BERDAGANG BURUNG LOVE BIRD, KUNCINYA ADALAH MENJAGA KEPERCAYAAN KONSUMEN

KUNCI SUKSES DAGANG LOVE BIRD KAJI JADDAB MOJOKERTO

Berburu Bahan di Lapangan Lomba, Pernah Beli 73 Juta, Dijual Ditawar 20 Juta

Mertuanya pernah ragu terhadap profesinya sebagai tukang gantang burung dan pedagang burung. Inilah rahasia Kaji Jaddab hingga bisa menjadi pemain love bird yang disegani sekaligus menjalani jual-beli love bird yang sukses.

Banyak yang sudah tahu soal Kaji Jaddab atau lelaki kelahiran Mojokerto yang bernama asli Andre ini sebagai pemain love bird. Tapi, tidak banyak yang tahu soal rahasia dagang love birdnya yang sukses dan kisah hidupnya.

 

 

KAJI JADDAB (DUDUK KIRI) MENDAPATKAN BAHAN UNTUK DIJUAL LAGI DI GANTANGAN LOMBA

 

Soal sebutan Kaji Jaddab, itu karena ia pernah berhaji tapi tidak seperti haji pada umumnya. Ceritanya, ia saat itu ada di Yogyakarta, tiba-tiba disuruh pulang orangtuanya dan diminta pergi haji karena sudah didaftarkan. Andre pun berangkat, tapi di Tanah Suci ia justru banyak menemui hal-hal yang di luar akal.

Mereka yang berangkat satu rombongan  dengan Andre, yang usianya lebih tua justru banyak yang ngikut kemana lelaki ini pergi karena dianggap memiliki kelebihan. Pulang berhaji, tampilan Andre tidak berubah, ia masih suka bergaul dengan siapa saja, termasuk yang masih suka judi, dan minum minuman keras. Dari situlah sebutan Kaji Jaddab muncul, yang arti harfiahnya adalah Kaji Gila. Namun, dalam arti yang lebih khusus, artinya adalah kaji yang sudah mencapai tahap kemakrifatan.    

 

 

“Ketika mau melamar istri pun dulu, calon mertua pernah ragu terhadap pekerjaan saya, saat tak bilang menggantang burung dan dagang burung,” ucapnya. Kesungguhan Andre untuk menjadi suami yang bertanggungjawab rupanya berhasil menyakin mertua  hingga mengijinkan putrinya dinikahinya.

Saat ini, keraguan mertuanya itu boleh dibilang sudah terbayar setelah Andre membuktikan diri sebagai seorang pemain love bird yang disegani tidak hanya di Mojokerto, namun bisa jadi di Jawa Timur. Belum lama ini, ia berhasil menjual love birdnya bernama Nina seharga 35 juta. Sebelumnya, ia bahkan pernah menjual di angka 80 juta. Selain itu, di angka jutaan rupiah ia mengaku hampir setiap minggu melakukannya.

 

KAJI JADDAB (PALING KANAN) BERSAMA TEAM SAAT SALAH SATU BURUNGNYA KONCER DI SEBUAH EVEN

 

Andre mengaku tidak punya pekerjaan lain, selain gantang dan jual-beli love bird. “Ada sampingan rental mobil, tapi tidak seperti dulu lagi. Sekarang rental mobil kalah bersaing dengan mobil online,” katanya.

Karena gantang love bird dan jual-beli love bird dianggapnya sebagai pekerjaannya, hampir bisa dipastikan Andre selalu berada di gantangan burung setiap harinya. Ia pun tidak marah atau malu disebut sebagai bakol love bird.

 

Pastikan burung tampil maksimal dan berpeluang juara. Sediakan selalu MONCER1, asupan paten para juara, dari Super Kicau Grup yang terpercaya.

 

“Jual beli love bird adalah sebagian dari profesi saya, terserah orang mau bilang saya bakol tidak apa, saya tidak marah atau malu,” ungkapnya.

Buat Kaji Jaddab, berdagang love bird kuncinya adalah menjaga kepercayaan konsumen. Bukan semata-mata mencari untung yang besar. Jika pembeli puas dengan materi yang kita berikan, Kaji Jaddab percaya suatu saat ia akan cari lagi. “Kualitas dan kejujuran adalah yang paling utama, biar sama-sama berkah,” imbuhnya.

 

KAJI JADDAB DAN TEAM, HAMPIR SETIAP HARI DI GANTANGAN LOMBA BURUNG BERKICAU

 

Ikut dalam even-even, baik dalam kota maupun luar kota adalah salah satu cara menyakinkan konsumen terhadap burung kita. Membuka ruang komunikasi dengan pembeli juga perlu, sebab Kaji Jaddab yakin mereka yang membeli burung kita pasti ingin tahu cara rawat atau settingannya. “Saya tidak pernah lepas tangan, saya terus memantaunya, terutama yang harganya mahal,” ujarnya.

Sekitar empat tahun berjalan menjalani jual beli love bird, Kaji Jaddab mengaku banyak yang menjadi pelanggannya. Bahkan ada yang sampai indent untuk cari gaco dari tangannya. Untuk bisa mendapatkan gaco bagus yang hendak dijual ke pembeli itu, Kaji Jaddab mengaku tidak membuat settingan sendiri.

 

 

“Saya orangnya tidak mau ribet, membuat settingan love bird, apalagi dari nol itu susah. Karena itu saya memperoleh di lapangan. Rajin mengunjungi latber dan latpres adalah salah satu cara bisa mendapatkan bahan,” katanya.

Meski rajin mengunjungi latber dan latpres, tapi tidak setiap saat bisa mendapat bahan sesuai kriteria yang diinginkan. Kadang ada gaco bagus, namun saat didekati pemiliknya ternyata tidak dijual. Ada pula yang menjual, namun harganya sudah mahal. “Terkadang terpaksa saya beli, karena sudah kadung sreg dan sesuai dengan spek yang diinginkan calon pembeli. Ya, tidak apa-apa untung sedikit, yang penting utun,” ungkapnya.

 

Pengin rasakan sensasi pakan dengan kualitas terbaik, VIRALin saja!

 

Tidak selamanya Kaji Jaddab beruntung, pernah pula ia buntung sebab love bird bernama Banyu Bening yang dibelinya dengan harga 73 juta ternyata begitu dijual harganya jatuh di 20 juta. Itu karena Banyu Bening tidak stabil.

“Kalau saya bakol nakal, saya bilang saja ini burung stabil dan saya kasih videonya saat ngekek dengan durasi 4-5 menit. Tapi, itu tidak saya lakukan sebab saya menganggap tidak berkah. Pembeli pasti kecewa,” katanya.

Kaji Jaddab menambahkan satu lagi jika ingin sukses berdagang love bird, maka harus mengikuti materi love bird yang sedang tren atau dicari orang pada saat ini.

AGENDA & BROSUR LOMBA, KLIK DI SINI

KATA KUNCI: kunci dagang sukses love bird kaji jaddab berburu bahan di lapangan lomba

MINGGU INI

AGENDA TERDEKAT

Developed by JogjaCamp