SUASANA LAUNCHING KLFI

LAUNCHING KLFI SOBA

Bak Bangunkan Love Bird Mania yang Tertidur, Gantangan pun Dijubeli Peserta

Launching Komunitas Love Bird Fighter Indonesia (KLFI) berlangsung ramai dan sukses. Penuhnya peserta menjadi bukti kelas Fighter telah membangunkan kembali banyak love bird mania yang selama ini menepi karena jagoannya tak dapat bersaing di kelas umum.

Sejak munculnya banyak love bird konslet dalam beberapa tahun terakhir, telah meminggirkan burung-burung fighter yang secara hitungan total poin durasi hampir pasti tidak bisa mengejar. Karena setiap kontes dan ketemu jenis burung konslet tidak bisa menang, akhirnya memilih tidak diikutkan lomba lagi.

 

 

PANITIA DAN JURI LAUNCHING KLFI

 

Kelas love bird kemudian menjadi kurang bergairah. Harga love bird mulai anakan, paud, remaja dan dewasa pun ikut anjlog. Para peternak menjadi menurun semangatnya. Jadi, sepinya kelas love bird di lomba-lomba rentetannya memang panjang.

Para EO kemudian mulai mencoba inovasi untuk kembali meramaikan lombanya. Mencari cara untuk menarik lagi para love bird mania yang jumlahnya banyak sekali agar mau kembali turun ke lapangan. Caranya beragam, selain membuka kelas PAUD, kemudian kelas medium atau M3, hingga model membatasi nilai. Ada yang bila nilainya melewatai batas maksimal langsung didiskualifikasi. Ada pula yang setelah sampai nilai tertentu, misalnya 1.500, kemudian dihapus dan mulai adari nol lagi.

 

PESERTA DATANG DARI BERBAGAI KOTA

 

Hingga kemudian muncul model pemisahan kelas Fighter dan Umum. Kelas Fighter ya khusus diperuntukkan buat burung-burung fighter. Ada pun kelas umum boleh diikuti semua kategori, termasuk yang konslet.

Dari kota Solo, Itok dan kawan-kawan mencoba menggagas dan mempelopori pemisahan ini. “Jadi ini latar belakangnya semata hanya untuk meramaikan love bird lagi. Agar burung-burung fighter bisa turun lagi, bertarung sesama kelas fighter, biar imbang, dan kesempatan menang pun lebih terbuka.”

 

KLFI. DARI SOLO UNTUK INDONESIA

 

Ditandaskan, munculnya ide memisahkan kelas fighter dan kelas umum bukan untuk meminggirkan atau menyisihkan burung konslet. “Bagaimana pun, burung konslet itu kan secara kasta memang yang tertinggi di love bird ngekek. Semua ingin punya. Nah, yang belum punya kan jumlahnya banyak sekali, tetap kita beri ruang agar bisa bertarung secara berimbang.”

Kelas-kelas fighter sudah mulai banyak diterapkan oleh EO di Solo Raya, misalnya di gelaran Gebyar Mutasi beberapa waktu lalu. Di Jawa Timur juga sudah banyak yang menerapkan kelas fighter. Sementara untuk even yang akan berlangsung, mulai dari Piala Kajari Surakarta 3 Februari, Solo Kota Budaya 10 Februari, hingga Angkasa Pura Cup 17 Februari.

 

MAKIN GAYA PAKAI SANGKAR RADJA

 

Agar bisa Ajeg, Itok bersama Topan JIS dan kawan-kawan pun merancang kontes rutin bersama KLFI, yang baru dilaunching pada Selasa 29 Januari. Selain love bird, ditambahkan kelas kenari standar. Antusiasme love bird mania Solo Raya ternyata luar biasa. Hampir sebagian besar kelas dijebuli peserta, full hingga 72 gantangan.

Tak hanya dari kota Solo saja yang memadati gantangan Soba Enterprise di Solo Baru. Datang juga Sukoharjo, Klaten, Karanganyar, Boyolali, Sragen, bahkan Jogja.

 

MR. GONDRONG. LB SHIZUM JUARA KELAS VIP

 

Meski sebagian besar burung yang turun memiliki kualitas mumpuni dan berdurasi kereta, tak ada gaco yang dominan di gelaran kali ini. Di kelas VIP, Shizum milik Mr. Gondrong berhasil keluar sebagai jawara setelah berulang kali meluncurkan kekekan panjang dengan durasi 1 menit lebih.

“Kalau top performnya, Shizum ini bisa sampai 1,5 - 2 menit. Kalau ketemu lawan yang disuka, biasanya tambah rajin ngekeknya,” ungkapnya. Uniknya ketika disambangi burungnews, Shizum langsung ngekek kalau didekatkan dengan love bird lain (ditrek).

 

PANDU. MIYABI JUARA KELAS BINTANG

 

Di kelas Bintang, giliran Miyabi milik Pandu Evolution SF yang berhasil keluar sebagai pemenang setelah tampil maksi. Tak hanya durasinya yang panjang, love bird yang sering menang di latihan siang maupun malam ini juga tampil gacor dengan jeda rapat di sesi ini.

