AANG DARSONI, PERSIAPAN PACKING DAN LIST KIRIMAN

KISAH INSPIRATIF AANG DARSONO BANDUNG

Dulu Bakul Kaos Kaki, Beralih Jualan Sangkar Online Omsetnya 800 Juta Sebulan

Hidup sering tak seperti yang kita inginkan, tetapi seperti yang kita jalani. Berharap bisnis yang dirintisnya sendiri bisa meraih sukses, namun pada kenyataannya tak sesuai yang diharapkan.  Seperti yang dialami Aang Darsono, pebisnis online di dunia hobi burung berkicau di Bandung, Jawa Barat.

Ia sudah merintis bisnis kaos kaki sejak 2012 lalu, namun memasuki tahun ke tiga usahanya tak berkembang, kemudian diberhentikan produksinya. Pada tahun 2018, ia memutuskan banting setir,  fokus bisnis penjualan sangkar Ebod Jaya dan perlengkapan hobi burung kicau lainnya berbasis online.

“Awalnya dimulai sejak 2017 melalui aplikasi, namun kurang jalan. Setahun kemudian beralih ke online secara manual, pemesanan melalui facebook dan WhatsApp. Alhamdulillah, sampai saat ini terus berkembang,” jelas Aang Darsono, ketika ditemui burungnews.com di kantornya, Perumahan Nanjung Regency, Cimahi, Jawa Barat.

 

 

AANG DARSONO & KRU. TIAP HARI KIRIM PULUHAN SANGKAR & KEPERLUAN HOBI LAINNYA

 

Aang bercerita, pada Januari 2018 ia menjalani bisnis sangkar online sambil tetap memproduksi kaos kaki dengan belasan karyawan. Namun, pada pertengahan 2018 bisnis kaos kakinya diberhentikan, dan mulai fokus di bisnis online sangkar. “Produksi kaos kaki saya stop karena perputarannya lambat, sehingga berdampak pada kondisi perusahaan jadi kurang sehat. Jadi sekarang pas setahun saya murni bisnis jual sangkar Ebod Jaya dan perlengkapan lainnya secara online,” ujarnya.

Aang pun menjelaskan, mengapa ia memutuskan untuk meninggalkan bisnis yang dirintisnya dan lebih memilih bisnis sangkar online? Menurutnya, selain perputarannya cepat juga secara finansial jauh lebih menjanjikan. Hal itu bisa dilihat dari pergerakan usahannya ini setahun terakhir ini, omset penjualannya terus meningkat. Pada awal 2018, omset penjualan bisa mencapai 300-400 juta per bulan. Hal itu ternyata terus berkembang, bergerak naik, hingga saat ini stabil di angka 700-800 juta per bulannya. Bahkan, pada Juni 2019 kemarin, saat bulan puasa dan menjelang lebaran, omsetnya melonjak hingga mencapai 1,1 miliar.

 “Alhamdulillah, pada tahun pertama 2018, total omsetnya mencapai 5 milar lebih. Tahun 2019 ini saya targetkan bisa mencapai dua kali lipat,” tandasnya dengan penuh optimis.

 

BERSAMA KAISAR EBOD. DIBERI KESEMPATAN, TAK DISIA-SIAKAN

 

Aang mengakui, Ebod Jaya-lah yang membuka jalan hingga ia bisa eksis dan bisnisnya semakin berkembang. H. Ebod memberi peluang kepadanya untuk bisa menjalankan bisnis online ini. Karena saat ini bisnis jual beli apa pun tidak bisa lepas dari sistem online. Melalui pemesanan secara online, kebutuhan kicaumania bisa ter-cover, bahkan bisa lebih cepat.

 “Dari luar kota banyak yang akhirnya memesan melalui saya, karena lebih cepat. Begitu hari ini pesan, malamnya barang sudah langsung dikirim,” ungkapnya.

Selama 1,5 tahun Aang dibantu istri dan dua asistennya melakukan aktivitas rutin di kediamannya,yang ia manfaatkan sebagai kantor sekaligus gudang penampungan barang-barang produksi Ebod Jaya sebelum dikirim ke konsumen. Rutinitas kesehariannya dimulai sejak pagi hingga siang hari berinteraksi dengan para konsumen, mayoritas merupakan pelanggan atau reseller agen-agen Ebod Jaya di berbagai daerah. Untuk berinteraksi ia memanfaatkan fasilitas HP, melalui WhatsApp maupun media sosial Facebook.

 

RUMAH SEKALIGUS BUAT KANTOR

 

“Pagi hari saya awali dengan menyapa para pelanggan, disamping melayani konsumen baru. Setelah iklan atau promo di Facebook, kemudian ditindaklanjuti pemesanan melalui WA,” ungkapnya.

Hingga waktu menunjukkan pukul 2 siang, setelah list pemesanan menumpuk, kemudian ia segera menuju pabrik Ebod Jaya yang tidak jauh dari rumahnya, di Jl. Nanjung no. 105, untuk mengambil pesanan konsumen. Mulai sore hingga menjelang magrib, dilakukan proses packing. Kemudian malam hari barang siap dikrim ke stasiun Bandung melalui ekspedisi kerera api. Keesokkan harinya barang pesanan pun sudah terkirim ke kota tujuan.

“Pengiriman lebih banyak menggunakan jalur darat kereta api, khususnya untuk wilayah Jabar, Jateng, dan Jatim. Ada beberapa juga yang dikirim melalui paket kargo, berupa pesanan khusus beberapa kicaumania yang aktif ke lapang,” tambahnya.

 

 

Barang-barang produksi Ebod Jaya yang dipesan konsumen di antaranya sangkar murai batu, sangkar kotak, dan tebok love bird, dengan berbagai model dan motif terkini. Di samping itu juga banyak yang memesan aksesoris dan vitamin atau obat-obatan. Pakan jarang yang pesan, karena jika order banyak akan kena biaya yang cukup mahal. Rata-rata pemesan memesan sangkar satuan (per set), tetapi ada juga yang pesan hingga banyak, hingga mencapai 20-30 set sekali kirim. Konsumennya tidak hanya berasal dari seputar Bandung dan Jawa Barat, tetapi juga banyak yang dari luar kota, baik Jabodetabek,  blok Tengah, Timur, hingga Sumatera, dan Kalimantan.

Makhfudz Solaiman, atau akrab disapa Kaisar Ebod, selaku owner Ebod Jaya mengakui, merasa berterimakasih karena sangat terbantu dengan adanya pemesanan online yang dilakoni Aang Darsono. Bahkan, saat ini Aang Darsono menjadi salah satu ujung tombak dalam pemasaran produk Ebod Jaya. “Peluang masih terbuka untuk menjadi Aang Darsono-Aang Darsono berikutnya di berbagai daerah, karena pasar masih terbuka sangat luas,” tutur Kaisar.

KATA KUNCI: aang darsono ebod online dagang sangkar online omset 800 juta sebeulan h. ebod kaisar ebod resistian

MINGGU INI

AGENDA TERDEKAT

Developed by JogjaCamp