MR BAGYA BERBINCANG DENGAN PAKDE KARWO

PAKDE KARWO CUP VIII #12

Sejak Awal Berdiri, PBI Sudah Peduli Konservasi, Bukan Karena Permen 20

Dalam sambutan untuk membuka gelaran Piala Pakde Karwo VIII di Surabaya pada 14 Oktober, Mr. Bagya Rakhmadi SH selaku ketua umum PBI kembali menggarisbawahi perannya dalam bidang konservasi. Tidak ada kaitannya dengan Permen 20 yang sempat bikin heboh.

“Kita sudah lama sekali mulai merintis lomba yang bernuansa konservasi, dengan tetap memperhatikan kelestarian burung-burung yang dilombakan di alam bebas. Maka dimulailah program wajib ring. Itu sudah lama sekali, mulai didisain sejak awal dekade 2.000an. Jadi bukan sesuatu yang baru muncul kemarin sore.”

Awalnya cucak rawa dan anis kembang, terakhir murai batu, dan tidak lama lagi kacer. “Perlu kami garis bawahi, Itu sama sekali tidak ada kaitannya dengan Permen 20. Artinya, ada atau tidak ada Permen, program-program konservasi seperti membina penangkar, pelepasan burung ke habitat asli, dan lomba kelas ring akan tetap jalan terus. Karena jadi diri PBI memang ada pada kata Lestari yang menjadi bagian dari nama PBI, dan itu hanya bisa terlaksana dengan gelaran-gelaran bernuansa konservasi.”

 

 

 

Sambutan Mr. Bagya dilakukan di hadapan Gubernur Jawa Timur Pakde Karwo dan para pejabat Pemprov, Heri Soegiono selaku Ketua Cabang PBI Surabaya sekaligus juga ketua Pengda Jawa Timur, Suprojo WS selaku Pembina PBI Jawa Timur, serta tamu undangan lainnya.

Dalam bincang-bincang di sela-sela even, Bagya menyebutkan bila PBI akan tetap teguh menjalankan program-programnya, meski ada mungkin akan ada pihak yang menganggapnya tak lebih sebagai pencitraan belaka. “Ya sepanjang apa yang kita lalui sudah sesuai dengan program, sejalan dengan AD/ART organisasi, dan secara umum juga kita yakini sebagai sebuah kebenaran, ya akan tegak lurus jalan terus, apa pun hadangannya.”

Meski begitu, Bagya mengaku PBI akan tetap mengakomodir beragam kritik dan masukan baik datangnya dari luar atau dari dalam. “Tentu saja, sebagai manusia biasa, kita harus mau mengakui bilamana ada kekurangan. Kita siap menampung dan mengakomodir kritik dan masukan dari mana pun asalnya. Akan kita pilih-pilah, kita seleksi, mana yang memang bagus ya tidak ada salahnya kita kita masukkan usulan agar ke depan bisa diterapkan. Di PBI, semua program harus diputuskan bersama-sama, tidak bisa saya putuskan dan gedok sendiri semaunya.”

 

RING SILVER PADA KAKI MURAI BATU, PRODUK DARI AB GALEH BF PEKALONGAN

 

Dari penelusuran burungnews, program agar jenis burung cucak rawa harus wajib ring sudah dirintis di era 2.000an. “Tokohnya yang membidani agar cucak rawa harus pakai ring adalah pak Edy Limbono di Bali,” jelas Dr. Made Sri Prana, mantan ketua umum PBI saat dikonfirmasi burungnews.com.

Salah satu pertimbangannya, karena breeding cucak rawa saat itu sudah cukup maju. Di sisi lain, populasi di alam juga terus menyusut. Meski setelah itu jumlah peserta kelas cucak rawa terus menyusut, namun PBI tetap kekeh menjalankan program ini.

Keputusan mewajibkan ring di lomba, efektif mulai tahun 2005. Setelah itu, diikuti dengan kelas anis kembang yang wajib ring-nya mulai efektif berlaku sejak tahun 20017.

“Usulan memasukkan murai batu ke wajib ring itu sebenarnya sudah ada sejak tahun 2009. Karena berbagai pertimbangan, setiap rakernas diundur-undur terus. Barulah pada 2016 kita memutuskan agar per 1 Januari 2017 itu efektif diberlakukan. Kalau terus menerus merasa belum siap, sampai kapan pun ya tetap merasa belum siap. Tentu kita juga sadar keputusan seperti ini akan menimbulkan pro kontra. Nyatanya, setelah jalan ternyata lancar-lancar saja. Sekarang kelas murai batu ring tetap ramai, bergairah, tidak kalah dengan kelas-kelas yang belum wajib ring,” ujar Bagya.

