IPAN SAAT JADI KORLAP. PESERTA JUGA HARUS IKUT FAIRPLAY

IPAN SODRON MALANG

Fairplay Pada Diri Sendiri Dulu, Baru Bicara Pada Orang Lain

Dalam beberapa pekan terakhir, banyak orang ngomong soal fairplay. Nuansanya cenderung menyudutkan juri atau team yang ada dalam lapangan. Seakan itu menjadi urusan dan tanggungjawab team juri semata. Padahal, suatu lomba mau fairplay atau tidak, ada andil peserta juga.

Topik ini secara tak sengaja menjadi bahan obrolan santai dengan Ipan Sodrom, salah satu juri senior dari Malang pada suatu even belum lama ini. Karena apa yang dikatakannya cukup menarik dan penting, burungnews merasa perlu untuk mengulik lebih dalam melalui sambungan telepon  .

“Pertama, kita semua bisa dengan mudah ngomong soal fairplay. Tapi tolong sebelum kita bicara, mari kita berkaca, intropeksi lah biar kedengaran keren. Apakah diri kita selama ini sudah punya sikap yang fairplay. Kadang ada orang kalau bicara seakan dia adalah orang yang paling bersih, paling benar, paling fairplay. Belum tentu juga, yang jelas terlihat kurang elok kan.”

 

 

 

Ipan yang saat ini menjabat sebagai Korlap BnR Indonesia mengaku sedih karena tiap kali bicara fairplay, teman-teman juri atau team yang ada di lapangan hampir selalu jadi kambing hitam. “Saya coba bicara soal juri secara umum ya, apa pun EO-nya. Kami manusia biasa juga, bisa saja salah. Tapi apa betul kalau dibilang ada lomba kurang atau tidak fairplay lantas kesalahan ditimpakan kepada para juri semata. Mungkin betul kami para juri memang tidak sekaya para peserta, tapi apa berarti kami lantas bisa dibeli dengan mudahnya, lantas bisa dimaki-maki semaunya. Saya kira kami selama ini sudah cukup sabar menghadapi berbagai kecaman dan tuduhan yang belum tentu benar.”

Kalau memang niat fairplay, Ipan pun berharap para peserta datang ke lomba dengan hati yang bersih, jangan belum apa-apa sudah curiga. Jangan merasa burung miliknya adalah yang paling bagus, tidak bisa dikalahkan, sehingga punya ambisi harus juara, lalu begitu kalah langsung menganggap juri berselingkuh, tidak fairplay. “Burung itu mahluk hidup, kondisinya bisa berubah-ubah. Pernah menang di even akbar bukan berarti tidak bisa kalah di even yang lebih kecil.”

 

BERUSAHA FAIRPLAY DARI YANG KECIL-KECIL. PESERTA PUN SELALU RAMAI

 

Pengin ikut lomba yang fairplay, ya berangkat dengan hati bersih, ikuti saja aturannya. Segera masuk lapang, burung digantang, tiket ditaruh di gelas yang tersedia, lalu segera keluar untuk melihat dari luar pagar. Tidak perlu berteriak-teriak.

“Sekarang coba perhatikan, berapa banyak peserta yang perilakunya begitu, hanya sebagian kecil saja kan. Lainnya mencoba bertahan di bawah burung, sebisa mungkin menunggu juri masuk. Ya kita tahu tujuannya supaya para juri melihat itu burung miliknya, berharap lebih diperhatikan. Kurang puas, akan mendekat ke juri, lalu nunjuk-nunjuk burung miliknya kerja sangat baguslah. Saat bertugas, atau jadi peserta, atau  sekadar main, saya sering melihat banyak peserta setelah menggantang bukannya keluar pagar, malah bergerombol di pintu juri. Saat juri keluar langsung pada berebut bisik-bisik ke para juri menyebut nomor gantangan. Kalau perilakunya sudah seperti itu, masa ya mau teriak-teriak fairplay. Tidak semua panitia bisa menerapkan aturan ketat mengeluarkan semua peserta dulu, baru juri masuk lapangan.”

 

 

Menurut Ipan, solusi membuat lomba yang fairplay sebenarnya simpel. “Semua peserta harus punya niat bersih fairplay, dan itu juga ditunjukkan dengan perilaku yang fairplay juga. Mau datang ke lomba tidak perlu tanya sana-sini yang tugas siapa saja. Tidak ada upaya untuk menghubungi juri. Saat di lapang pun begitu, setelah gantang langsung ke luar. Tidak usah berteriak-teriak menyebut nomor gantangannya, apalagi memanggil-manggi nama juri.”

Penerapan prinsip fairplay jadi sulit, karena saat ini nyatanya tidak semua peserta suka dengan sesuatu yang fairplay. “Selingkuh, KKN, dan bentuk pelanggaran lainnya itu kan selalu melibatkan sedikitnya dua pihak. Tidak mungkin juri main selingkuh kok sendirian.”

 

Yakin jangkrik untuk burung Anda sudah bersih, sehat, dan mengandung nutrisi yang dibutuhkan? Klik di bawah ini untuk lihat video perlakuan pada jangkrik yang benar.

 

Ipan lantas mencontohkan pada even-even yang melibatkan komunitas. “Even-even yang pesertanya diikuti komunitas cenderung bisa fairplay. Kenapa, karena semua peserta bersepakat bersama untuk fairplay. Coba seandainya di lomba-lomba lain juga seperti itu.  Pada situasi peserta benar-benar sepakat untuk fairplay, seandainya ada juri yang terbesit pikiran untuk nakal pun tidak akan berani melakukannya. Mungkin ada keinginan untuk selingkuh tapi tidak ada yang mengajak, sementara yang coba diajak juga tidak mau. Kan berarti juri tidak diberi pilihan dan kesempatan untuk nakal. Pilihan hanya bertugas dengan profesional dan fairplay.”

Tanpa bermaksud untuk sok-sokan, Ipan pun ingin mengajak semua yang terkait hobi burung, mulai dari para peserta, panitia , juri, apa pun EO-nya untuk bersama-sama mencoba menerapkan budaya fairplay. “Dengan segala rasa hormat dan kerendahan hati, mari jadikan hobi untuk silaturahmi. Hentikan sikap saling curiga kepada yang lain. Kita semua ini kan kawan, masa mau berkhianat  dalam persaudaraan. Malu lah, karena cepat atau lambat pasti ketahuan juga. Mohon maaf juga kalau ada salah kata, ini pesan untuk semua saja termasuk untuk diri saya sendiri. Untuk saya pribadi, kalau ada saran dan kritik silakan, saya akan sangat berterimakasih.” [maltimbus]

 

 

Siapa tak mengenal H. Suwadi dari Klaten. Namanya sangat disegani sebagai breeder dan pengorbit murai batu jawara. Simak bagaimana ia mendongkrak perfoma jagoannya, sekaligus juga melindungi burung dari beragam penyakit.

[Dapatkan QUATRICK di kios terdekat atau hubungi 0813.2799.2345 (eks karesidenan Banyumas-Kedu), 0817.0251.279 (DIY dan sekitarnya), 0815.7833.9142 (Boyolali, Semarang, dan sekitarnya), 0853.2521.6660 (Solo Raya), 0811.3010.789 (Jombang dan sekitarnya), 0857.3335.5126 (Surabaya dan sekitarnya), 082242605493 (Banyuwangi dan sekitarrnya)].

 


 

KATA KUNCI: ipan sodrom asep dm robert pantau

MINGGU INI

AGENDA TERDEKAT

Developed by JogjaCamp