GANTANG SEMBARI JEMUR ALA RONNY STIGA, JURI DAN BURUNG TETAP PAKAI MASKER

GANTANG BARENG DI SEKITAR KEDIAMAN

Solusi Awal Membuka Kebuntuan Libur Lomba

Sudah sebulan lebih semua kegiatan lomba burung di semua level diliburkan. Ini termasuk kegiatan pengumpulan massa yang tidak boleh di saat pandemi. Kalau merujuk pada Maklumat Kapolri, aturan ini berlaku secara nasional.

Jelas, liburnya kegiatan lomba berdampak besar. Bukan hanya pada para pelakunya langsung, seperti para juri, petugas lapangan, atau EO dan para peserta. Banyak dampak ikutannya. Tanpa lomba, penjualan burung, sangkar, aksesoris, jadi seret. Bahkan juga untuk makanan, vitamin, dan obat-obatan yang mestinya tetap jadi kebutuhan dasar apa pun situasinya, ikut turun drastis omsetnyal

Sementara di Indonesia, banyak yang hidupnya nyaris menggantungkan sepenuhnya pada kegiatan lomba, mulai level terkecil Latber hingga lomba besar. Sejauh ini, banyak EO dari yang kelas tarkam sampai kelas nasional yang masih pasrah, belum mencoba berusaha bertindak.

Sebagian, masih sebatas mencoba membantu para juri dan pekerja lapangan lainnya dengan bantuan entah uang tunai maupun sembako. Itu pun mungkin sesekali, tidak rutin dan terus menerus.

 

 

PENGATURAN JARAK DI PASAR PAGI SALATIGA, BISA BUAT INSPIRASI LOMBA BURUNG (dok. muptek ronggolawe)

 

Adry Riady, salah satu kicaumania yang mengaku “hanya seorang joki”, mencoba mengajak para kicaumania untuk mulai melakukan sesuatu, jangan hanya diam dan pasrsah saja.

“Sampai kapan kita akan terus bersembunyi dari penyakit yang belum ada obatnya. Dari yang saya baca, wabah ini baru akan benar-benar selesai kalau sudah ketemu vaksin dan obatnya. Belum ada yang bisa memprediksi secara pasti kapan itu akan terjadi. Jadi, akankan kita terus sembunyi, sementara perut kita terus meraung-raung minta diisi?”

Adry tentu saja menyadari. Lomba burung, sesepi apa pun, selalu berpotensi menjadi tempat berkumpulnya banyak orang, jadi tempat berkerumun. Jumlah juri dan panitia saja sudah lebih dari 10 orang, belum pesertanya. Itu jelas sangat potensial jadi tempat pembiakan dan penyebaran virus.

“Coba kita bandingkan dengan kegiatan lainnya. Dengan sejumlah pembatasan, pasar tradisional dan Ojol juga tetap boleh jalan. Kita baca dan tonton berita, banyak pelanggaran soal menjaga jarak fisik di sana. Toh tidak lantas membuat itu ditutup. Terakhir, ada lagi pengecualian untuk para pebisnis yang diperbolehkan pergi ke mana-mana. Kenapa lomba burung, dimulai dari skala terkecil seperti Latber, tidak bisa dibuka lagi dengan sejumlah pembatasan?”

 

Apapun problem "bunyi" pada burung Anda, dari mulai MACET sampai hanya mau tampil angot-angotan, berikan MONCER-1, tunggu beberapa hari, langsung JOSS.

 

Melalui akun facebooknya, Adri pun mencoba mengajak seluruh kicaumania di mana saja untuk memposting kegiatan terkait hobi yang melibatkan banyak orang di daerahnya masing-masing.

“Biar pemerintah tahu, kicaumania itu jumlahnya banyak sekali, dan sebagian besar juga menggantungkan hidupnya dari kegiatan hobi.”

Sayangnya, respon terhadap ajakan Adry ternyata masih sedikit. “Sampai saat ini banyak masyarakat termasuk kicaumania yang takut banget sama corona ini,” jelas Adry.

Menurutnya, banyak kicaumania yang terlalu paranoid. “Saya bisa memahaminya karena kalau kita baca berita-berita umum, mau di koran, media online, tivi, radio, apalagi di medsos, itu situasinya kan terkesan sangat mencekam, sangat menakutkan, berbeda dengan keadaan nyata di sekitar kita.”

 

Yang di desa, di kota. Yang ikut lomba atau sekadar didengar suaranya di rumah. Dari generasi ke generasi sudah memakai TOPSONG.

 

Maka Adry mengajak para kicaumania untuk memulai dengan kegiatan-kegiatan kecil yang mudah dikendalikan dalam menerapkan protokol kesehatan.

“Kalau skala Latber masih terlalu riskan, ya mulai dengan kegiatan menggantang bersama. Ajak sesama kicaumania yang tinggalnya dekat, mungkin yang tinggalnya masih dalam radius satu kampung. Kalau anjuran pemerintah jaga jarak minimal satu meter, bila perlu kita naikkan standarnya jadi 3 meter, pakai masker, tidak boleh teriak biar mengurangi potensi mengeluarkan domplet, sediakan sarana cuci tangan, dan seterusnya. Posting kegiatan dengan cara live, biar tidak dikira kegiatan lama. Kalau ini bisa dilakukan oleh banyak kicaumania di banyak daerah, tentu akan lebih cepat nyampainya ke pemerintah.”

Menurut Adry, di Bangka mereka sudah sering menggantang atau ngetrek bareng, dan disiarkan langsung lewat akun medsos facebook. Memang ini belum bisa menggerakkan ekonomi, belum bisa jadi sumber penghasilan.

