UTAMA, LALANG KIBAR DAN BERSAMA TAMU M DARWIS-DUBAI & DIRK VAN DEN ABEELE - BAPAK LB DUNIA DARI BELG

LALANG KIBAR TENTANG LB BEAUTY

Burung Kualitas Masih Dicari Pasar, Harga pun Tinggi

Dunia love bird beauty kembali riuh dengan munculnya berita “Si Biru Cantik Bermata Merah” yang sempat ditawar 300 juta. Di tengah “lesu”-nya pasar love bird, berita ini viral sepanjang pekan lalu. Menurut Lalang Kibar, peternak love bird beauty papan atas dari Surabaya, tawaran itu wajar mengingat syarat kualitas, keunikan, dan trend terpenuhi.

“Jadi kita mengakui, tahun ini secara umum pasar love bird memang cenderung menurun gairahnya. Kenapa, ada beberapa alasan. Pertama, daya beli masyarakat secara umum memang sedang menurun. Jangankan untuk beli love bird mahal, untuk hal yang menyangkut kebutuhan pokok saja dihemat. Kedua, masalah kualitas dan tren. Banyak peternak love bird yang kurang peduli soal kualitas. Kita ngomong kualitas dulu lah,” ujarnya kepada burungnews.

Menurut Lalang, banyak orang Indonesia, yang tertarik dengan love bird beauty, kemudian membeli lalu menjadi peternak, orientasinya lebih ke bisnis, bagaimana biar bisa cetak secepatnya, sebanyak-banyaknya. Biar cepat jadi duit, biar modal cepat kembali, dan untung segera didapat.

 

 

SI BIRU CANTIK BERMATA MERAH DITAWAR YULI 300 JUTA, VIRAL

 

“Maka kemudian yang dicarai adalah varian yang lagi tren. Misalnya, saat tahun-tahun kemarin lagi trend biola, semua ingin cepat bisa mencetak biola. Asal biola saja, tapi mengesampingkan soal kualitas. Ini yang menurut  saya perlu diluruskan. Seharusnya kualitas dulu, baru ngomong trend.”

Menurut Lalang, kualitas itu tidak menunjuk pada varian atau jenis tertentu. “Mau itu parblue, biola, dan jenis lainnya dengan segala hasil mutasinya, asal berkualitas, pasar pasti menerima, harga pun pasti bagus. Sekarang banyak orang cari burung kualitas, tidak ada masalah harga relatif tinggi. Tapi faktanya, di pasar burung-burung berkualitas itu sulit didapat.”

Bagaimana  bisa mengukur dan menguji kualitas burung kita? “Ujungnya adalah pada kontes. Punya burung kualitas, uji di kontes. Karena di kontes, burung yang terbaik milik kita, akan dibandingkan dengan yang terbaik milik orang lain. Siapa yang lebih baik, itulah yang lebih berkualitas.”

 

 

Kreativitas tanpa kompetisi, dunia hobi tidak akan bertahan. “Sekarang sudah tidak perlu bingung di mana atau ke mana mengkompetisikan hasil kreativitas para peternak. Karena beauty contest sudah sering dan rutin digelar oleh KLI, berkeliling dari satu daerah ke daerah lainnya.”

Kesimpulannya? “Kita harus tetap optimis dunia love bird itu masih sangat panjang. Patokannya itu pada para penghobi di Eropa dan Amerika, sampai saat ini ternak love bird masih sangat diminati dan dipertahankan. Padahal sudah sangat lama, berapa puluh tahun, sampai saat ini masih tetap beternak love bird,” tandas Lalang lagi.

Pasar dunia, disebutkan Lalang, juga masih membutuhkan banyak love bird berkualitas. “Belum lama, saya dihubungi teman dari India. Intinya, mereka butuh pasokan love bird dari Indonesia, tapi ada standar kualitas yang disyaratkan. Lalu saya berpikir, untuk memenuhi kebutuhan di Indonesia saja, love bird berkualitas masih kurang.”

 

LB BEAUTY MELATI, JUARA BOB DI GEBYAR MUTASI

 

Lalang menakui, untuk mencetak burung berkualitas, memang tidak mudah, juga tidak bisa cepat atau instan. “Sementara, sebagian besar orang kita penginnya cepat, instan. Ya mana bisa dapat yang bagus. Untuk menghasilkan burung berkualitas, apa pun itu jenisnya, apalagi kalau kita sudah pengin mencetak jenis tertentu yang kebetulan sedang trend atau diperkirakan akan trend, misal kita asumsikan perlu dua generasi, berarti butuh waktu setidaknya 2-3 tahun. Kalau kita dari awal sudah dikejar target, ya itu sulit.”

Satu hal yang ingin digarisbawahi, bahwa kualitas yang bagus itu tidak menunjuk pada jenis atau varian tertentu. “Misalnya sekarang orang ramai bicara tentang pale fallow atau mata merah. Burung berkualitas bagus itu, tidak berarti harus yang PF. Karena PF itu kan tren. Memang akan punya nilai lebih, kalau kita bisa mencetak burung yang berkualitas tinggi, sekaligus juga sedang atau akan trend, sebagaimana yang dihasilkan oleh DRM BF Siantar itu. Saya berani memastikan DRM BF Siantar itu pasti sabar dan telaten, tak mudah menyerah, sampai bisa menghasilkan burung sebagus itu. Itulah yang seharusnya dilakukan oleh para peternak love bird beauty.”

 

Baru dari RADJA, sangkar dengan kualitas dan style BINTANG LIMA, harga merakyat alias KAKI LIMA. Segera jadi trendsetter dan standar di banyak lomba. Anda sudah memilikinya? Hubungi segera 0821.2959.4199

 

Apalagi, untuk bisa menghasilkan burung PF itu juga tidak mudah, kerena memiliki gen yang resisten alias lemah. Jadi, ini memang tantangan tersendiri bagi para peternak.

Lepas dari cerita bahwa transaksi senilai 300 juta itu memang tidak terjadi karena si pemilik, DRM BF Siantar, menolak menjual burung itu, hal itu membuktikan apa yang dikatakan oleh Lalang Kibar itu benar adanya. Asal burung kualitas, pasti banyak dicari, dan harga pun akan relatif tinggi. Sebagai catatan akhir, Lalang Kibar adalah pertenak Indonesia pertama yang menghasilkan varian Pale Fallow (PF), beberapa tahun yang lalu.

 

BARU... ini yang sudah lama Anda tunggu-tunggu, segera dapatkan dengan menghubungi nomor-nomor di bawah.

KATA KUNCI: lalang kibar yuli exotic yuli sriyanto pale fallow drm bf siantar

MINGGU INI

AGENDA TERDEKAT

Developed by JogjaCamp