 

BREEDING ATAU PENANGKARAN AKAN SEMAKIN BERPERAN SEBAGAI PENSUPLY BURUNG LOMBA. Topsong peduli dengan breeding, hingga mengeluarkan produk khusus TOPSONG BREEDING, pakan yang sesuai dengan kebutuhan indukan dan anakan. Produksi indukan tetap lancar miskin sedikit atau bahkan tanpa EF seperti jangkrik dan kroto. Anakan sehat, tidak mudah mati, dan cepat besar. HOTLINE 0813.2941.0510

 

Kelas yang baru yang mulai dirintis adalah kacer ring. Setiap even PBI wajib membuka kelas kacer ring, namun kelas kacer umum non ring juga masih tetap boleh dibuka. “Insya Allah mulai 1 Januari 2023, PBI sudah mewajibkan wajib kacer ring di lomba-lomba, jadi sudah tidak ada kelas kacer non ring lagi. Masih cukup waktu untuk bersiap dari sekarang kan.”

Sebagai gambaran, di even Piala Raja, kelas kacer ring pesertanya cukup ramai, sudah di atas 40 peserta. Saat wajib ring efektif pada 2023 atau 4 tahun lagi, diyakini burung-burung kacer ring hasil breeding sudah semakin banyak yang siap, sehingga antusiasme mengikuti kelas kacer ring pun diharapkan bisa semeriah kelas murai batu ring.

Mulai tahun 2018, bahkan sudah dirintis kelas khusus ring silver PBI untuk murai batu. “Ring dari baja yang tidak bisa dipotong. Ring silver sudah dibagikan ke para penangkar binaan sejak beberapa tahun terakhir, sehingga tahun ini generasi awal sudah bisa mulai lomba. Tahun depan direncanakan ganti warna, dengan demikian bisa diidentifikasi dengan mudah itu burung umur berapa dan seterusnya. Ini memang terinspirasi dari merpati balap dan perkutut. Sementara kita jalankan pada jenis murai batu, kelak juga akan diprogramkan untuk jenis burung yang lain, seperti anis kembang, cucak rawa, kacer, dan lainnya.”

 

 

Bagya pun meminta para kicaumania, terutama yang belum memiliki burung ring, apalagi ring khusus PBI, untuk tidak perlu kawatir. “Kami di PBI sama sekali tidak punya agenda untuk menguasai ring atau lomba, karena PBI pada prinsipnya bukan organisasi bisnis, tidak mengeluarkan produk terkait hobi burung. Aturan dan program itu hanya berlaku di even-even PBI saja, artinya itu terkait urusan rumah tangga kami sendiri. Pemilik ring umum di luar ring yang dikeluarkan PBI juga masih bisa ikut di gelaran PBI, kecuali di beberapa kelas khusus yang memang diperuntukkan untuk ring PBI. Hal yang sama saya kira juga berlaku untuk burung ring PBI, masih bisa ikut di even-even gelaran EO lain, sepanjang tidak ada aturan khusus untuk ring dari EO yang bersangkutan.”

Berikut gambarannya. Di gelaran seperti Piala Raja misalnya, dari 17 kelas murai batu ring, hanya dua kelas yang khusus ring silver PBI. Sisanya yang 15 kelas adalah ring umum, dari mana pun bisa ikut serta asal memakai ring. Di gelaran Lokal Terkendali PBI Kota Yogyakarta Road Faster Chiki (21/10), dibuka 3 kelas ring (bebas) dan satu kelas khusus ring silver PBI.

Demikian pula yang akan berlaku di even selanjutnya seperti Bupati Badung Cup III pada 4 November, dari 8 kelas murai batu ring, hanya satu kelas yang wajib ring silver. Artinya, 7 kelas murai batu yang lain bebas asal memakai ring. Ada pun untuk gelaran Balekambang Kumandang PBI Solo pada 11 November, panitia membuka 4 kelas murai batu ring umum, dan satu kelas murai batu ring silver PBI. Artinya, porsi untuk kelas ring umum, di luar yang dikeluarkan oleh PBI, masih cukup banyak.

 

BROSUR ROAD TO FASTER CHIKI, KLIK DI SINI

BROSUR BUPATI BADUNG CUP III, KLIK DI SINI

BROSUR BALEKAMBANG KUMANDANG, KLIK DI SINI

KATA KUNCI: pakde karwo cup 8 pbi bagya rakhmadi

MINGGU INI

AGENDA TERDEKAT

Developed by JogjaCamp