NEO DAN TRUCUKAN RAJA PASAR

FAKTA TRUCUKAN BISA TEMBUS 30 JUTA

Lagu Lelah Durasi Panjang + Vidio

Trucukan makin banyak penggemarnya, komunitasnya pun eksis dan cukup berkembang. Namun, stigma bila trucukan adalah burung kelas pinggiran belum bisa sepenuhnya lepas. Tak heran bila kabar take over trucukan bisa tembus 30 juta pun cukup menghebohkan. Anda bisa tonton vidio aksinya setelah rampung membaca artikel ini.

Trucukan yang dimaksud adalah Raja Pasar, milik Neo Riyadi Timor dari Babarsari, Yogyakarta. Pembelinya adalah ketua Komunitas Trucukan Sumenep, Madura.

Banyak yang bertanya dan penasaran, seperti apa sih istimewanya Raja Pasar, adakah vidio yang bisa menunjukkan agar lebih gamblang.

Burungnews pun kembali menelusuri hal ihwal terkait Raja Pasar kepada Neo. Ternyata, ada fakta-fakta menarik yang mengikuti perjalanan Raja Pasar.

 

 

NEO, RAJA PASAR JUARA DI BOROBUDUR CUP

 

WASPADA dengan produk yang logonya MIRIP, dibaca/dilafalkan dengan cara yang SAMA, tetapi BUKAN produk yang dikeluarkan TOPSONG. Lihat selengkapnya DI SINI.

 

DI PASAR BURUNG, LAMA TERGANTUNG DI KIOS

Sekitar tiga tahun lalu, secara tak sengaja Neo sering melihat seekor trucukan yang digantung di salah satu kios di pasar burung di sebuah kota kecil di Jawa Tengah. Neo mengaku memang kerap nyambangi pasar burung tersebut.

“Saya perhatikan burung itu memang rajin bunyi. Tapi awalnya saya memang kurang peduli. Pikirnya, ahhh hanya trucukan. Jadi saya abaikan saja,” ujarnya memulai cerita.

Pada kunjungan berikutnya, Neo kembali masih melihat burung yang sama. Iseng-iseng, ia pun mencoba menanyakan ke kanan kiri. “Terus dijawab, itu burung memang dijual, tapi buka harganya mahal, 500 ribu. Di daerah tersebut harga itu dianggap terlalu mahal, makanya tidak laku-laku. Biasanya, trucukan yang dianggap bagus paling dihargai 100-150 ribu rupiah. Ini kalau tidak 500 ribu tidak dilepas.”

 

 

Suatu saat saat Neo melatih burungnya di gantangan 403 Demak Ijo, Jalan Godean. Waktu itu Neo membawa anis kembang, kebetulan ada kelas trucukan. Neo pun tertarik untuk memantau lebih seksama.

“Kan saya belum pernah tahu, trucukan itu yang dinilai seperti apa, yang dianggap bagus di lomba seperti apa, terus cara merawat dan nyetingnya seperti apa. Maka saya lihat bagaimana para juri menilai.”

Ternyata, penilaian trucukan dengan menggunakan alat bantu stik poin seperti love bird. “Jadi, yang dicari lebih ke durasi selain kerajinan, dan cenderung mengabaikan volume apalagi materi lagunya.”

 

Sebagai obat, terbukti efektif. Sudah sering mampu mengatasi kondisi kritis, apalagi cuma sakit "biasa". Di saat perubahan musim dari kemarau menuju penghujan seperti sekarang, juga sangat baik untuk mencegah dan menjaga agar burung tetap sehat dan selalu dalam kondisi fit, siap tempur. Bisa diberikan secara rutin 2-3 hari sekali sesuai kebutuhan. LEMAN'S, satu-satunya obat burung dengan formula + vitamin.

Lemans bisa dibeli lewat bukalapak, tokopedia, atau hubungi 08113010789, 0822.4260.5493 (Jatim Tapalkuda), 0813.2880.0432 (Jogja dan sekitar), 0815.4846.9464 (Solo Raya dan sekitar), 0813.2799.2345 (Banyumas dan sekitar)

 

Esoknya, Neo pun sengaja meluangkan waktu untuk melihat lagi trucukan yang ada di pasar tersebut. “Saya yakin burung itu masih ada, karena harga yang diminta sudah dianggap terlalu mahal untuk daerah tersebut.”

Sampai di sana, dugaan Neo benar. Burung trucukan dimaksud masih ada. Neo memperhatikan dulu, trucukan itu tampak rajin dan hepi saat tertiup angin sejuk sepoi-sepoi. Karakter suaranya juga berbeda dari yang sudah ia perhatikan di beberapa kontes.

“Ini lagunya lebih lelah, durasinya lebih panjang. Memang jadi kurang rapat, lebih renggang. Tapi kalau merujuk pada penilaian dengan cara menghitung poin, kan kerapatan lagu bisa dikatakan tidak dinilai. Yang lebih dicari itu durasi atau panjangnya sekali narik bunyi.”

