EDY VENTIL. DARI KACER KE ANIS MERAH

EDY VENTIL

Memulai dari Kacer Mania, Pengawas Lomba, Kini Kembali Jadi Kicaumania

Selasa, 03 September 2019 - PROFIL

Edy Ventil yang sekarang dan dulu, mungkin berbeda. Dulu seorang kacer mania. Sejak era media sosial, namanya sering menghiasi laman facebook. Ngomongnya ceplas-ceplas, jauh dari kesan jaim. Kini sering nongol di lapangan menggantang anis merah.

Edy termasuk kicaumania generasi awal, sudah mulai nggantang burung sejak awal 2000-an, tepatnya 2005. Mulainya dari main kacer. Salah satu jago kacer yang ia pegang dan begitu berkesan hingga sekarang, adalah Baretta.

“Tahun 2014, Baretta bisa mencapai prestasi puncak di Piala Raja. Tahun lalu, saya gantang Pendekar Muria, alhamdulillah juga masih bisa tembus 5 besar.”

EDY VENTIL (PALINGkanan). KENANGAN BERSAMA 279 TEAM

Edy sempat ikut menjadi salah satu pendiri Radjawali Indonesia, di sini menjabat sebagai Pengawas Pusat. Kini, Edy memilih kembali menjadi orang biasa, kembali ke habitat asli sebagai kicaumania.

“Lebih enak, merdeka, tak ada beban ke mana-mana. Pengin lomba ya tinggal berangkat ke lapang, ketemu banyak teman, bisa ngobrol sepuasnya sambil bersenda gurau. Benar-benar lepas tanpa kepentingan, atau setidaknya tidak merasa dicurigai lagi ada kepentingan. Hal yang sulit dilakukan saat masih menjadi juri atau pengurus EO.”

Sebagai “pemain”, Edy Ventil tampak di sejumlah event seperti LBC Cup Jogja, Piala Canting Pekalongan, Piala Cisadane, dan banyak lainnya. “Rencana besuk sih mau hadir juga di Piala Raja. Ya dari dulu kalau ini selalu hadir. Semua teman-teman pada ke sini, ya mesti ada lah di sini. Nenteng burung juga, siapa tahu ada kebagian tiket dan ada hoki bisa nyantol.”

Edy berencana membawa anis merah yang belakangan ini sering ia bawa ke mana-mana. “Prestasinya lumayan juga sih. Soal kualitas materi, asal tampil ya insya Allah bisa bersaing. Kalau gagal tampil, ya paling jadi bahan olok-olok atau bullian teman-teman di medsos. Kita sih soal gantang selalu fekter, berani melawan siapa pun di mana pun, juga di kelas tertinggi sekali pun, tanpa minder dan takut. Menang sudah sering, kalah juga biasa, he he he.”

Anis merah yang sering dibawa Edy, antara lain dua kali juara 3 dan 4 di Plaza Cup tahun 2017, dua kali juara 1 di Canting Cup tahun 2018, Handoko Cup juara 1 dan 3, dan terbaru di Mahakarya Borobudur dua kali juara 2.

“Di Borobudur burung diturunkan anak-anak, saya tidak datang. Baru besuk ke Prambanan bagaimana caranya agar bisa hadir. Ke Piala Raja mah kami nyantai saja. Niatnya main, ketemu sama teman-teman. Kalau dapat rejeki tiket, terus burung mau tampil dan bisa masuk prestasi ya disyukuri, tidak pun sudah biasa. Jadi apapun hasilnya tetap disyukuri dan harus tetap bahagia.

Edy mengaku terjun di dunia hobi, apa pun perannya, bisa membahagiakan dirinya dan orang lain yang ada di sekitarnya. “Jadi kita ngomong ya apa adanya. Hobi itu kan buat kita bisa senang, kalau bisa ya teman-teman lainnya bisa ikut merasa senang dengan keberadaan kita. Ya, jelek-jelek begini, saya juga pengin cari itu yang namanya maslahat.”

JUARA MAHAKARYA BOROBUDUR, KLIK DI SINI

BROSUR & JADWAL PIALA RAJA 2019, KLIK DI SINI

KATA KUNCI: edy ventil mahakarya borobudur piala raja