tetap bisa pulang dengan kepala tegak,” imbuh Mados dengan logat Betawi yang kental.

Bersama Fajar dan kru H. Andy Owen lainnya, mereka juga mengawal murai batu Sniper yang akhirnya mampu merebut juara 1 di kelas prestis tiket 1 juta. “Secara umum, kami puas dan bahagia bisa hadir di Kediri. Saya kira event ini sukses baik secara peserta maupun pelaksanaan lomba, termasuk upaya habis-habisan dari panitia dalam menerapkan protokol Covid-19. Kami ingin mengucapkan selamat dan sukses buat teman-teman di PBI Cabang Kediri dan PBI pada umumnya.”

Mados akan kembali menurunkan Dewa Amoy di Arkha Cup 2 Serang, Banten, Minggu 27 November 2020. Di sini, panitia membuka sampai 6 kelas lovebird Umum, yang memberika ruang bagi para koslet seperti Dewa Amoy.

 

 

Piala Kerajaan Kediri digelar dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat. MC Samuri yang juga asli Kediri, tak henti-hentinya selalu mengingatkan kepada semua yang ada di lokasi lomba, Taman Tirtoyoso, untuk selalu memakai masker, menjaga jarak, dan rajin mencuci tangan.

Panitia juga bekerjasama dengan Gugus Tugas Covid dari Kota Kediri. Ada team yang melakukan rapid tes secara acak / sampling kepada yang hadir, sedangkan dalam menjaga kedisiplinan kicaumania dibantu petugas dari Polri, TNI, Satpol PP, bahkan juga ada team khusus dari panitia.

“Terima kasih atas dukungan dan partisipasi kicaumania yang datang dari berbagai blok. Terima kasih berkenan bekerjasama untuk mentaati protokol kesehatan, sehingga gelaran ini tetap bisa berlangsung lancar sampai selesai,” ujar Erick LM, Ketua PBI Cabang Kediri, yang didampingi Dwi Jalu selaku Wakil Ketua PBI Cabang Kediri.

Berkenan hadir Bapak H. Bagya Rakhmadi selaku Ketua Umum PBI Pusat, yang pada pertengahan hari kemudian disusul oleh Bapak Hery Sugihono selaku Ketua PBI Pengda Jawa Timur. [maltimbus]

 

JUARA PIALA KERAJAAN KEDIRI, KLIK DI SINI

BROSUR DAN JADWAL ARKHA CUP 2 SERANG, BANTEN, KLIK DI SINI

 

KATA KUNCI: piala kerajaan kediri love bird dewa amoy

MINGGU INI

AGENDA TERDEKAT

Developed by JogjaCamp