“Miyabi ini main siang atau malam mau jalan. Kalau ketemu enaknya, pasti bawa pulang piala,” ujarnya. Di kelas lain, K milik Mabes dan Alan Walker andalan Joko Esma berhasil keluar sebagai kampiun di sesi Favorit dan Sejati.

 

JOKO ESMA. ALAN WALKER JUARA KELAS SEJATI

 

Tidak adanya gaco yang dominan di kelas fighter inilah yang membuat para peserta lebih tertarik untuk turun di kelas ini. “Kelas fighter ini kan sulit diprediksi siapa juaranya, kalau ada yang tiba-tiba ngunci di lapangan belum tentu di sesi berikutnya mau jalan lagi. Tantangan tersendiri jadinya,” ungkap Joko.

Hal ini diamini oleh Ibnu Naufal LB yang di even kali ini membawa Carolin, Naga Gini, Jumaji dan Suliwa. Kurang beruntung di kelas reguler, punggawa INL BF ini berhasil menduduki urutan kedua dan ketiga di kelas Bursa melalui Carolin. Sementara Naga Gini harus puas di posisi ketiga kelas Pemula M3.

 

IBNU NAUFAL LB. SUKSES BERSAMA CAROLIN DAN NAGA GINI

 

Ibnu mengaku senang dengan konsep yang diusung KLFI dengan memberikan tempat pada penggemar love bird fighter. “Di Solo ini, kalau EO atau evennya nggak buka kelas fighter biasanya peserta kelas LB nggak terlalu banyak. Pemainnya sudah pinter soalnya, dah bisa ngukur kekuatan,” selorohnya.

Menurunkan Hulk, Gendhud RPG berhasil meraih podium pertama dan ketiga di kelas PAUD. Meski baru berumur tiga bulanan, Hulk tampil rajin dan aktif selama penilaian. “Hulk ini bisa dibilang gaco baru. Usia baru tiga bulanan, tapi durasinya sudah sampai 20-an lebih,” terangnya.

 

GENDHUD RPG. PAUD HULK JUARA 1 DAN 3

 

Mellow, amunisi milik Alex AJS berhasil meraih kemenangan nyeri di kelas PAUD. “Ini tadi telat datange, main dua sesi aja tapi masuk 1, 1,” ujar pria asal Klaten ini. Perlawanan sengit yang diberikan oleh Keres mengantarkan gaco andalan Fredy ini meraih posisi runner up di kelas C.

Tak hanya kelas love bird yang berlangsung sengit, pertarungan di kelas kenari pun cukup menarik untuk diikuti. Borju, amunisi andalan Andry GA Batik berhasil meraih dua kali podium pertama di kelas VIP dan Bursa.

 

ANDRY GA BATIK. KENARI BORJU MENANG NYERI

 

Tampil ngedur dengan buka tutup rapat dan pembawaan lagu utuh, kenari warna ijo ini berhasil mencuri perhatian juri dan diganjar koncer A. Tampil kurang maksimal di Standar Bebas Bintang, amunisi baru GA Batik ini harus puas di urutan ketiga.

Di kelas Standar Bebas Bintang, Rojo Asmoro milik Diana Ridho berhasil keluar sebagai pemenang. Diapit oleh kenari-kenari lain dan lebih banyak lawan, Rojo Asmoro justru tampil spartan dari awal hingga akhir penilaian. Dengan kemenangan ini, Ia berencana menurunkan amunisi miliknya ke Piala Kajari Solo.

 

DIANA RIDHO. ROJO ASMORO JUARA KELAS KENARI BEBAS BINTANG

 

Penampilan tak kalah apik ditunjukkan oleh Rolex milik Ozawa Canary yang berhasil meraih juara dua di kelas Standar Bebas Bintang dan juara satu Standar Bebas Favorit. Meski harus nglurug ke Soba, prestasi ini membanggakan mengingat lawan yang dihadapi berbeda dan lebih variatif.

Mewakili seluruh juri dan panitia, Itok mengucapkan banyak terima kasih atas kehadiran peserta di even kali ini. Setelah sukses di gelaran kali ini, Itok menghimbau para penggemar love bird fighter untuk hadir di Piala Kajari Surakarta dan Angkasa Pura Cup 8. “Mulai hari ini, tiap selasa kita buka secara rutin di sini. Harapannya bisa kembali menggairahkan love bird secarra umum, dan membuka mata para EO lain untuk bisa mengikutinya.”

 

 

Pengin burung tampil maksi dan stabil di segala cuaca dan tetap terjaga kesehatannya? Jangan kuatir, sekarang adan LEMAN'S. Cukup satu tetes setiap hari, bisa melalu minuman, oleskan pada EF, atau bila burung terbiasa dipegang bisa teteskan langsung pada paruh.  Coba dan buktikan, jangan sampai tertinggal dengan yang lain.

 

 

ALEX AJS. PAUD MELLOW MENANG NYERI

 

KOKO SSBC. SONIC BEAUTY JUARA KELAS EXOTIC B

 

PEMENANG 3 BESAR DI KELAS KENARI DAN LOVE BIRD

 

 

Pengin rasakan sensasi pakan dengan kualitas terbaik, VIRALin saja!

 

 

KATA KUNCI: launching klfi love bird fighter

MINGGU INI

AGENDA TERDEKAT

Developed by JogjaCamp