Neo pun menemui si pemilik, sudah simbah-simbah. “Sekarang yang bersangkutan sudah meninggal. Tapi waktu itu dia memang kekeh kalau tidak 500 ribu tidak dijual.”

Singkat cerita, setelah beberapa saat nimbang-nimbang, Neo akhirnya memutuskan untuk membayarnya. Neo kembali datang ke 403 yang ada kelas trucukannya. “Trucukan milik saya belum saya bawa. Belum pede juga. Jadi saya lebih pengin mempelajari lagi yang dicari juri supaya menang itu seperti apa, juga pengin belajar kepada sesama trucukan mania yang lebih dulu merawat dan mengikuti lomba. Saya pun menyempatkan merapat dan bertanya kepada beberapa pemain dari komunitas baik tentang materi yang dicari sampai cara merawat dan nyeting lombanya.”

 

Hari ini belum pakai TWISTER? Segera merapat di kios-kios / agen terdekat, bila belum ada mintalah untuk menyediakan, biar Anda dan para kicau mania lainnya lebih mudah mendapatkannya. Coba dan buktikan kualitasnya, dan berikan respon melalui hotline 08112663908.

 

SETING SEJUK BIAR SEPERTI WAKTU DI PASAR

Apa yang dia peroleh dari hasil belajar kepada pemain trucukan yang lebih senior, tidak serta merta langsung ditiru atau copas apa adanya oleh Neo. “Meski merawat trucukan baru pertama kali, tapi saya kan lama merawat burung yang lain. Saya kira selalu ada beberapa hal terkait prinsip yang sama urusan ngopeni burung.”

Begitulah, Neo mencoba kembali mengingat, dari sekian banyak mengamat-amati si trucukan saat masih di kios burung. “Dia sepertinya suka dengan suasana sejuk, ada angin sepoi-sepoi. Jadi saya mikir bagaimana bisa mengkondisikan agar situasinya bisa mirip seperti itu.”

Terus Neo tahu, gantangan di Tamkul Condongcatur, juga mulai membuka kelas ini. “Saya pikir, inilah saatnya untuk mencoba. Sehari sebelumnya, burung saya mandikan dengan semprot sampai basah kuyup. Setelah diangin-anginkan, lantas saya kerodong.”

 

 

Pada waktunya, Neo membawanya ke Taman Kuliner. Beberapa sesi menjelang gantang, trucukan kembali ia semprot, dianginkan sebentar sampai agak kering, lalu kembali dikrodong dan tetap digantung di tempat terbuka agar merasa sejuk, supaya merasakan ada tiupan angin sepoi. “Saya mikirnya, kalau sudah merasa nyaman, nanti begitu kerodong dibuka dan melihat kusuh, pasti langsung dor.”

Saat menggantang tiba. Neo meminta tolong temannya buat menggantang. “Ya saya belum pede buat nggantang trucukan. Tahu sendiri lah, itu banyak teman-teman di situ. Beberapa tetap tahu kalau saya bawa trucukan, jadi ya langsung dibulli.”

Hasilnya ternyata tidak mengecewakan. Trucukan milik Neo kerja cukup baik. Para juri akhirnya mengganjarnya jadi juara 2. “Saya senang bukan kepalang. Beberapa teman pun menghampiri saya sambil bilang itu trucukan saya sangat prospek. Punya basik lagu lelah dengan durasi panjang.”

 

Apapun problem "bunyi" pada burung Anda, dari mulai MACET sampai hanya mau tampil angot-angotan, berikan MONCER-1, tunggu beberapa hari, langsung JOSS.

 

Begitulah, pada lomba-lomba berikutnya, trucukan yang kemudian diberi nama Raja Pasar itu terus mendominasi juara. Sering nyapu bersih kelas trucukan, kalau ada dua kelas ya disikat semua. Di rumah, Raja Pasar selalu full krodong. Tidak jarang juga tetap bunyi dengan lagu lelah dan panjang saat merasa nyaman.

“Sampai-sampai pemain lama yang dulu saya belajar pada heran dan bertanya balik, bagaimana itu nyetelnya kok main lagunya bisa lelah dan panjang-panjang.”

Vidio berikut ini sedikit banyak bisa menggambarkan bagaimana Raja Pasar mengeluarkan lagu lelah dan cukup panjang. Ada dua penampilan yang digabung, pertama saat sedang digantung di luar rumah, kedua saat bunyi ketika dikerodong. “Memang itu tidak sebaik kalau di lapangan. Itu vidio saat sendirian, tidak ketemu lawan. Kalau ketemu lawan ya mainnya lebih ngotot lagi. Tapi setidaknya bisa punya gambaran kenapa Raja Pasar bisa sering juara, lalu bisa laku fantastis,” tandas Neo.

 

VIDEO AKSI TRUCUKAN RAJA PASAR:

KATA KUNCI: trucukan raja pasar neo riyadi timor

MINGGU INI

AGENDA TERDEKAT

Developed by JogjaCamp