LB ABI SEKA MAKIN STABIL

KONTES SUBDENPOM BC JEMBER

Kelas LB L1 Dikhususkan Untuk Fighter, MB BS Mantap Jajal Laga M1

Uji coba kelas love bird L1 khusus tipikal fighter, disambut gembira oleh love birdmania. Pada kontes Subdenpom BC hari Rabu, 28 April 2021, peserta kelas L1 meningkat dari sebelumnya. Sementara murai batu BS milik Edo Academy, mantap jajal laga M1.

Kembali dibukannya arena Subdenpom BCsetelah 4 bulan lamanya libur, adalah kabar gembira bagi kicaumania khususnya di wilayah Tapal Kuda. Pasalnya, kicaumania mengaku nyaman berkompetisi di arena yang berlokasi di Markas CPM Jember ini. Lokasi yang nyaman, lomba nonteriak, penjurian memuaskan, serta parkir luas dan aman, adalah alasan kicaumania kecanduan menggantang gacoannya di Subdenpom BC.

 

 

BROSUR M1 BULAN MEI 2021

 

Ada kabar mengejutkan dari panitia Subdenpom BC. Kelas love bird L1 yang sebelumnya dibuka untuk love bird dengan kriteria umum, kini kelas L1 dikhususkan untuk love bird yang bertipikal fighter. Otomatis love bird yang bertipikal konslet, tidak akan dinilai jika turun di kelas L1 lagi.

“Sebenarnya dulu kami buka kelas love bird L1, untuk melatih atau masa transisi dari usia paud ke dewasa. Karena untuk turun di kelas dewasa, banyak dari love bird mania yang mengaku gacoannya belum mampu bersaing dengan gaco-gaco mapan yang durasinya panjang,” bilang Wawan salah satu juri Subdenpom BC.

 

 

Tapi kenyataannya, kelas love bird L1 lebih didominasi oleh love bird yang bertipikal konslet. Itu dikarenakan kelas umum dihapus, diganti dengan love bird fighter. Lama-kelamaan, love bird yang dalam masa transisi, juga mengalami kesulitan untuk bersaing dengan love bird konslet.

Atas permintaan banyak love bird mania, akhirnya kelas L1 kini lebih dikhususkan untuk yang bertipikal fighter. “Kami panitia selalu meneriman kritik dan saran dari kicaumania. Jika itu bersifat membangun, pasti akan kami musyawarahkan. Keputusan mengganti kelas L1 khusus fighter, adalah hasil musyawarah tim Subdenpom BC. Ini berlaku untuk lomba Subdenpom BC ke depan,” imbuh Wawan.

 

BS LAKUKAN PEMANASAN SEBELUM TURUN KE LAGA M1

 

Di latber hari Rabu kemarin yang menjadi awal digantinya kelas L1, peserta menandakan ada peningkatan. Bahkan tak jarang love bird yang usianya masih kategori paud, memberanikan diri untuk ikut berkompetisi di kelas ini.

Meski hanya berlangsung 1 sesi karena waktu tidak mencukupi, namun banyak ngekekmania yang antusias untuk mengikuti kelas L1 ini. “Sayang hanya 1 sesi karena waktunya tidak cukup. Semoga untuk ke depannya, lomba dimulai lebih awal dan L1 bisa naik 2 sampai 3 kali,” kata Surya yang menjadi pemenangan kelas L1 fighter lewat aksi TnTT.

 

UKIR DOBEL WINNER JADI MODAL GOKU KE LAGA M1

 

Sementara di kelas murai batu, BS milik Edo Academy dari PBB BC, berhasil naik podium di sesi A. Murai batu yang perdana turun di arena SUbdenpom BC ini, sukses menghibur juri juga penonton dengan tembakan-tembakan dahsyatnya.

Dengan hasil ini, BS disiapkan untuk berlaga di M1 pada 2 Mei 2021. “Niatnya jajal gantangan., ternyata kerjanya malah maksimal. Cukup main 1 sesi saja, saya siapkan main di M1,” kata Edo Academy yang sudah kerap mengantarkan BS naik podium di arena selain Subdenpom BC.

 

Apapun problem "bunyi" pada burung Anda, dari mulai MACET sampai hanya mau tampil angot-angotan, berikan MONCER-1, tunggu beberapa hari, langsung JOSS.

 

Selain BS, gaco yang melakukan pemanasan di latber kali ini adalah cendet Goku andalan CK BS. Turun dua sesi, Goku sukses dua kali memuncaki podium. “Kondisinya sudah on fire, semoga besuk di M1 bisa tampil membanggakan,” harap CK BS.

Untuk kicaumania yang tidak ingin melewatkan laga bergengsi M1 garapan Subdenpom BC. Bisa langsung memesan tiketnya ke panitia ticketing. “Pemesanan tiket saat ini, hampir semua kelas terisi penuh. Bagi yang belum pesan tiket, saya sarankan untuk segerap mengamankan tiketnya,” pesan Wawan. [VILMANZ]

AGENDA & BROSUR LOMBA, KLIK DI SINI

 

CH SONGAR MAKIN SONGAR

 

JENDRAL MUDA MENANGI SESI KENARI BEBAS A

 

 

 

 

 

 

MINGGU INI

AGENDA TERDEKAT

Developed by JogjaCamp