“Setidaknya, kita tidak terkurung di rumah dan kalau kita bisa paham bahasa burung, mungkin jadi bahan tertawaan burung-burung kita. Kita bisa kembali menjalin silaturahmi dengan kicaumania lain yang tinggal di sekitar kita. Sebab, bukankah itu berarti “tetangga” kita, bahkan itu “saudara” terdekat kita yang sesungguhnya. Dari sini, kita pelan-pelan bisa bergeser ke level Latber. Peserta dibatasi jumlahnya, juga asalnya. Protokol tetap dijaga ketat, syukur juga ada semacam cek suhu tubuh serta sterilisasi gantangan terlebih dulu seperti di Tangerang. Kalau bisa jalan, roda ekonomi mulai tergerak. Masih pelan, setidaknya sudah mulai berputar, semburat cahaya mulai terlihat.”

 

WASPADA dengan produk yang logonya MIRIP, dibaca/dilafalkan dengan cara yang SAMA, tetapi BUKAN produk yang dikeluarkan TOPSONG. Lihat selengkapnya DI SINI.

 

Adry pun mengapresiasi dengan langkah yang sudah dilakukan oleh Forum Lintas EO di Tangerang. “Daerah lain harusnya terinspirasi. Mungkin selama ini sudah ada yang melakukan secara sendiri-sendiri dan tidak atau belum dipublikasikan. Saya kira akan lebih efektif dan kuat kalau dilakukan secara terorganisir seperti di Tangerang itu.”

Setidaknya, demikian disebutkan Adry, kita bisa mencoba dulu dengan skala kecil, dari mulai kegiatan menggantang bersama di salah satu tempat tinggal kita yang cukup memadai, atau meminjam gantangan Latber yang sementara ini masih kosong melompong tanpa kegiatan.

Burungnews juga sudah merilis beberapa kicaumania yang mulai melakukan kegiatan gantang bersama di sekitar kediamannya. Misalnya yang dilakukan oleh Dedy Junaedi dari Cirebon. Tiap akhir pekan, ia mengundang beberapa kicaumania ke tempat tinggalnya untuk gantang atau ngetrek bareng.

“Mengusir kejenuhan, bisa ngopi sambil ngobrol asyik, jadi obat rohani, pikiran jadi sehat dan positif. Tentu saja tetap terapkan protokol kesehatan seperti jaga jarak aman. Itu semua salah satu upaya biar imun kita tetap kuat dan semakin membaik kan,” ujarnya kepada burungnews.com.

 

Sebagai obat, terbukti efektif. Sudah sering mampu mengatasi kondisi kritis, apalagi cuma sakit "biasa". Di saat perubahan musim dari kemarau menuju penghujan seperti sekarang, juga sangat baik untuk mencegah dan menjaga agar burung tetap sehat dan selalu dalam kondisi fit, siap tempur. Bisa diberikan secara rutin 2-3 hari sekali sesuai kebutuhan. LEMAN'S, satu-satunya obat burung dengan formula + vitamin.

Lemans bisa dibeli lewat bukalapak, tokopedia, atau hubungi 08113010789, 0822.4260.5493 (Jatim Tapalkuda), 0813.2880.0432 (Jogja dan sekitar), 0815.4846.9464 (Solo Raya dan sekitar), 0813.2799.2345 (Banyumas dan sekitar)

 

Pada 2 April, Rony Stiga dari Jogja juga memposting saat dia menggantang burung-burung yang dalam rawatannya di halaman rumahnya. Dia juga menyebut mencoba menjadi juri sendiri. Postingan yang cukup menggugah, kendati sangkar-sangkar burungnya masih kondisi di kerodong.

Sambil berkelakar, Rony yang selain breeder juga membuka sekolah/mastering murai batu itu lalu menyebutkan, “Juri dan burung-burungnya sama-sama pakai masker, sambil dijemur matahari.”

Beberapa kicaumania juga masih terus memburu gaco di saat Pandemi. Tentu saja, hal ini memberikan sedikit titik terang, setidaknya ada harapan kehidupan para kicaumania, terutama yang menggantungkan hidup kepadanya, tidak terhenti total.

Namun, perlu digarisbawahi, ada satu PR kalau benar-benar ingin membuka lagi kontes burung dengan sejumlah pembatasan, meskipun hanya skala Latber. Kalau si EO serius ingin menerapkan protokol kesehatan secara ketat, artinya butuh upaya lebih.

Perlu SDM panitia lebih banyak, misalnya yang secara khusus mengatur penempatan peserta baik saat istirahat, saat menggantang, dan saat memantau burung. Ruang panitia dan juri perlu lebih lebih besar / luas, agar jarak aman bisa dijaga. Sementara pada saat yang sama jumlah peserta dibatasi, artinya pemasukan panitia berkurang. Siapkah?  [maltimbus]

 

Hari ini belum pakai TWISTER? Segera merapat di kios-kios / agen terdekat, bila belum ada mintalah untuk menyediakan, biar Anda dan para kicau mania lainnya lebih mudah mendapatkannya. Coba dan buktikan kualitasnya, dan berikan respon melalui hotline 08112663908.

 

KATA KUNCI: dampak covid-19 gantang bareng ngetrek bareng jaka jarak phisical distancing social distancing lomba dengan pembatasan lomba burung dengan protokol kesehatan forum lintas eo tangerang adry riady rony stiga

MINGGU INI

AGENDA TERDEKAT

Developed by JogjaCamp